Ada yg mau cerita ini dalam bentuk Novel???
Coba mana suaranya ☺
..
Pekerjaan yang sepertinya tidak akan pernah ada habisnya. Sasuke sudah benar-benar merasa lelah dengan seluruh pekerjaan yang sejak seminggu yang lalu menyita seluruh waktunya. Tidur pun seperti angin lalu buatnya. Karena agenda pekerjaannya menuntut dirinya untuk segera menyelesaikannya secepat yang ia bisa.
Dengan helaan napas panjang, Sasuke menarik ke dua tangannya ke atas. Merenggangkan seluruh syaraf ototnya yang sudah menegang. Dan setiap hari, mau tak mau ia harus mengkonsumsi dua cangkir kopi pahit demi menyalakan kelopak matanya agar tak terpejam.
Hanya tiga jam waktu yang ia pergunakan untuk memejamkan matanya dari waktu dua puluh empat jam yang ia miliki. Celotehan yang kerap Sakura lontarkan khusus untuknya pun tak bisa mencegah Sasuke untuk berhenti bekerja. Hingga Insomnia menjadi sahabatnya karena ia terlalu memfostir seluruh pikirannya pada satu kegiatan yang hampir menguras seluruh energi yang Sasuke miliki.
Bahkan ketika Sakura dengan sengaja datang ke kantor dan memarahinya karena merasa di nomor duakan oleh setumpuk kertas di atas meja kerjanya, Sasuke tetap membiarkan Sakura berceloteh dengan semua kalimat yang sanggup membuatnya merasa sakit kepala.
Namun tentu saja, semua itu tidak mengubah apapun bahwa Sakura adalah satu-satunya wanita yang ia perbolehkan untuk mengucapkan seluruh kalimat menyebalkan itu untuk dirinya. Hanya dia, wanita yang bisa membuat Sasuke merasa hidup dengan kenormalan yang tidak ia miliki selama ia hidup.
"Sudah?" tanya Sasuke ketika ia tak lagi mendengar suara makian dari bibir kekasihnya. "Lelah?"
Sakura menggerutu dengan tangan bersidekap. "Berapa lama lagi kau akan menghabiskan waktumu dengan selingkuhan sialanmu ini,"
Sasuke terkekeh dengan kalimat yang baru saja ia dengar. Memandang wajah Sakura dan kembali mengulum senyum saat wanita yang paling ia cintai itu kembali menggerutu tentang dirinya.
Sasuke mengakat bahunya, "mungkin dua hari. Entahlah."
Hembusan napas panjang langsung Sakura keluarkan. "Menurutmu, aku boleh pergi sengan Ino besok pagi?"
Sasuke memincingkan sebelah alisnya. Meletakkan bolpoin miliknya dan melaju mendekati Sakura yang sejak tadi berdiri menjulang di depannya.
"Kemana?" Tanya Sasuke. Merangkul pinggang Sakura untuk mendekat kepadanya. Dan menghirup aroma yang paling ia gemari dalam sejarah hidupnya selama ini.
"Pantai?" kata Sakura. Lebih pada sebuah petanyaan daripada sebuah jawaban.
Sasuke mengernyitkan alisnya menjadi sebuah barisan panjang. Kemudian menghembuskan napas panjang saat mendengar kata pantai dan beberapa hal minus lainnya jika wanita yang sedang dalam dekapannya itu akan pergi kesana.
"Apa tidak ada tempat yang lain?" tanya Sasuke yang di sambut dengan gelengan pelan dari Sakura.
"Ino ada pemotretan disana. Dan daripada aku disini dengan menahan kapasitas emosi yang siap meledak, akan lebih baik jika aku ikut Ino."
"Kapan?"
"Besok pagi."
Sasuke harus mengangguk dan menyetujui keinginan keksihnya tersebut jika ia tak ingin melihat wajah kecewa yang terpampang di wajah Sakura. Toh pada dasarnya, ia pun masih belum tentu bisa membawa Sakura untuk menghabiskan waktu bersama jika dirinya masih di sibukkan dengan pekerjaan yang harus ia segera selesaikan sebelum waktunya.
Kening Sasuke menempel di di dahi Sakura. Mengecup hidung mungil itu sejenak sebelum mengambil alih bibir ranum kekasaihnya dengan lumatan yang sanggup membuat Sakura terlena.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need You
RomanceUchiha Sasuke adalah lelaki yang memiliki kontrol emosional yang sangat buruk. Mengalami depresi secara berlebihan pasca di tinggal kekasihnya meninggal. Namun, kehadiran sosok wanita yang hampir memiliki wajah sama miripnya dengan kekasihnya, mampu...