"It is the sweet, simple things of life which are the real ones after all.-Laura Ingalls Wilder"
Thank u, next- Ariana Grande
------------------------------------------------------------Pagi ini bukan pagi yang cerah, hujan rintik-rintiklah yang menyambut seorang siswa yang sedang berada di dalam mobil civic type R putihnya. Tampak orang tersebut sedang berbicara dengan seorang lainnya lewat smartphone di tangannya.
"Ndut, bawain surat ijin masuk ke depan. Gue telat lagi,"
Sementara tangan kirinya menggenggam smartphonenya, tangan lainnya menyisir rambutnya ke belakang. Tindakan inilah yang dapat membuat para siswi yang melihatnya, menjerit di dalam hatinya. Paras tampan seorang Ravarrel Daga Putra Hardiansyah adalah turunan dari orang tuanya, terlebih mamanya.
"Terus gue masuknya gimana? mana yang jaga tank lagi," tank adalah guru PPKn paling tegas, paling menuntut muridnya untuk displin, dan paling galak. Banyak murid yang takut berurusan dengan guru ini, karena sekali salah tetap salah dimata Bu Edina. Sama halnya dengan Varrel, dia malas sekali jika harus berhadapan dengan Bu Edina.
"Yaudah. Ntar gampang."
Saat Varrel memutar lagu yang kesekian melalui smartphone yang tersambung dengan bluetooth mobilnya, lagunya teralihkan dengan smartphoneya yang berdering pertanda ada panggilan masuk. Tertera nama Danica, melihat namanya Varrel sudah menghela nafas. Panggilan itu direjectnya. Danica tidak menyerah dan terus menelpon Varrel. Varrel pun menyerah, diangkatnya panggilan tersebut.
"Good morning baby. Kamu dimana sarapan yuk! aku masih dijalan ini," ajakan Danica hanya disambut keheningan.
"Hey, kamu masih marah sama aku? Jangan diem gitu dong," Varrel sangat muak dengan Danica. Ini sudah hampir seminggu setelah mereka putus, tetapi Danica tidak berhenti mengusik hidupnya.
"Denger ya, Danica Patricia Oetomo. Kita udah selesai, jadi jangan pernah ganggu hidup gue lagi," dan diakhirinya panggilan tersebut. Dari kejauhan terlihat ada siswi yang sedang menurunkan kardus air mineral. Tanpa berpikir panjang Varrel langsung menghampiri siswi tersebut.
"Eh lo telat juga? Lo mau masuk?"
"Iya gue telat, tapi gue udah ijin. Kenapa mau ikut masuk?" Shera Aleya Donini
siswi kelas 11 IPS2 ini tidak tahu menahu bahwa lawan bicaranya adalah seniornya."Hmm.."
"Yaudah lo bawa ini kardus-kardusnya," tidak ada ragu sedikitpun saat Aleya menyuruh seorang senior didepannya ini.
"Lhah kok lo malah nyuruh gue," Varrel disuruh membawa 3/ setidaknya 2 kardus air mineral. Yang benar saja itu sangat berat. Bukan berarti Varrel lemah, hanya saja menggangkat itu sendirian bukan hal yang mudah.
"Yaudah kalo gamau masuk," ucap Aleya sambil berusaha mengangkat 3 kardus tersebut.
'Lebih baik masuk dengan gadis ini, daripada harus dihukum tank' begitu pikir Varrel. "Gak usah sok kuat, gue tau itu berat." berniat membantu membawa sekaligus menumpang. Varrel mengambil alih 2 kadus air mineral dan 1 dibawa Aleya.
"Emang, gue juga tau," dijawab ketus oleh si gadis. Bukan berarti Aleya tidak sopan, hanya saja dia tidak tahu jika Varrel adalah seniornya. Parkiran roda empat terletak di samping sekolah. Hanya butuh beberapa langkah hingga mencapai gerbang. Di depan gerbang sudah ada Bu Edina yang berdiri mencari-cari sosok yang terlambat.
Terlihat dari tatapan Bu Edina sudah meminta penjelasan. "Ini surat ijinnya, Bu. Saya keluar membeli minum untuk kelas saya yang akan bertanding nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Varrelleya
Teen Fiction"Kapan lo peka, hati lo terbuat dari apa sih? Batu?" Suara Varrel memenuhi suasana di dalam mobil yang hening. Varrel adalah salah satu murid yang terkenal disekolahnya. Entah itu karena parasnya, sifatnya, atau posisinya sebagai donatur terbesar di...