22.00 KST
Yoongi masih berkutat dimeja kerjanya, menggigiti ujung pena yang memang sudah banyak bekas gigitan karena kebiasaannya. Wangi kopi diselingi dengan wangi shampoo berbau mint menyebar didalam ruangan berukuran tak terlalu luas itu.
Yoongi menoleh ke sofa dibelakang, mendapati seseorang tidur nyenyak dengan sedikit dengkuran kecil menghiasi ruangan yang awalnya memang sudah mengalun lagu-lagu dari komputer Yoongi dengan volume yang tak terlalu besar. Ia tersenyum mendekati seseorang itu dan berlutut disamping wajahnya, menatapi ukiran indah yang tuhan berikan kepada orang itu.
“bangunlah...bantu aku” lirih Yoongi sambil mengetuk-ngetuk dahi namja itu dengan penanya. Namja itu tak terganggu. Sedikitpun tidak. Waktu latihan menarinya benar-benar telah menguras tenaganya sampai-sampai tidur menganga.
Yoongi belum menyerah, ia mengguncang tubuh namja itu dan memanggilnya, tapi nihil. Namja itu hanya terbangung sebentar dengan gumaman lalu kembali tidur lagi.
“ck” hanya itu yang keluar dari bibir tipis namja manis itu, ia mendekatkan tubuhnya lalu meraih bibir tebal yang sedikit terbuka itu dan menciumnya liar. tak peduli bahwa bisa saja namja itu kehabisan nafas, karena memang itulah tujuannya.
“mmmhhhh” erangan namja tampan itu tak membuat hati Yoongi tergerak. Ia masih saja melumat bibir itu sampai air liurnya sedikit menetes membasahi dagu mereka. Merasa nafasnya tercekat karena seseorang, namja itu membuka matanya mendapati seseorang tengah memangsa bibirnya dengan mata terpejam.
Ia tersenyum, tersenyum licik lebih tepatnya lalu dengan cepat membalik posisi mereka sehingga namja pencuri bibir itu sudah berada dibawah kungkungannya. “dasar pencuri” ucapnya lalu kembali mendominasi bibir Yoongi tak peduli dengan Yoongi yang sudah meronta dibawah tubuhnya.
“jimhhh.....” Jimin melepaskan ciumannya, ia tak setega Yoongi yang tak sedikitpun memberikan waktu untuknya bernafas. Dia butuh Yoongi dude, tidak akan semudah itu ia membiarkan Yoongi mati hanya karena nafsunya.
“licik kau! Kalau sudah bangun kenapa tidak bilang?” Yoongi menggerutu. Jimin memutar bola matanya malas. “bagaimana aku mau bilang kalau kau terus memangsa bibirku? Dasar mesum!” jawab Jimin apa adanya. Yoongi bangun, menyingkirkan tubuh Jimin dari atas tubuhnya.
“aku tidak mesum jim” ucap Yoongi dengan suara beratnya. “lalu apa? Horny-an?” tawa Jimin sedikit mengejek kekasihnya tersebut. “sial kau”
Yoongi bangun, kembali duduk ke kursi kebanggannya dan menggigiti penanya yang membuat Jimin menatapnya heran. Jadi dia dibangunkan hanya untuk melihat Yoongi menggigiti penanya? Masih mending menggigiti penisnya bukan? Kan Jimin merasa tidak rugi dibangunkan oleh Yoongi. Jimin mencebik, mendekati Yoongi lalu mengelus kedua punggung namja itu dengan sayang. “kenapa? Apa yang kau risaukan?” oh ternyata Jimin sadar bahwa namja itu tengah merisau dengan pekerjaannya.
“kukira ini tidak akan cocok dengan comeback kita nanti” jawab Yoongi lalu memplay demonya dan memperdengarkannya kepada Jimin. Jimin menutup matanya, bersenandung kecil karena memang ia sudah sedikit hapal dengan demo yang selalu Yoongi perdengarkan padanya.
“kukira ini sudah cukup bagus, tapi supaya kau tidak kepikiran bagaimana kalau kau berikan demo mu pada Rabbit hyung. Menurutku ia dengan senang hati akan mengoreksinya” Yoongi mendesah pelan. Ucapan Jimin ada benarnya juga. Kadang Ia memang perlu bantuan seseorang untuk menyempurnakan pekerjaannya. Dan memang, hasilnya tidak pernah sedikitpun mengecewakan.