2048 Love

2048 Love

Cast: - Yoon Ji Rae

        - Park Chanyeol

        - Shin Hyo Min

        - Kim Jong In (Numpang Eksis/?)

Disclaimer: Story is MINE, The Cast Belongs to GOD and theirself. Except the OC and the Story is pure from my brain! I’m Not Do a Plagiat in here!

Summary:: Hanya tentang Jirae dan Memorinya tentang game 2048 Puzzle.

A/N: Hai Semua! Dea kembali dengan FF GJ ini. Hahaha, gatau kenapa saya bisa bikin FF kayak ginian. Sebenernya Versi aslinya itu ChanBaek, tapi berhubung banyak yang gasuka Yaoi, jadinya saya ganti jadi Chanyeol x OC, deh ;-;. Jadi, kalau ada merasa janggal jangan dengan ceritanya, saya minta maaf T_T. Syudahlah~ Langsung baca aja, deh :3

Oh, ya, tulisan Italic itu merupakan Flashback, eaa :*

WARNING! : TYPO DIMANA-MANA~ ALUR ANEH, CERITA ANEH, OOC! AU! GJ! NO PLAGIAT!

DLDR! Don’t Like Don’t Read! Happy Reding~

 

-DL-

        “Hyomin-ya?!” Jirae tanpa tau malu pun berseru saat melihat sebuah sosok yang familiar di matanya. Seorang yeoja yang merasa namanya diteriaki dengan tidak lazimnya itu menoleh dan bertapa terkejutnya dirinya melihat Jirae—sahabatnya semasa SMA tengah tersenyum lebar tak jauh dibelakangnya. Yeoja berambut coklat gelombang itu berlari dan menerjang tubuh mungil Hyomin tanpa memperdulikan tatapan aneh pejalan kaki yang lain.

            “Oh astaga Hyo! Kau bahkan tak bertambah tinggi sedikitpun!” Ujar Jirae senang. Hyomin merengut dan segera memukul punggung Jirae yang tengah memeluknya itu.

            “Hey, Nona Yoon, ngaca dulu! Kau bahkan terlihat lebih pendek sekarang!” Seru Hyomin yang tidak terima di sebut pendek. Padahal kekasihnya, Jongin selalu berkata bila dirinya selalu tumbuh setiap harinya.

            “Hahaha. Aku lebih pendek? Apa kabar dengan tinggimu, Hyo?” Tanya Jirae seraya melepaskan pelukkannya pada sahabat lamanya itu. Hyomin kembali mengerucutkan bibirnya kesal.

            “Ish! Kau masih menyebalkan seperti dulu, Jirae!” Ujar Hyomin kesal. Jirae tertawa.

            “Hahaha, lupakan itu, Hyo. Sedang apa dirimu sekarang?” Tanya Jirae yang kini merangkul bahu Hyomin dengan lembut. Mereka berdua berjalan perlahan-lahan entah ke mana.

            “Aku sedang bernafas,” Ujar Hyomin datar.

            “Oh, ayolah, Hyo, jangan begitu!” Ujar Jirae saat melihat muka sahabatnya yang tertekuk itu. sebenarnya terlihat amat menggemaskan dengan bibir cherry itu yang mengerucut, namun, Jirae masih punya hati untuk tidak menertawakan sahabatnya itu.

            “Begitu bagaimana?” Jirae memutar matanya. Oh, sepertinya Hyomin sekarang lebih sensitive dari pada dulu yang dengan senang hati menjadi candaan teman-temannya.

            “Hhh.. Bagaimana bila kita pergi ke kafe dekat SMA kita dulu?” tawar Jirae. Yeoja itu dapat melihat mata Hyomin yang berbinar-binar mendengar perkataan Jirae. Well, Hyomin dulu memang sangat menyukai kafe itu.

            “Baiklah!”  Hyomin dengan semangatnya berseru. Jirae tersenyum tipis. Ternyata mudah sekali untuk mengembalikan senyum seorang Shin Hyo Min.