first

11 4 4
                                    

Hello this is my first story
So check this out

                ^^Happy reading^^

                               ***
                          

Baju lusuh dan rambut berantakan tergambar pagi ini. Mungkin ini akan menjadi hari pertama masuk sekolah yang menyebalkan untukku.

"Ishh hari pertama sekolah malah bikin badmood aja." gumamnya sambil berjalan saat gerbang hendak ditutup.

Teng teng teng..

Bel sekolah berbunyi dan itu artinya semua orang sudah harus segera berada di sekolah. Terutama kami, para siswa baru yang sedari tadi sudah dipanggil untuk menuju koridor.

Kulangkahkan kakiku menuju ke arah koridor, menelusuri setiap lorong yang ada disana .Namun, mataku tertuju pada beberapa orang yang sedang berkumpul.

"Kayanya mereka temen SMPku deh" gumamku.

Aku tidak menghampiri mereka. Karena kupikir lebih baik beradaptasi dengan yang baru, dan mereka terlihat acuh tak acuh terhadapku lagipula aku tidak terlalu dekat dengan mereka.

Mataku mulai berkeliling mencoba menemukan seorang teman yang akan kuajak bicara,mataku terus meneliksik setiap orang yang sedari tadi sedang berlalu lalang didepanku Tapi mataku terhenti pada sesosok pria yang tak asing. Pria yang membuat jantungku berdegup dengan tak wajar. Potret yang selalu kuingat dalam anganku.

"Hah ? Dia ? Lagi ?" hatiku bertubi tubi menanyakan hal yang sama.

Ku memalingkan pandanganku. tapi terlambat, dia telah menatapku. langkah demi langkah itu menuju padaku.

"Ah bagaimana ini? Aku harus bagaimana? Haruskah ku pergi ? Atau tetap disini dan menemuinya? " seruku dalam hati.

Akhirnya dia berada tepat di hadapanku.

" Hai, megan" sapanya dengan senyuman yang terukir manis, sangat manis.

Dia memanggilku. Dengan panggilan itu. Panggilan yang sangat kurindukan. Karena hanya dialah yang memanggilku Megan. Walaupun sebenarnya namaku adalah Radisha putri.

Jantungku berdetak sangat kencang. Sepertinya pipiku mulai memerah. tiba tiba setetes air mataku jatuh.

"Ah terjadi lagi." pikirku.

Lalu segera ku usap air mata di pipiku.

"kenapa megaaaan?" tanyanya dengan raut wajah yang cemas dan memegang pipiku dengan kedua tangannya.

"Ah bagaimana ini. Aku bingung dan pipiku pasti semakin merah." pikirku sembari menatap matanya.

"Tak apa, maaf" ku menjawab dengan singkat lalu aku lari sejauh yang aku bisa.

Oh Tuhan aku tidak menyangka bisa bertemu dengannya lagi.

❤❤
-desti

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Life Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang