Dream

9 5 5
                                    

"Tunggu!! ". Sebuah suara yang menghentikan langkahku, dengan penasaran aku menoleh ke belakang untuk melihat si pemilik suara. Seorang pria tampan dengan mata dan bibir yang Indah. Sangat sempurna dengan gaya rambut yang sangat pas di wajahnya di tambah dengan warna kulit yang cerah dan di sempurnakan dengan style kaos t-shirt dan celana jeansnya. Siapa gerangan dia?  . Aku semakin penasaran dengannya tapi tentu saja ku sembunyikan . Dia berjalan kearahku dengan memamerkan senyum manisnya. Ya ampun!  Bisa Diabetes aku!!  . "Hai" katanya lalu mengulurkan tangannya. Aku melihat ke arah tangannya lalu kembali menatap mata indahnya. Dengan gugup aku mengulurkan tanganku. "Hai" kataku sedikit gugup. 
Tiba-tiba tanpa di sadari ada sebuah mobil yang melaju dengan cepat. Awalnya ku fikir aku akan tertabrak. Tapi dengan sigap dia menarikku dan menyelamatkanku dari mobil itu. Posisi kami sangat dekat . Hampir seperti berpelukan. Tanpa sadar aku memandangi matanya terpesona. Diapun memandangku. Matanya seakan menghipnotisku. Semakin dekat dan semakin dekat denganku. Mungkin ini akan menjadi ciuman pertamaku. Ku pejamkan mataku dan bersiap menerima ciumannya.......

Buukk!!! "Aakkh.. Aaissh.. punggungku. Ckck. Mimpi lagi?  Oh pangeranku kapan kau datang ke dunia nyata ini?  Ngapain di mimpi terus!!  Sekali kali ke rumah kek" dengan kesal aku terus menggerutu dan senyum senyum bahagia mengingat ingat mimpiku.. 

Sambil bersenandung aku bersiap ke kampus. Oh ya!  Sorry aku lupa perkenalkan diri. Namaku Laura Brams , aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Makassar, South Sulawesi. Umurku sekarang 18 tahun dan kuliah semester pertama jurusan Administrasi. Menurut pendapat teman-temanku aku Cukup pintar, menarik, cantik, dan ceria. Hehehe..  Bukan memuji diri sendiri yah.. 

Dengan memakai t-shirt putih dan rok mini hitam serta sepatu putih dilengkapi tas mini aku berangkat kuliah. Oh ya aku kuliah di salah satu universitas swasta. Yah mungkin karena keluargaku juga terbilang kaya dengan aset perusahaan yang ada di mana-mana. Eettss..  Bukan berarti aku manja dan sombong dengan itu semua. Aku terbilang mandiri. Seperti sekarang ini aku lebih memilih hidup sendiri di apartemen dan mengendarai sepeda motor merah bermerek fino ke kampus. Bukan karena tidak memiliki rumah hingga aku tinggal di apartemen, kami memiliki rumah utama di Makassar namun aku hanya akan ke sana saat bosan di apartemen, ingin mengadakan party, ngumpul bareng keluarga dan kangen sama orang rumah. Tapi sudah beberapa Bulan aku tidak kesana karena kedua kakakku dan kedua orang tuaku sangat sibuk dengan bisnis mereka. Jadilah aku sendiri.

Tanpa sadar aku sudah sampai di Univ. Aakkh..  Bakalan rame banget deh nih hari soalnya dosen pasti nggak datang lagi karena lagi cuti hamil. Dan sekarang kabarnya asistennyalah yang akan mengajar kami. Otomatis objek ngerumpi hari ini adalah asisten dosen!

"Lauuraaa" . Haddeh Cempreng banget tuh suara. Tiada lain pemilik suara itu adalah sahabat gue. Ainun. Entahlah. Suara dan namanya sangat tidak singkron.

"Laura. Lo lama banget sih. Mimpi lagi yah? " kata Ainun dengan nada mengejeknya . "Yaah..  Mau bagaimana lagi, pangeranku itu memang selalu ada di mimpiku"kataku memuji-muji prince. Yaah. Nama panggilan untuk pria yang ada dalam mimpiku. My Prince..

"Pangeran palelu!! " . Dengan semangatnya Ainun menjitak kepalaku dan berlari. Aaakkh.. Tanpa aba-aba aku mengejarnya "tunggu. Awas ya lo"... Ainun dengan keahlian larinya yang luar biasa telah jauh di depanku. Tentu saja aku tidak ingin kalah. Aku terus berlari sekencang mungkin mengejarnya. Tanpa sepengetahuanku seorang pria tinggi dan tegap keluar dari ruang kelas management. Oh Shit!!  Aku menabraknya. Dan lagi lagi ku kira aku akan jatuh dengan keras ke lantai. Tapi..  Kok..  Eh..  Kok lantainya empuk yah...  Ku buka mataku perlahan...

Ya ampun matanya!!!  Mata hitam Indah itu, ya tuhan bibirnya!! Sangat penuh dan menggoda. Eehh!! Kayaknya familiar banget.. 

"Heeii turun!!"  Suara itu!!  .aku masih saja mengingat ingat siapa gerangan yang sangat familiar ini ..

Kamu tuli yah?  Turun. Tangannya yang kuat mencengkram kedua lenganku. Menyadarkan ku dari lamunan bodohku...  Ya ampun apa yang ku lakukan??  Dengan cepat aku bangun dan meminta maaf...

"Ma.. Maaf" kataku gugup. Dia seperti jengkel atau bahkan dia risih? 
"Kamu itu udah masuk ke universitas! Bukan anak Sd lagi. Ngapain lari-lari ? Kalau mau lari di lapangan sana. " katanya dengan nada sedikit tinggi.. 
"Iyya iyya maaf" kataku mengulurkan tanganku berniat meminta maaf...  Dia melihat tanganku sekilas lalu mengabaikannya dan pergi meninggalkanku..

"Songong banget sih!! " aakkhh..  Kesal rasanya. Akupun menuju ke kelasku. "Ya ampun aku bisa telat".aku mempercepat langkah ku.
Untungnya aku sampai di kelas sebelum pelajaran di mulai. "Maaf pak saya terlambat ".kataku sopan melihat punggung asisten dosen itu sedang menulis. Mungkin menulis namanya. "Hmm silahkan masuk"katanya tanpa menoleh. Akupun langsung duduk di samping Ainun..

"Dasar lamban"ejek Ainun. Merasa menang dia. Ck.
"Lain kali aku nggak bakalan kalah" . "Oh ya?  Kalau kalah lagi gimana? " . "Nantangin? " tanpa sadar aku mengeraskan suaraku. "Sssttt..  Ainun memperingatkan ku " .."uppss..  Maaf".

Tanpa sadar aku memandang ke arah depan melihat asisten dosen itu. Hah?  What the?  Diakan yang tadi!! 
Waah ganteng juga, kulitnya putih bersih . Lagi lagi mata itu. Aku terus menatapnya. Diapun begitu. Bedanya aku dengan kekagumanku dan dia dengan rasa jengkelnya. Waah. Bisa bahaya nih kalau dia jengkel, ntar nilaiku jadi eror.
"Baiklah perkenalkan nama saya Edward bloom. Mulai hari ini saya akan mengajar kalian menggantikan ibu Fani untuk beberapa Bulan ke depan. Ada pertanyaan? " katanya ramah di sertai senyuman semanis madu. Ya ampun diabetes dah liatnya.  Tentu saja semua mahasiswi dalam kelas sangat bersemangat dengan dosen baru mereka yang super kece ini.

"Kami manggilnya kakak, pak, atau oppa? " tanya Aurel temanku yang nggak bakal ketinggalan saat momen momen seperti ini. Mendengar itu seisi kelas tertawa begitupun Edward. Aahh manisnya.. Kopi pait mana kopi pait. Lama lama diabetes beneran.

"Panggil saja kak Edward . Ada lagi? " "kk udah punya pacar belum? " tanya yang lain yang lagi lagi mengundang tawa..
"Pacar?  Umm dilarang bertanya masalah pribadi"jawabnya dengan di barengi senyuman..
Aaaahhh..  Suara kecewa mahasiswi yang keinginan tahuannya tidak terpenuhi membuatku geli dan tertawa. Tanpa disengaja mata kami bertemu lagi. Dan sama sama tertawa geli. Dug dug dug!!  Perasaan apa ini?  Dengan cepat kami saling memalingkan muka.

"Baiklah sudah selesai perkenalannya. Mari kita memulai pembelajaran. "   semua bersemangat mengikuti pelajaran sampai pelajaran berakhir.
"Baiklah cukup sekian hari ini. Sampai jumpa di hari berikutnya. Selamat siang" pak Edward mengakhiri pelajaran dengan senyuman manis yang melelehkan hati para mahasiswi.

the boy in my dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang