Hurt

79 2 1
                                    

Di sarankan membaca sambil dengerin lagu

Cristina arguillera-hurt

Jangan sampe ngga. Itu lagu pas banget buat story ini. Karena aku ambil kisahnya dari lagu itu.

And sorry kalo banyak typo bertebaran. Cerita masih abal banget. Karena ini oneshoot pertama aku. Maaf ceritanya ngga ngena.

Ok sip, silakan di baca.

pagi ini aku masuk sekolah baru. Ini adalah tahun ajaran pertama untukku. Aku pergi sendirian dengan berjalan kaki karena sekolah memang--menurutku--agak dekat dengan rumahku. Ini tahun ajaran SHS yang pertama dan kelas pertama, lingkungan disini juga yang pertama bagiku. Aku melihat papan madding yang tertempel pengumuman kelas yang akan di dapatkan. Setelah aku tahu kalau aku mendapat kelas A, aku langsung mencari kelas itu dan setelah menemukannya aku langsung masuk ke sana. Di sini begitu ramai dengan murid baru yang sedang berkenalan satu sama lain atau kegiatan yang lainnya. Aku memilih duduk di bangku pojok paling belakang dekat jendela.

Tiba-tiba saja aku merasa bangku yang ada di sebelahku diduduki orang. Aku meliriknya sekilas, di sampingku sudah ada seorang laki-laki.

"hai, tidak papakan kalau aku duduk di sini?" tanyanya tiba-tiba.

"hmm."aku menjawab dengan deheman kecil, dengan pandangan yang masih ke depan. Aku sama sekali tidak berminat berbicara dengan orang-orang di sini apalagi berteman, tidak dalam kamusku.

"aku justin, justin bieber." tanyanya lagi sambil mengulurkan tangannya.

"Jessica." Lagi-lagi aku menjawab dengan singkat, masih dengan pandangan menghadap ke depan. tangan yang cowok itu ulurkan tidak aku tanggapkan, cowok yang mengaku namanya justin itu menarik lagi uluran tangannya saat tau aku tidak akan menyambutnya. cowok di sebelahku ini terlihat begitu ramah, dan baik.

"aku tahu."

Aku tidak tahu dia menunjukan ekspresi apa, yang pasti aku benar-benar tidak berminat untuk melihatnya. Guru pun akhirnya datang. Setelah itu kulihat sekilas justin sudah mengalihkan pandangannya dariku menuju ke depan.
*****

Istirahat pun akhirnya tiba, orang-orang yang ada dikelas tadi berbondong-bondong untuk keluar kelas. Setelah yang lain keluar, tinggalah aku dengan......justin?

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik

Ugh, aku tidak tahan lagi berdiam diri seperti ini, kuputuskan untuk mengeluarkan ipod ku, saat ku dengar dia berbicara yang membuat aku kaget.

"aku suka dengan ekspresimu." Akunya. Dia begitu.....blak-blakkan, dan jujur?

Aku tidak tahu dia jujur atau tidak, dan aku tidak perduli.

Kulirik dia, dan aku lihat dia tersenyum kepadaku.

"kau tidak ingat aku? Dulu kita satu sekolah saat JHS, satu kelas malahan. Ah ya, aku lupa kalau kau begitu tidak perduli akan sekitarmu."

Aku mengerutkan dahiku, apakah dia tahu? semoga. Dia tertawa. Kenapa dia tertawa?

"hahaha, kau lucu sekali. Aku menyukaimu. Hahaha." Ujarnya masih tertawa sambil mencubit kedua pipiku. Aku melotot saat dia mencubit pipiku, dan mendengar dia mengatakan kalau dia menyukaiku. Astaga, dia ini gila ya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang