*****
Sejak awal hingga selesai sarapan, tidak ada obrolan yang keluar dari mulut Wendy maupun Chanyeol. Wendy yang fokus memakan sarapannya sedangkan Chanyeol fokus memperhatikan Wendy.
Canggung. Itulah yang mereka berdua rasakan. Atau mungkin hanya Wendy yang merasakannya karna Chanyeol nampak santai saja dalam kediaman ini. Dalam hati, Wendy merutuki keputusannya tadi untuk membiarkan Chanyeol menemaninya sarapan.
"Chanyeol-ssi" panggil Wendy memecah keheningan. Chanyeol hanya diam dan menatap Wendy seakan bertanya mengapa.
"Aku sudah selesai makan dan sekali lagi terimakasih atas makanannya. Bisakah kau pulang? Aku harus bekerja" ucap Wendy to the point.
Chanyeol mengangguk, "Baiklah"
Ia pun merunduk pada Wendy dan berjalan keluar ruangan. Wendy pun hanya berdecak heran. Sikap pria tinggi berwajah datar itu membuat Wendy bingung dan geram namun juga penasaran. Chanyeol bisa semudah itu datang dan pergi tanpa basa basi.
Bersamaan dengan tertutupnya pintu ruangan Wendy, terdengar pula bunyi panggilan masuk dari handphone Wendy. Terlihat nama Seulgi yang menelfonnya. Wendy tersenyum dan langsung menerimanya.
"SEULGIIIIIII!!" ucap Wendy semangat. Pasalnya semenjak pesta pernikahan Seulgi dan Sehun beberapa hari lalu, mereka belum saling berkomunikasi.
'Yak! Wendy! Kau membuatku terkejut'
"Aku merindukanmu"
'Aish! Tidak biasanya kau semanis ini padaku'
"Ya ya ya. Terserah kau saja lah. Aku sibuk. Ku tutup dulu ya"
'Hahaha kau merajuk wan-ah? Kekanakan sekali'
Wendy tertawa kecil, "Bagaimana bulan madu kalian, hm?"
'Tidak penting'
Jawaban Seulgi yang berubah serius membuat Wendy heran, "Ha?"
'Keadaan kau yang lebih penting, Wendy'
"I'm fine"
'Jongin yang memberitahuku tentang Yoongi'
"Kapan kau akan pulang, Seul?" balas Wendy mengalihkan pembicaraan. Terdengar Seulgi menghela nafasnya pelan.
'Baiklah, siang ini aku pulang. Nanti malam aku menginap di apartemenmu, ya?'
"Tidak perlu Seul, kau........"
'Tidak ada penolakan, Seungwan'
Wendy terdiam saat Seulgi memotong pembicaraannya. Ia tidak bisa membantah. Ia pun menganggukan kepalanya walaupun tahu Seulgi tidak dapat melihatnya.
"Baiklah. Hati-hati Seulgi. Titip salamku pada Sehun, ne?"
'Iya, Wen'
Sambungan telfon mereka pun terputus. Wendy memejamkan matanya untuk menenangkan pikirannya. Beberapa menit kemudian terdengar suara ketukan pintu ruangannya.
"Silahkan masuk!" ucap Wendy cenderung berteriak.
Suara ketukan tersebut berhenti namun tidak ada tanda-tanda pintu itu akan dibuka. Wendy pun memutuskan untuk membukakan pintu itu dan melihat orang yang mengetuk pintunya.
Wendy tercengang. Jantungnya mulai memompa dengan cepat. Bibirnya pun tidak mampu mengucapkan kata. Berada di jarak sedekat ini dengan Yoongi membuatnya sangat amat terkejut.