*di tap mulmednya di atas yagesya*
24 Desember 2016
The way to love me isn't hard, just hold me tight like you are now..
"Ayo kita akhiri." Lirih seorang gadis, terdengar begitu parau menahan isakan yang hampir keluar dari bibir tipisnya.
Kedua tangannya saling bertautan, menatap kosong tanah yang tertutup salju basah, terinjak, terkotori oleh velvet boots yang dikenakannya.
Tepat 2 langkah di hadapan, seorang pemuda menatapnya dengan tatapan sendu.
Bergeming, dengan kedua telapak tangan dimasukkan ke dalam saku coat yang ia kenakan."Memang seharusnya diakhiri." Jawab si pemuda bersurai madu itu, berusaha untuk tetap tenang meski ribuan rasa berkecamuk di hatinya. "Kau akan menemukan yang lebih baik dariku."
We don't know what will happen to us later..
"M-maaf, maafkan aku menahanmu."
Bila dilihat lebih teliti, bahu sempit gadis itu bergetar.
Napasnya tercekat, tak kuasa menahan rasa sakit yang kembali menghujam tepat di hatinya.Lelah.
Ia sudah terlalu lelah menghadapi rumitnya hubungan yang dijalani.
Sudah mencapai batas dimana ia masih bisa bertahan.Setitik air mata lolos jatuh menghantam tanah, bercampur dengan tumpukan salju yang perlahan menebal.
Pucuk hidung bangirnya semakin memerah, masih menahan isakan, juga rasa dingin yang menusuk tulang."Baiklah, ayo akhiri." Pemuda itu menarik sebuah cincin di jari manis kirinya, melemparnya begitu saja sembarang arah. "Maafkan aku."
Tahu, tentu saja ia tahu gadis dihadapannya menangis.
Namun ia berusaha untuk tidak peduli, karena ada seseorang yang telah menantinya di ujung jalan.
Pergi begitu saja meninggalkannya sendiri di tengah keramaian kota di malam natal itu, tanpa sekalipun menoleh ke belakang.But I like that nothing's decided..
***
31 Desember 2011
"Jadi, maukah kau menjadi kekasihku ?"
Who cares what others say?
We can't live without each other, so what's the problem?"A—apaa ?"
Gadis bersurai hitam gelombang itu tertunduk malu dengan kedua pipi yang bersemu merah, karena mendapat kejutan manis dari seorang pemuda tampan yang menjadi sahabatnya selama 2 tahun terakhir itu.
Tepat di hari kelulusan sekolah tingkat akhirnya, pemuda itu mengungkapkan perasaannya.
Perasaan yang terpendam ternyata berbalas.
Sebuah cafe bernuansa klasik yang sepi pengunjung menjadi saksi bisu dimana kisah kasih itu dimulai.
We can be more in love together
***
Malam itu suhu kota Seoul berada di titik terendahnya.
Angin bertiup kencang, seiring dengan butiran-butiran salju yang turun begitu deras.