Baekhyun

648 88 48
                                    



Prologue










Bisa dibilang aku orang yang suka terlambat.

Suka terlambat bangun, terlambat makan, terlambat membalas pesan yang sudah berjam-jam masuk ke hp ku, terlambat mengantar ibu berbelanja dan tentu saja yang paling sering adalah terlambat datang ke sekolah.

Semua orang sampai terheran-heran, mereka berfikir apakah aku semalas itu ? Tentu saja tidak.
Berani mengatakan aku anak pemalas ? Akan kutampar mulut bajingan itu.

"Baek, antar ibu sebentar ke supermarket, ibu mau beli rum, buah kelapa, keju dan cherry."

"Sebentar bu, ini juga lagi siap-siap, bu bisa tolong carikan kunci motor tidak, hyung lupa meletakkan nya."




.
.
.
.
.
.
.
.








Baekhyun's Pov



Aku dan ibuku hanya tinggal berdua, karena ayah dan adik laki-laki ku satu satunya telah lebih dulu meninggalkan kami berdua.......

Kembali kepangkuan TUHAN

Terpuruk ? Kami merasakannya lebih dari yang orang lain rasakan :)
tapi sungguh, kurasa aku sangat bahagia sekarang, senyum ibuku itu lebih dari apapun di dunia ini, cukup dengan senyuman itu aku bisa sebahagia itu, hingga detik ini.

Pacar ? Sepertinya aku tidak butuh yang namanya pacar, menurutku hanya buang buang waktu saja.
Terlalu banyak menebar janji, melemparkan pujian kekaguman,
mengucapkan kalimat gombal.

Cihhh......

Picisan.

Ada satu Tradisi dirumah kami yang menurutku...............
entahlah aku bahagia melakukan nya walaupun aku merasa kosong dan bodoh  saat melakukan itu.

Menyebut diriku sendiri "hyung" didepan ibuku setiap kali aku berbicara dengan wanitaku itu, bukan tanpa alasan aku melakukannnya.

Flashback

Byun Baekhan.
Adik laki laki ku yang meninggal karena sakit typhus 8 tahun yang lalu, baekhan benar benar malaikat kecil untuk ku dan ibu.

Ayah meninggal karena penyakit gagal ginjal yang diderita beliau selama beberapa tahun, saat itu aku berusia 10 tahun dan baekhan baru berusia 2 tahun. Ibu sangat terpukul atas kejadian itu, bukan hanya karena tidak ada lagi yang membiayai kami bertiga, tapi juga karena rasa cintanya untuk ayahku yang begitu besar, kurasa waktu itu ibu hampir gila karena berhari-hari hanya duduk dan menangis didepan pigura ayah, sesekali meracau tidak jelas dan meratapi nasib kami.

Hanya baekhan yang bisa membuat ibuku sadar, kalau hidup kami tidak harus berhenti sampai disini karena tidak adanya seorang kepala keluarga, dalam masa pemulihan itu kami benar-benar saling menguatkan satu sama lain, usia anak seumuran baekhan memang lagi lucu-lucunya saat itu dan yah.....
itu benar benar membuat segalanya menjadi lebih baik.

Dulu

Setiap hari Sepulang sekolah aku langsung menjemput baekhan ditempat penitipan anak,
lalu pulang kerumah dan mengurus si kecil ini, bermain, memberi makan, menidurkan dan memandikan kesayanganku ini sembari menunggu ibu pulang berkerja.

Coffee - Hot or Cold ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang