Kehilangan amat ku benci. Karna
Itu, mengubah cerita Indah menjadi kenangan.____________________________________
Hai kenalkan aku adalah Arkana Prasti Dwivianzah. Ini bagian cerita dari cerita-cerita hidupku. Tak ubahnya seperti kisah insan lainnya, semua pasti bertemu dg cerita yang dinamakan " Cinta " . Dimulai dari waktu yang rentan usia muda. Semua nya berawal dari takdir. Kehilangan merupakan bagian dari perpisahan yang amat ku benci. Bagaimana tidak? Ia memisahkan ku bukan hanya dengan orang yang ku sayangi tetapi, juga dengan cerita cerita yang menurutku sangat Indah. Yang setelah kejadian " kehilangan " itu berubah sebutan menjadi " Kenangan" .
****Pagi yang indah hari ini. Bagaimana tidak , ini hari pertama ku masuk sekolah yang baru. Ya, aku pindah sekolah dikarenakan ayahku tlah tiada ditambah lagi kakak ku yang bekerja diluar kota. Sedangkan ibuku juga harus dituntut melanjutkan hidup selanjutnya seusai kehilangan suaminya. Awalnya ibuku bingung bagaimana menghidupi anak-anak nya. Aku 5 bersaudara, namun yang tinggal dari kecil bersama kedua orang tuaku hanya kakakku yg bernomor 1 dan aku saja. Sisanya mereka diasuh oleh tetangga dan saudara jauh karna alasan tertentu. Ia sementara waktu melanjutkan pekerjaannya dengan
Ayahku dulu sewaktu masih hidup. Namun, lambat laun pekerjaannya tak membuahkan hasil yang signifikan. Hasil kebanyakan adalah beberapa hutang yang jumlahnya sampai belasan juta rupiah . Entahlah aku pun tak tau kemana dan untuk apasaja uang sebanyak itu. Aku hanya takut aku yang menjadi alasan dibalik itu semua. Hingga pada akhirnya, ibuku memutuskan untuk bekerja menjadi pembantu rumah tangga di luar Pulau Jawa. Sedangkan kakak ku gajinya tak sampai untuk makan kami bertiga karena ia bekerja awal niatnya untuk anaknya yang tinggal dengan bapaknya setelah bercerai. Sehingga pada waktu kenaikan kelas 2 smp, aku dipindahkan ke sekolah smp di pedesaan. Ya pedesaan terpencil yang untuk mencapai sana membutuhkan waktu tenaga dan menghabiskan uang yang tak sedikit karena jauh dari perkotaan. Berada di daerah provinsi.
****Suasana dingin menyelimuti hari pertama kedatanganku disekolah ini. Aku menunggu cukup lama karena kepala sekolah yang masih belum sempat menandatangani surat penerimaanku namun sudah disetujui lewat surat singkat satunya belum datang. Aku merasa takut dan malu jika bertemu dengan siswa lainnya karena mereka belum mengenalku. Ibuku, berkata " Sudah tak usah cemas, pasti akan baik-baik saja. Semua sekolah sama nak. "
Hingga pada akhirnya datanglah wakil kepala sekolah ku yang bersedia menandatangani surat penerimaanku. Dan aku dikenalkan dengan temanku yang bernama Dewa dia dari Pulau Kalimantan yang juga pindah kesini karena ayahnya dipindah-tugaskan disini, Kab. Malang.
Sepertinya kami akan satu kelas. Dan ya, guruku walikelasku yang baru pun datang memperkenalkan diri mempersilahkanku dan Dewa untuk ikut dibawa ke kelas yang akan kami tempati setahun kedepan. "Bu anak ibu akan baik-baik saja. Tak usah khawatir dia sudah saya anggap seperti anak sendiri. Jadi kalau ada apa-apa disekolah, saya yang mengatasinya" kata pak guruku . "Iya pak terimakasih sekali jika seperti itu" jelasnya sambil tersenyum bangga kearahku. "Sudah tak apa . Yang rajin ya sekolahnya. Ibu pulang ya . Nanti ibu jemput. " jelasnya sembari kucium tangannya . Dan dengan segera ku ikuti langkah kaki pak guru serta Dewa yang berada diseberangku. Kami dibawa kekelas yang berada dipojokan. Tak ubahnya seperti kelas lainnya sama saja. Lalu kami masuk dan untungnya kami berdua diperkenalkan bukan memperkenalkan. "Anak-anak jangan suka membeda-bedakan, semua itu sama ya" jelasnya diakhir perkenalan. Lalu aku tersenyum seusai itu aku disuruh duduk dibangku paling depan bersama dengan wanita yang bernama Diana. Ia sama seperti yang lainnya ketika bertemu diriku mereka hanya melihat saja. Lalu , seusai ditinggal pak guruku ke ruang guru, jabatan tangan banyak yang kuterima dengan senang hati aku memperkenalkan diri sebaliknya pun juga. Oh tuhan aku tak tahu dibalik wajah mereka tersimpan rahasia perasaan apa aku tak tahu . Yang kuharap mereka benar- benar tulus berteman seperti yang lainnya. Nyatanya berbeda dengan kelihantannya. Dan ternyata cerita pun dimulai...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah tentang Sahabat
Non-FictionSahabat. Tingkatan paling atas menurutku. Namun, ekpetasi diri tak sesuai realita - Nya. Tidak semua yang ber - " sahabat " dg kita selalu jujur pada kita . Dan nyatanya, masih saja terkhianati oleh tingkatan paling atas. Kau percaya dg pengkhianat...