Bagian 1 : Kembali Ke Masa Silam

277 14 1
                                    


" Oliviaaa!!!! " teriak seorang wanita tua dari arah belakang.

" Ada apa mama?? " saut Olivia kepada wanita yang ia sebut dengan Mama.

" Dimana kamu letakkan Tuhan Yesus? Sepulang dari gereja kamu yang membawanya kan sayang? "

" Iya mah, Patung Tuhan Olivia tinggalkan di jalan pas tadi membeli lilin " jawab gadis berusia 9 tahun sambil meringis.

" Oh Tuhan.. kenapa ditinggalkan disana putri kecil mamah.. Lantas nanti bagaimana kita berdoa? Rumah kita tidak akan diberkati kalau tidak ada Tuhan di dalamnya "

" Mah.. Tuhan pasti pulang kok, Oliv percaya.. Jadi tak perlu khawatir mah.. "

" Semoga Tuhan memberkati kita semua "

.
.
.
.
Gubrakkk grusukk tak tak grruukk

" Ayah...? "

" Ada apa Oliv? Ayah sedang sibuk sekarang "

" Ayah sedang apa ? "

" Ayah sedang mencari patung Tuhan, karena kemarin kamu yang meninggalkannya dipinggir jalan bukan? "

" Hehe maafkan oliv yah :) "

Ting.. tong.... ting....tonggg
( bunyi bel rumah keluarga Benetta )

" Oliv, ayah akan segera kembali " segera laki laki berkacamata dan berpostur tubuh tinggi berlari. Kemudian membuka pintu rumah yang terkunci.

" Selamat siang Pastur Samuel. Apakah benar ini Patung Tuhan milik anda? " tanya seorang lelaki yang bertamu kerumahnya.

" Puji Tuhan. Benar sekali.. Terimakasih, maafkan putri ku dia masih sangat kecil untuk bisa memahami makna Tuhan. Sekali lagi terimakasih " Sahut Samuel sambil menundukkan badannya seakan memberi hormat

" Syukur kalau begitu. Saya pamit pergi dulu pastur.. selamat siang "

" Iya iya, terimakasih.. Tuhan memberkati "
~
" Ayah " Panggil Oliv yang sedari tadi berdiri dibelakang sang Ayah.

" Oliv? Mengagetkan ayah saja. Ada apa lagi sayang? "

" Oliv ingin menjadi seperti ayah, menjadi umat yang taat terhadap Tuhan bapak, tuhan ibu dan tuhan anak. Oliv ingin kelak menjadi hamba yang bermanfaat bagi orang lain. Oliv percaya Tuhan benar adanya, buktinya Patung yang Oliv tinggalkan dipinggir jalan dengan kehendak Tuhan, Patung itu bisa pulang kerumah.. "

" Sungguh mulia impianmu itu nak, semoga Tuhan selalu memberkatimu " Ucap sang ayah sambil mencium kening putri nya.

Mulai saat itu, tertanamkan hati Olivia untuk menjadi umat yang taat kepada Tuhan. Setiap minggu pagi selalu ia membantu ayahnya membersihkan gereja. Selalu mengikuti Misa dan duduk di kursi paling depan.

Pastur Samuel, merupakan seorang pastur gereja terbesar di kota. Lelaki berkacamata yang belum terlalu tua itu menjadi pimpinan gereja terbaik. Bahkan tak jarang ia mendapatkan gelar dan penghargaan atas keberhasilannya.

______________

" Assalamualaikum.."

" Waalaikumussalam warohmatullahi wabarakatuh , Ahlan wa sahlan ustad. Mari mari silahkan duduk " sapa seorang lelaki tua berjenggot putih dengan tasbih ditangannya

" Terimakasih kiyai, begini saya jauh datang dari desa ingin bertemu dengan anak saya Hannan, apakah dia ada kiyai? " tanya Abi Husein

" Ada ada, dia baru saja pulang . Saya suruh membersihkan kandang ayam karena dia tidak ikut sima'an melainkan tidur dibawah menara masjid tadi malam. Ali.. tolong panggilkan Hannan kesini" Jawab Kyai Mas'ud dan meminta tangan kanan nya yang juga seorang santri untuk memanggil Hannan.

" Aduh, maafkan putra saya kyai, memang Hannan selalu saja seperti itu. Makannya saya memasukan dia ke Pondok Pesantren supaya kelak dia akan menjadi pemuda yang dapat dibanggakan "

" Amin amin.. tidak apa apa ustad, saya senang. Di usia nya yang masih 9 tahun Hannan termasuk anak yang pintar, cepat faham dalam belajar. Nah itu dia datang "

" Assalamualaikum.. Abah kyai memanggil saya? " Tanya pemuda kecil berpeci hitam bersarung kotak abu

" Iya nak sini duduk, ada Abi mu datang "

" Abi... Hannan rindu abi.. " Hannan memeluk abi nya dengan erat seraya meneteskan air mata.

" Abi juga rindu.. kamu sehat? bagaimana setoranmu? Sudah hafal berapa juz? "

" Satu juz pun belum Hannan hafal abi.. masih dalam tahap juz amma saja "

" Baiklah, lulus MI harus sudah hafal minimal satu juz, oke anak abi. Semangat!! "

" Oke bi, Hannan kembali lagi ya masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan. Permisi bi, salam untuk Umi, "

" Hannan, tunggu sebentar.. " Panggil Kyai Mas'ud

" Iya bah? "

" Tolong antarkan ini ke rumah Umi Sayidah , bilang dari Abah untuk cucu abah Fatimah " sahut Kyai Mas'ud sambil memberikan bingkisan kepada pemuda kecil di depannya.

" Baik bah, Hannan jalan dulu Assalamualaikum.. "

" Waalaikumussalam warohmatullahi wabarakatuh " jawab Abi Husein dan Kyai Masud bersama.
.
.
.
Sepanjang jalan Hannan hanya memanjatkan Dzikir & Sholawat . Ya memang rumah Umi Sayidah tidak terlalu jauh dari gerbang utama pondok pesantren jadi hanya perlu berjalan kaki untuk bisa kesana.

Sekitar berjalan kurang lebih 200 meter, tanpa sengaja sesuatu menabrak Hannan.

-- Bruuukkkk--

" Eh maafkan aku, aku sedang buru buru " Saut gadis berambut pirang berkulit putih keturunan China yang tadi tanpa sadar telah menabraknya.

" Tidak apa.. " Jawab Hannan sambil membantu merapikan barang bawaan yang terjatuh.

" Terimakasih ya, oh iya nama aku Olivia, kalau kamu? "

" Namaku..... " ter-po-tong😑

" Olivia cepat!! " teriak seoramg wanita dari arah jendela mobil di sebrang jalan.

" Iya sebentar.. hey aku tinggal dulu ya, ibuku memanggil.. dah... sampai ketemu lain waktu "

Hannan melanjutkan perjalanan. Beberapa menit kemudian, sampailah ia dirumah Umi Sayidah. Kemudian memberikan bingkisan yang diberikan Abah kiyai kepada Fatimah.

" Umi, maaf Hannan harus buru buru kembali ke ponpes. Permisi.. Assalamualaikumm "

" Loh kok buru buru sekali nak Hannan.. iya sudah sampaikan rasa terimakasih umi kepada abah ya..
hati hati dijalan.. Waalaikumussalam "

MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang