[25] Kejatuhan -repost-

24.2K 2K 17
                                    

A/N: fericire gue eror. kalo berkenan vote lg, makasi banget {}

==========

Byurr. Blup. Setelah mereka menceburkan diri ke dalam danau, Lica masih saja menutup matanya dengan keras seraya menahan napas. Tangannya menggenggam erat jemari Duff, meminta perlindungan agar ia tak tenggelam.

“Sayang,” panggilan Duff tak membuat Lica membuka matanya.

Duff terkekeh melihat Lica yang menggembungkan pipi—menyimpan udara di dalam mulut. Mata Lica masih tertutup dengan keras seakan berkata, “Jangan berani buka mataku!”

Bibir Lica yang mengerucut lucu membuat ide jahil terlintas di kepala Duff. Cowok itu memiringkan tubuhnya seraya mendekati wajah Lica. Senyuman Duff terlihat ketika wajah mereka terlampau dekat.

Dengan gerakan cepat, Duff mengecup bibir Lica lalu berbisik, “buka matanya dong.”

Beberapa detik setelah Lica menyadari ada sesuatu yang lembut dan lembab menyentuh bibirnya, mata gadis itu terbuka lebar. Membulat mendapati Duff yang berjarak kurang dari satu centi darinya.

“Jangan deket-deket!” pekik Lica sambil mendorong Duff menjauh.

Duff hanya bisa tertawa melihat Lica yang kebingungan dan panik. Dia menunduk dan menepuk-nepuk pipinya yang memerah.

Eh? Lica mengerjapkan mata sekali ketika sadar dirinya tidak berada di dalam air. Matanya menatap sekitar, memperhatikan pepohonan dengan warna-warna cerah seperti di negeri dongeng. Beberapa hewan terlihat menyembul dari balik semak kemudian berlari menjauhi mereka ketika sadar diperhatikan.

 “Ini dimana?” Lica menatap Duff dengan kening berkerut.

Sejak mereka menceburkan diri ke danau, mata Duff sama sekali tidak berkedip barang sedetik pun. Dia melihat dengan jelas ketika mereka berdua masuk ke dalam air, tubuh mereka seperti melompat di atas tanah.

Saat permukaan air menyentuh mereka, air danau menguap lalu berubah dan menyebar menjadi serpihan biru—sama persis dengan serpihan yang menyembuhkan luka dia dan Lica. Entah apa yang terjadi, tapi yang jelas mereka sama sekali tidak basah.

“Duff?” Panggilan Lica membuat Duff mengerjapkan mata. “Kamu kenapa diem aja?”

Duff menoleh, mendapati Lica dengan flower crown di kepala. Gadis yang selama ini selalu dipuja oleh Duff terlihat sangat cantik dengan mahkota yang terbuat dari bunga sakura itu.

“Kamu kapan bikinnya?” Duff mendekat, namun segera terhenti ketika ada sesuatu yang mendarat di kepalanya. Tangannya meraba-raba dan bergumam, “ini apa?”

Flower crown,” jeda Lica seraya tertawa kecil. “Sama kayak punyaku.”

Kepala Lica berputar mencari kumpulan burung kecil yang tadi memakaikan flower crown ke kepala mereka. Burung kecil ini transparant seperti air, hanya bisa terlihat saat pikiran fokus. Belum sempat Duff melihat burung itu, ada angin yang berhembus kencang hingga membawa flower crown yang dipakai mereka terlepas.

Kelopak bunga sakura berputar seirama dengan hembusan angin, namun kembali menjadi kumpulan bunga saat angin itu berhenti. Setelahnya, terdengar suara yang mengejutkan mereka.

“Selamat datang di Purity of Heart,” suara berat, tegas dan berwibawa.

Keduanya menoleh, mendapati seekor kuda dengan tanduk berbentuk spiral berwarna keunguan. Tubuh tegap berwarna putih bersih serta bercahaya membuat Lica dan Duff yakin bahwa dialah yang selama ini mereka cari.

Unicorn ...”

•••

Elissa dan Myron saling menatap tajam. Setelah mendapatkan beberapa pukulan keras dari Myron, berulang kali ia terbatuk darah. Tongkat besar di tangan seakan menjadi penopang tubuhnya yang penuh rasa nyeri.

FL • 1 [Fericire]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang