PROLOG

119 82 55
                                    

SEBELUM BACA, JANGAN LUPA KLIK BINTANG YAA! <3 KRITIK DAN SARANNYA JUGA AGAR AKU BISA LEBIH BAIK LAGI! :)

Hembusan membelai rambut biru langit seorang pemuda, yang sangat tampan. Ia sedang berlari di sebuah koridor panjang dengan lantai mulus terbuat dari perak, yang beratapkan emas dengan ukiran-ukiran unik serta terdapat ukiran lambang kerajaan. Dihiasi dengan lampu-lampu kecil menyala yang banyak terbuat dari kristal berwarna biru.

Udara dinginnya malam, dicampur dengan rasa kecemasan menyelimuti pemuda itu. Baju berwarna perak yang ia kenakan pun, ikut berkibar akibat ia berlari, melewati pilar demi pilar yang sedang berdiri tegap. Pilar yang menjulang tinggi itu terbuat dari emas, dengan ukiran-ukiran unik yang berwarna perak, lalu intan putih cukup besar menghiasi setiap pilar itu tepat di atasnya. Lampu kristal besar kuning menyala digantung di tengah pilar, tetapi hanya beberapa pilar saja.


Ia juga melewati para penjaga istana, dengan senjata di lengan mereka, yang sedang berjaga di salah satu ruangan yang sangat penting. Pandangan pemuda tersebut terus ke arah pria yang ada di depannya. "Tunggu, Kak!" teriaknya terhadap seseorang yang juga memiliki warna rambut yang sama dengannya yang ternyata adalah Kakaknya.

Karena sang Kakak tidak menghiraukan sedikitpun, ia pun menggunakan kekuatannya untuk menyerang pria tersebut. Sinar putih terang keluar dari tangan pemuda tampan tersebut, lalu menyambar orang yang ia kejar tadi, yang membuat sang Kakak tersebut terpental ke arahnya. Ia terjatuh tepat di atas lantai istana yang terbuat dari perak itu. Orang tersebut marah, kepada pemuda yang menyerangnya, tampak dari raut wajahnya.


"Hey! Apa yang kaulakukan, Friq? Kau melukaiku!" teriak sang Kakak.

Mereka pun saling berteriak terutama pria yang sedikit lebih tua tersebut. Mereka berada di sisi selatan dari ruang utama istana. Di tempat penyimpanan, jadi tidak ada yang mendengar mereka kecuali penjaga hanya beberapa penjaga istana. Mereka berbicara tentang, seseorang yang ditemui Kakaknya itu sewaktu kecil yang membuatnya sangat marah. Suara angin pun ikut bersahut-sahutan saat mereka saling-meneriaki.

"Jika memang benar, kenapa? Aku tidak peduli, walaupun aku akan menyakitimu, di sini sekarang, atau bahkan membunuhmu! Aku akan mengerahkan seluruh kekuatanku kepadamu. Aku tau kekuatanmu sangat kuat dibandingkan aku! Maka dari itu aku ingin memiliki kekuatan yang banyak, dengan menemuinya sekarang!" teriaknya yang membuat wajah Friq nampak terkejut.

Dengan amarah sang Kakak itu mendorong Friq, menggunakan serangan andalannya. Yang membuat pemuda yang bernama Friq itu, terhempas ke dinding istana yang terbuat dari emas. Cukup membuat ia terluka serta membentuk bekas yang besar di dinding.

Setelah itu, ia pergi meninggalkan Adiknya yang tengah terluka itu, menuju sebuah pintu emas dengan ukiran perak di atasnya, yang sudah sangat dekat dengan si Kakak. Lalu sosoknya tak terlihat lagi. Kecemasan Friq semakin kuat. Friq yang sedang kesakitan dengan segera hendak menyusul Kakaknya.

Sinar bulan yang menyilaukan masuk melalui pilar-pilar istana, yang membuat pemuda itu mulai kuat. Matanya berkilauan di saat menatap sinar bulan. Pemuda itu dengan segera, berlari lagi, lalu membuka pintu yang dilalui si Kakak tadi dan terbang keluar istana, menyusul sang Kakak seraya menahan dadanya yang sedang terluka, tanpa berjalan di tangga.

Terlihat sesuatu yang sangat gelap datang dari kejauhan menghampiri Kakaknya Friq, si Kakak tersenyum bahagia saat awan hitam itu semakin dekat. Sesuatu yang sangat gelap itu, menutupi cahaya bulan dan membuat kegelapan di langit. Melihat itu Friq pun terbang dengan segera menghampiri Kakaknya.

"HA HAHAHA! AKU MENGIRA, ENGKAU TIDAK AKAN DATANG MALAM INI CARLES! TERNYATA KAU DATANG! BERSAMA ADIKMU LAGI!" suara itu berasal dari awan gelap.

Suara makhluk itu membuat telinga mereka berdengung. Di saat bersamaan angin yang sangat kencang menghantam, saat seseorang yang dari awan gelap itu berbicara, sampai membuat mereka merinding. Ditambah asap hitam mengerikan dari arah awan tersebut. Bau dari asap hitam itu sangat aneh, membuat wajah Friq yang tampan berubah cemas.

"Kak! Hentikan ini ayo kita pergi dari sini, sebelum terlambat!" teriak Friq dengan nada khawatir.

"Hey! Apa, maksudmu?! Kalau kau ingin pergi? Pergi saja sendiri!" ucap si Kakak lalu mendorong Adiknya sendiri. Friq terus saja menyuruh Kakaknya untuk pergi dari situ tapi jawaban Kakaknya tetap sama.

"CARLES! KAU MENGINGINKAN KEKUATAN YANG SANGAT BESAR, KAN? AYO KEMARI DAN AMBILLAH!! HAHAHAHA!" teriak seseorang itu lagi yang membuat kedua bersaudara itu hampir terpental, sebab asap gelap terus saja berhembus saat ia berbicara.

Mendengar itu, Carles yang merupakan Kakaknya Friq tersebut perlahan terbang mendekati kabut hitam yang pekat itu. Dengan raut bahagia di wajah Carles. Friq yang melihat, berusaha untuk menarik lengan Kakaknya tapi tidak bisa. Karena kabut hitam itu menahan Friq. Tidak lama, perlahan kabut itu pun menelan Carles.

"Kakak!!" teriaknya lalu menghampiri awan hitam itu.

"KAKAKMU TELAH MENJADI MILIKKU SEKARANG, WAHAI PUTRA DARI ANTRAKSA!! AH! DAN ANTRAKSA, RAJA YANG SANGAT HEBAT! SEKARANG KAU TIDAK BISA BERBUAT APA-APA LAGI, SAMPAI JUMPA!!" Di saat Carles telah ditelan oleh kabut hitam itu, ternyata Ayahnya sang Raja Antraksa datang terlambat.

"Tidak, tunggu!! Kembalikan Kakakku!" teriak Friq lalu dengan cepat mendekati awan hitam itu.

"Tidak Friq, jangan mendekatinya!! Friq!" teriak sang Raja dengan nada kecemasan.

Sang Raja yang mengenakan, pakaian yang berwarna perak, disertai jubah emas yang ada di belakangnya, ditambah mahkota kristal biru dicampur emas di bagian samping bawah mahkota yang ia kenakan di kepalanya. Sang Raja tersebut tak bisa berbuat apa-apa, saat melihat anaknya diserang oleh makhluk di balik kabut hitam itu.

Serangannya yang sangatlah besar, sampai membuat sang Raja juga terkena serangan tersebut, meski tidak parah. Begitu juga para prajurit di belakang sang Raja. Karena mereka tidak diserang langsung. Pemuda berambut biru langit cerah itu pun kehilangan kesadarannya, terkulai lemas, dan jatuh ke bawah dengan banyak darah yang bercucuran.

Sementara itu, sang Raja hanya dapat melihat anaknya, tidak dapat berbuat apa-apa. Awan hitam itu pun dengan segera pergi meninggalkan tempat itu. Digantikan dengan bulan yang awalnya tersembunyi, dan perlahan keluar menyinari langit malam. Lalu Friq, terus terjatuh ke bawah melewati awan-awan yang tebal yang sedang berbaris, mungkin awan-awan itu sengaja supaya jatuhnya tidak parah. Sangat jauh ke bawah. Matanya yang berwarna keperakan itu pun tidak terlihat lagi, karena matanya tertutup.

Tidak lama, Friq pun terhempas di atas rerumputan belakang rumah seseorang.

Lalu dengan segera sang Raja memerintahkan prajuritnya untuk mencari anaknya itu. Dibantu dengan para ahli.

***

ket : ^^ = Ekspresi Tersenyum

           ** = Malu - malu

To Be Continue

Makasih udah baca ya! ^^ Jangan lupa Voment setelah baca ya! :*

Tinggalkan kritik dan saran kalian agar aku bisa jadi lebih baik lagi... Tinggalkan jejak setelah membaca ;)

No Silent readers.. <3

CLOUDYERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang