Chapter 1

12 0 0
                                    

Part 1

"kau telah membuang hidupmu dan menyinyiakan kesempatan dan kemampuan yang kau dapat!"

Ketika aku terbangun suara itu meriakiku. Suara itu tidak terdengar marah namun lebih seperti kecewa, suara seseorang yang menghabiskan uangnya di gacha namun tidak mendapatkan sama sekali item yang bagus kemudian berpikir 'kenapa tidak aku habiskan uangku dengan membeli item cash yang sudah pasti'.

Anehnya aku tidak menemukan dari mana suara itu berasal, seakan-akan suara itu datang dari dalam pikiranku sendiri.

"siapa kau? Dimana ini"

Pertanyaan normal ketika tiba-tiba terbangun ditempat yang tidak diketahui dan lansung dituduh telah membuang taruhan orang lain. Namun tempat aku tebangun sangatlah aneh, tidak ada apapun sejauh mata memandang, kemanapun mataku memandang tidak ada bentuk ataupun objek penglihatan, seperti tidak ada awal dan akhir dari tempat ini hanya ada ketiadaan.

Dimana seluruh warna yang seharusnya dipantulkan oleh objek sebagai pertanda bahwa aku masih bisa melihat? Apa aku menjadi buta?

Tidak jika aku buta masih bisa melihat warna hitam dan gelap. Tapi tempat itu sangat terang.

Tempat apa ini?

Ada sesuatu yang jawaban yang muncul dikepalaku, namun pemikiran itu dihentikan oleh suara yang lagi-lagi muncul dalam pikiranku.

"kau memiliki kesemptan dan kemampuan besar dalam hidupmu namun kau menyinyiakannya"

"apa maksudmu? Aku melakukan apa yang aku bisa. Aku puasa dengan hidupku!"

"kebahagian dalam hidupmu hanyalah bisa dirasakan oleh dirimu sendiri, orang-orang sekelilingmu menderita karena berharap darimu. Kau memiliki kemampuan namun kau menutup diri sendiri dan menjauhi tantangan. Hidupmu yang tidak memiliki keinginann dan tujuan itu membuat orang-orang disekelilingmu menderita. Hingga penderitaan itu berujung pada keputusan bodoh yang kau buat."

Tiba-tiba muncul dalam pikiranku seperti memutar video yang sudah pernahku tonton.

Atasanku menunjuk diriku sebagai seorang kepala divisi yang akan baru dibentuk. Divisi itu mengurus bagian transport dan hubungan dengan klien. Sebenarnya itu akibat dari proposal presentasi yang diminta oleh Bos-ku, tapi karena membosankan saat presentasi aku menjelaskan sistem baru berhubungan dengan klien. Direktur perusahaan tempat aku bekerja tertarik dengan proposan dan presentasi asal jadi yang aku buat dan meminta rincian lengkapnya tentang proposal ku itu. Akibatnya aku harus bergadang selama 2 hari penuh untuk menyelesaikannya. Pada saat selesai Direkturku tampak senang dan memintaku sebagai kepala dari Divisi yang akan dibentuk berdasarkan proposalku itu.

Karyawan-karyawan yang akan bekerja di divisi itu adalah karyawan-karyawan yang sebelumnya masuk kedalam daftar Pemecatan karena jumlah pekerja yang terlalu berlebih. Aku menolak tawaran itu. Direkturku sempat menanyakan kenapa, aku menjawab 'proposal ini masih belum matang butuh kajian lebih mendalam untuk menjamin suksesnya pelaksanaan apabila kita lansung mengambil tindakan maka kita harus bertaruh besar' jawaban ku yang terdengar meyakinkan disetujui oleh Direktur kantorku dan memintaku terus mengkaji hal itu dan dia akan menyediakan dananya. Tapi alasan sebenarnya aku menolak adalah siapa yang repot-repot mengurusi divisi baru, bekerja 36 jam seminggu sudah cukup berat bagiku.

Akibat tidak jadi dibentuknya divisi baru semua karyawan yang masuk dalam daftar pemecatan tidak lagi bekerja dikantorku, dan karyawan yang seharusnya naik pangkat dan menjadi salah satu anak buahku dalam divisi tersebut kembali keposisi awalnya.

"kejadian itu membuat hidup orang yang percaya dan menaruh harapan padamu menderita sehingga akhirnya ledakan penderitaan itu meledak tepat dibawah kakimu"

Agnav de LorthWhere stories live. Discover now