"A-ayo ah kita main game di ruangan sebelah kamar gue," ucap Juna dengan pipi yang sudah semerah kepiting rebus.
"Ayo."
👀👀👀
Mereka akhirnya meninggalkan kamar Juna dan ber alih ke ruangan sebelah tempat Juna biasa bermain game. Lagi - lagi Varel kagum terhadap fasilitas lengkap untuk bermain game di ruangan ini.
"Lo anak tunggal?" tanya Varel tiba - tiba.
"Iya, kalau lo?"
"Tunggal," raut wajah Varel terlihat berubah menjadi sedih.
Tiba - tiba Juna menghampiri Varel dan langsung memeluknya. Sontak Varel kaget melihat perlakuan Juna yang tiba - tiba memeluknya.
"Gue tau apa yang lo rasain rel, kesepian, itu kan yang lo rasain? Tenang disini masih ada gue yang mau nemenin lo kapanpun lo butuh rel. Gue ngerasain kok apa yang lo rasain karena kita sama - sama anak tunggal."
Hati Varel menghangat saat Juna berucap seperti itu dan ia pun membalas pelukan Juna.
"Makasih, lo jangan coba - coba pergi dari hidup gue jun,"
Deg.. Deg.. Deg..
"Rel kok jantung gue deg deg-an ya? Apa mungkin gue laper?" ucap Juna dengan polosnya.
Varel hanya terkekeh melihat tingkah polos Juna.
Tok tok tok
Tiba - tiba ada yang mengetuk pintu.
"Den ini minuman sama makanan nya," ucap bi Surti.
"Sebentar bi!"
Krek, suara pintu terbuka.
"Ini den."
"Makasih ya bi," ucap Juna sambil menutup pintunya.
"Rel nih makan! Kita makan dulu sebelum main game!" seru Juna.
"Oke."
"Lo kalau ngomong sama gue gaboleh singkat dan itu muka apa triplek datar amat," cerocos Juna seperti anak kecil yang sedang kesal.
"Emang gue gitu ya jun?"
"Tanya aja sama diri lo sendiri!" Juna saat ini sedang sebal karena Varel yang tak menyadari sifatnya yang dingin dan datar.
Juna memalingkan wajahnya sebal sambil mengunyah makanan.
"Ugh lucu banget sih lo jun," ucap Varel membatin.
"Iya deh gue gabakal ngomong singkat dan nunjukin muka datar lagi di depan lo," ucap Varel panjang lebar.
"Janji loh ya?"
"Iya gue janji, tapi gue bersifat kayak gini ke lo doang ya jun?"
"Iya deh," ucap Juna yang sebalnya sudah mereda.
"Gue nginep di rumah lo aja ya? Soalnya gue kesepian di rumah," dengan tampang melasnya Varel berkata seperti itu kepada Juna.
In my dreams you're with me we'll be everything I want us to be and from there who knows maybe this will the night that we kiss for the first time or is that just me and my imagination ~
Sebelum Juna menjawab pertanyaan Varel, Tiba - tiba lagu imagination milik Shawn Mendes menggema di ruangan itu menandakan ada panggilan masuk dari iphone milik Juna.
"Mami? Ada apa ya?" ucapnya kepada diri sendiri.
"Halo mi"
"Juna, kamu bolos sayang?"
"I-iya mi"
"Jelasin coba ke mami kenapa kamu bolos"
"Tadi kan bangun kesiangan mi, terus di jalan lumayan macet, Juna gabisa nyelip soalnya kan Juna pake mobil. Pas Juna udah sampe di sekolah eh ternyata gerbangnya udah ditutup, gitu mi. Ternyata bukan Juna aja yang telat loh mi,Varel juga datang telat.
"oke lain kali jangan gitu lagi ya sayang"
"Iya mi"
"Mami tutup telpon nya ya Juna"
"Eh mi jangan dulu!"
"Kenapa lagi Juna?"
"Mami kok gaada di rumah?
"Ohh iya mami lupa bilang, mami sama papi lagi di singapura ngurus perusahaan yang ada disini"
"Hmm.. Pulang kapan mi?"
"2 minggu lagi mami sama papi pulang, kamu gapapa kan sayang di tinggal 2 minggu di rumah?"
"Gapapa mi, asalkan temen Juna boleh nginep di rumah"
"Boleh kok sayang, ajak aja itung - itung buat nemenin kamu biar gak kesepian"
"Oke makasih mi!"
Sambungan telpon pun terputus.
"Lo boleh nginep sampai kapanpun yang lo mau, rumah ini terbuka lebar buat lo," ucap Juna bersemangat.
"Makasih jun, lo yang terbaik deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute BoyFriend
RomanceWARNING CERITA INI TENTANG BOYXBOY JADI KALO GASUKA TINGGALKAN LAPAK INI. TAPI KALO SUKA AYO DIBACA. 👀👀👀 Langsung baca aja siapa tau suka. Maaf kalo ada bahasa yang kurang enak diucapin. Aku juga manusia punya sal...