Chapter 1

4 0 0
                                    

"DASAR KAU ANAK TAK BERGUNA!"

"MENYUSAHKAN!"

"AKU MENYESAL MELAHIRKAN DIRIMU!"

Seorang gadis tampak menangis setelah mendengar ucapan itu dari seorang yang melahirkan nya.

"T-tapi bu Nata gak salah apa- Hiks-apa"Ucapnya sambil berusaha mengapus air mata yang keluar.

"Kamu bilang kamu gak salah apa apa ya?"

"SALAH KAMU ITU KAMU LAHIR DIDUNIA INI!"

-----
Sunday -07:30AM-

Ah, mimpi itu lagi. Jika tuhan memberikan satu permintaan. Maka, aku ingin mengapus memori itu. Apa aku harus mencari sebuah teko lalu menggosokan nya?.

Aku segera menatap ke arah jam dinding.

"07:34!. Sial kesiangan!!"Dengan sigap aku langsung melompat dan berlari menuju dapur secepat yang aku bisa.

"Bibi maafin Nata, Nata bangun kesiangan."Ucap ku setelah melihat Bibi ku di dapur.

"Ga apa-apa kok Nata, Bibi tau kamu semalam ngerjain tugas kuliah."Jawab Bibi ku sambil tersenyum. Ah, aku sangat menyayangi Bibi ku ini dia selalu baik kepadaku.

"Oh ya Nat, nanti kamu tolong antarkan makanan ini ke pak Darwo ya."Ucapnya lagi.

"Pak Darwo yang punya toko buku itu kan Bi?"Tanya ku memastikan.

"Iya, kemarin pak Darwo memesan makanan ke Bibi"Oh ya, Bibi ku sering sekali mendapatkan orderan karena makanan nya yang enak.

"OK SIAP BI" Jawab ku dengan semangat.

--
Setelah menghabiskan sarapan ku. Aku langsung pamit untuk mengantarkan pesanan pak Darwo.

Dengan semangat aku mengayuh sepeda ku dengan cepat, berharap agar langsung sampai di depan toko pak Darwo.

BRUKK

Entah bagaimana aku menjelaskan nya. Tiba-tiba ada mobil yang menyenggol sepeda ku.

"S-sakit" Aku langsung memegang lutut ku, ah berdarah.

Orang yang menyenggol ku langsung keluar dari mobil.

'tampan' batin ku berkata, tunggu dulu apa kata ku? tampan? apa aku mengangumi nya?.

"Kalau jalan jangan di tengah tengah dong!"Ucap pria dengan berkulit pucat didepan ku dengan nada membentak.

"Honey, ada apa?"Tiba-tiba keluar lah sos- eh bukan sosok tapi wanita dengan pakaian terbuka langsung bergelayutan manja kepada pria itu.

"Gak kenapa-napa kok baby, hanya ada sampah masyarakat yang tak pernah memakai matanya dengan benar."Tunggu, barusan dia mengataiku sampah masyarakat.

Aku pun segera membenahi diri dan membangunkan kembali sepeda ku yang terjatuh tadi.

"Maaf" Nata ayolah cobalah melawan!.

"Cih, udahlah Honey lupakan saja sigembel ini ayuk kita pergi saja."Wanita itu langsung masuk kedalam mobil meninggalkan kekasih nya yang masih menatap ku.

"Mine"

Hah, apa?.

----
"ADUDUDUDUDUH. Nata kamu abis ngapain sih, ampe luka kayak gini" Ucap pak Darwo panik.

"Iya nih pak, tadi Nata pas mau kesini gak sengaja ngelindes batu GEDE pak"Balas ku sambil memasang gerak gerik lebay ku.

"Abis itu batu GEDE ini gak mau minta maaf pak" lanjutku dengan nada sedih.

"Batu? Gede? aduh nata kamu bisa aja bercanda nya, sana ambil P3K didekat toilet"

Aku pun langsung masuk kedalam toko buku milik Pak Darwo, oh ya toko ini menyediakan segala peralatan seni lho.

Setelah menemukan kotak yang dimaksud pak Darwo, aku langsung mengobati luka ku sendiri.

'Aduh, kenapa sih nih kaki harus dapet sial? gak cukup apa diri ku yang sial. Tunggu, tentang cowok yang tadi. Kenapa kulitnya pucat? dan tampan?'

Apa barusan aku memujinya?.

"KAK NATA!"

"ABELLLL!!"

Abel adalah anak satu-satunya yang dimiliki pak Darwo.

"Kak Nata, Abel tadi beli boneka teddy bear lho, mau liat?"Oh ya Abel masih berumur 9 tahun ya. Berbeda dengan aku yang berumur 22 tahun, ah tua nya diriku.

"Boleh deh"Jawab ku sambil tersenyum.

"Nata, kamu udah selesai ngobatin luka nya?"Tiba-tiba pak Darwo menghampiri ku.

"Udah dong pak hehe"

"Yasudah, kamu mau pulang kan? Bapak nitip ini ya buat Bibi kamu."Pak Darwo menyerahkan kantong plastik kepada ku.

"Lha Pak, Abel kan baru mau main sama Kak Nata."Ucap Abel tak terima.

"Udah Abel nanti Kak Nata kapan-kapan main ke sini lagi deh."Ucapku meyakinkan nya.

"Bener ya? Janji?"

"Janji"

------
Setelah mengunjungi toko pak darwo, Aku segera mengayuh sepeda ku menuju rumah Bibi.

"Kok sepeda nya berat?"Ucap ku dalam hati

Untuk memastikan ada apa dengan sepada ku. Aku turun dan mencari apa penyebab nya dan ternyata ban ku bocor? bagaimana bisa, bukannya tadi ban ku tidak bocor?.

"Hmm"Aku pun segera menatap sekitar mencari sesuatu yang bisa menolongku. Tapi, kenapa jalan ini jadi sepi.

"Ah yasudahlah memang nasib"Aku mau tidak mau menggiring sepeda ku.

'Ada yg ngikutin' Entah perasaan aku yang salah tapi aku merasa ada yg mengikutiku.

Makin lama perasaan ku tidak enak. Aku mempercepat langkah ku berharap perasaan itu tidak nyata.

Baiklah, Nata!. Mari kita liat apakah ada yg mengikuti kita.

Satu, Dua, Tiga!.

"Eh bener kan cuman perasaan aja hehehe."Aku terkekeh saat melihat tak ada siapa pun di belakang ku.

Saat aku ingin menoleh ke arah depan lagi. Semuanya berubah menjadi gelap.

-----
End of chapter one
-----
(801 words)
Aduh maaf ya pendek, ga pandai buat cerita, Ea sepeda nya kempes

Oke next chapter akan aku usahakan panjang
--
Kehilangan seseorang memang menyakitkan. Tapi, akan lebih sakit kalau yang baca ga vote dan comment ehehehe *Disorakinreaders *dasarPengemisvote

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang