Pertama yang Kedua

6 2 0
                                    

   "Kriiiinggg!!!"
Bel tanda masuk telah berbunyi.  Para siswa bergegas menuju ke lapangan untuk mengikuti kegiatan upacara. Dalam kegiatan tersebut ada sosok yang menarik perhatian banyak siswa,  yaitu seorang gadis yang berdiri di barisan para guru. Badannya tinggi semampai, kulit putih, dengan rambut diikat kebelakang. Banyak  yang  menduga tentang  dirinya, siapa  gerangan  gadis  cantik  berkulit  putih  itu.
   Usai  kegiatan  upacara  gadis  itu  mengikuti  salah  satu  guru  hingga  ke  kantor  para  guru.
   "Sahira,  tunggu  sebentar  saya  ambil  buku  pelajaran  setelah  itu  kita  ke  kelas" Ucap Bu Astuti.
   "Baik  Bu" Jawab  gadis  itu  dengan  sopan.
   "Heiii berhenti kamu di situ !" Teriak salah seorang guru.
   Gadis itu menoleh ke arah sumber suara. Rupanya seorang guru sedang mengejar salah seorang siswa yang melanggar peraturan. Terlihat jelas raut wajah lelah dan ngos-ngosan guru tersebut.
   "Sahira mari kita ke kelas" Ajak Bu Astuti.
   "Baik Bu."
   Mereka berjalan beiringan melewati lorong-lorong SMK 1 Kebangsaan. Langkah mereka terhenti ketika melewati seorang guru yang sedang memarahi muridnya.
   "Bu Pratiwi ada apa lagi ini ?" Tanya Bu Astuti.
   "Ini biasa Bu, telat lagi." Jawab Bu Pratiwi.
   "Kamu lagi, kamu lagi. Apa tidak bosan setiap hari kena marah?" Tanya Bu Astuti pada seorang siswa cowok yang berdiri di samping Bu Pratiwi.
   "Bu Astuti gimana sih ? Yha jelas saya bosen lah Bu, setiap hari harus ketemu sama Bu Pratiwi, mending kalau di kasih hadiah lah ini malah dimarahin terus. Saya ini udah bosen tingkat akut Bu." Ucap siswa itu dengan gamblangnya.
   "Kamu itu makanya jangan telat terus, bukan kamu aja yang bosen, Ibu ini juga bosen setiap hari harus marahin anak seperti kamu ini" Tegas Bu Pratiwi.
   "Hari ini apa lagi alasan telat kamu?" Tanya Bu Astuti
   "Ketiduran  Bu."
   "Kamu  itu  bangun  jam  berapa  sih?" Tanya  Bu  Astuti
   "Tadi  udah  bangun  jam 6 Bu, niatnya  mau  tidur 5 menit  lagi, eh  kebablasan  sampai 1 jam."
   "Sudah  Bu  biar  saya  berikan  hukuman  pada  anak  ini  dulu." Ucap  Bu  Pratiwi
   "Kalau  begitu saya  ke  kelas  dahulu." Pamit  Bu  Astuti
   "Silahkan  Bu."

   "Eits tunggu dulu!" Teriak siswa cowok itu sembari memegang tangan Sahira agar gadis itu tidak beranjak pergi bersama Bu. Astuti.

   Dengan refleks Sahira menampis tangan cowok itu, "Maaf kenapa yha?"

   "Jangan pegang-pegang tangan murid baru saya, kalau tidak kamu akan saya beri hukuman!" Ketus Bu. Astuti.

   "Yaelah Bu, cuma pegang bentar kok, ngak ngapa-ngapain kok, suer deh." Tanpa sengaja tangan cowok itu membentuk peace.

   "Sudah ayo ikut ibu, lihat hukuman apa yang kali ini akan kamu dapatkan !" Ucap Bu. Pratiwi mengakhiri perdebatan yang ada.

   Dengan  rasa  malas siswa  cowok  itu  menurut  saja, padahal  dia  ingin  sekali  mengikuti  Sahira.
   Yha  ada  sesuatu  yang  ganjil dihatinya  ketika  melihat  Sahira, sebuah  bayangan  masa  lalu  terbesit  dalam  penatnya, dan  tidak  berapa  lama  semua  hilang  karena  cubitan  keras  dari  Bu  Pratiwi
    "Aduh  bu  sakit , jangan  dicubit  lagi"
    "Makanya  jangan  bandel, sekarang  berdiri  di  depan  tiang  bendera  sampai  jam  istirahat  nanti!"
    "Yah  lama  banget  sih  Bu, satu  jam  aja  deh, saya  belum  sarapan  ini, nanti  kalau  saya  ga  kuat  terus  pingsan  ibu  mau  gotong  saya  ke  UKS  emangnya ?"
   "Diam  kamu, berdiri  di  sini  atau  bersihin  toilet  cewek?"
   "Yah  tau  aja  kelemahan  saya, yaudah  deh, nyerah , saya  di  sini  aja  sampai  sore  juga  ngak  papa, asal  jangan  dikirim  ke  toilet  cewek, iyuhh" Cowok  itu  bergidik  ngeri  membayangkan  pemandangan  di  toilet  cewek  yang  mayoritas  menggunakan  kamar  mandi  hanya  untuk  spot  foto  atau  membenahi  make  up  mereka.
    "Bagus, berdiri  di  sini  sampai  bel  istirahat, jika  sampai  kabur , hukuman  kamu  saya  tambah !"
    "Iya  deh  Bu, kali  ini  saya  nurut  pokoknya."
     Bu  Pratiwi  lantas  pergi  dan  meninggalkannya. Suara  hening  ditengah  lapangan  membuat  pikiran  cowok  itu  kembali  mengarah  ke  Sahira, gadis  yang  baru  saja  ditemuinya.
    "Mungkinkah  dia?" Pikirnya  dalam  hati

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Purnama Kedua BelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang