01

23 8 1
                                    


"Ahh gila kak Felix ganteng banget..."

"iya iya gua pengen pingsan liatin dia."

"kak Aldi!, imut... bikin kesemsem deh."

"Jangan, biar aku aja yang kesemsem sama kamu,dek." Ucap Aldi sambil melambaikan tangan ke arah para gadis.

"AAAA KAK ALDIIII." jeritan beberapa siswi membuat Vina dan teman-temannya menutup telinga. "WOI DIEM DIKIT BISA GAK? DASAR CEWEK-CEWEK GENIT." Seluruh siswi langsung menatap tajam Vina.

"APA? MAU BERANTEM?" Vina bangkit dan menggulung lengan seragamnya. Siska, Dewi ikut bangkit dan menahan Vina yang sudah mendelik tajam. Para siswi di sana menatap dia sinis lalu pergi satu persatu.

Vina kembali duduk di kursinya. Sedangkan Aldi, Aldo dan Ben menatap ke dalam kelas, tempat di mana Vina duduk bersama teman-temannya. 

Ben menunjuk Vina, "Itu bukannya Vina Lucard? yang sering bantuin guru-guru?" Aldo mengangguk-angguk, "Oh si babu guru. Yuk guys cabut." Aldo, Aldi dan Ben kembali berjalan. Sedangkan Felix masih setia memandang wajah Vina.



manis tapi galak - Felix



Felix beserta teman-temannya sedang nongkrong di kantin. teman-temannya sedang makan. Sedangkan, Felix bermain game.

"Kok gua baru sadar sih rambut kak Felix abu-abu?"

"ya ya, gua kira anak OSIS baik-baik semua, ternyata ada yang melanggar peraturan yang dia buat sendiri kekeke." Felix menatap gadis-gadis yang tak jauh dari tempat duduknya sekaligus senyuman. Senyuman yang tak seorang pun tahu artinya apa, Sedangkan bagi para gadis itu, melihat senyum Felix bagaikan emas yang jatuh di hadapan mereka.

Felix mengalihkan pandangannya, melihat objek yang tadi pagi menjadi pusat perhatian para siswi juga teman-temannya. 

"wi, gua mau bakmi ya." Ucap Siska kemudian dia menyenggol Vina yang tersenyum menatap Frans, lelaki yang ia sukai. "diem diem bae, ngopi dong ngopi hahaha." Goda Siska. Vina memukul bahu Siska pelan, "Apaan sih?" Vina menunduk malu ketika pandangan matanya bertemu dengan Frans yang juga menatapnya.

"Woi! lo mau makan, gak?" Vina menggeleng, "G-gak deh gua kenyang." Dewi mengangguk dan pergi mengantri. Siska kembali menggoda Vina, "Kenyang liatin doi,ya?" Vina menyenggol Siska, "gak jelas lu." Padahal hatinya sedang berbunga-bunga.

kapan lagi di liatin doi? 

apalagi di notice><

Kalau kata Vina, Frans itu manis, pipinya tembem, pengen di cubit ><. 

#backtostory


Teman-teman Felix sudah selesai makan, tetapi Felix tidak mau pergi dari sana. Ia masih ingin melihat Vina. "cie cie ada yang suka sama seseorang nih..." teriak Ben, sontak seisi kantin menatap mereka. Felix meninju pelan bahu Ben, "gak jelas lu." 

"Ah, jangan-jangan kak Felix liatin gue lagi...."

"ihh paan sih, orang gua yang dia liatin."

"KAK FELIX NOTICE AKU PLEASE"

"KAK FELIX I LOVE YOU TOO" 

Felix menepuk jidatnya, kenapa ia harus punya teman seperti Ben. Kenapa Ben harus berteriak, membuat Felix jijik mendengar respon para siswi. Felix langsung pergi dari sana di susul teman-temannya.

Vina sempat melirik Felix karena teriakan para siswi yang membuat dia kaget. "Gak di koridor, gak di sini. Bikin anak-anak jejeritan melulu."

"Mungkin mereka pecinta jeritan wanita." Kata Siska. Otak Vina berkeliaran kemana-mana, Dia menggelengkan kepalanya, mengusir pikiran kotor itu. 

"Sis, kalo ngomong jangan bikin orang ambigu kek." Ucap Dewi lalu menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya. "emang ya? jeritan wanita yang...ahh~ gitu?" Vina menoyor kepala Siska. 

Dewi melihat sekeliling, "makasih ya Siska, lo membuat kita jadi pusat perhatian cowok-cowok kurang belaian." Dewi memutar bola matanya malas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 22, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ViciousWhere stories live. Discover now