1

20 1 0
                                    


Sebelum kalian membacanya, Ry kasih peringatan untuk kalian karena dicerita ini masih banyak typonya, maklum Ry masih newbe hehee (benergasihtulisannya??) Ry juga minta kalian untuk klik vote dan kasih komen yaa. Biar Ry semangat gituuu hehehee








Let's go to story

______\\\》》》





Seorang gadis sedang duduk dibangku taman
kampus, mengamati suatu objek yang sangat menarik baginya. Ia terus mengamatinya dengan mata yang berbinar senang. Gadis itu sangat menyukai objek didepannya.

Sang objek yang dipandang adalah seorang pria tampan -sangat tampan- yang sedang berkumpul dengan para sahabat si pria tersebut. pria itu adalah Rai Vidar Lorders.

"Rein!" Sebuah suara halus mengintrupsi kegiatan sang gadis.

"Sedang apa?"

"Tidak ada, ayo pergi Nunnally"

Rein lebih tepatnya Areinina Victori, lalu berdiri dari duduknya dan beranjak dari sana. Nunnally teman satu jurusannya hanya mengangguk-anggukan kepalanya, Nunnally menolehkan kepalanya ke arah objek yang dipandang Rein tadi, senyum terbit diwajah gadis cantik berlesung pipi itu, dan dia langsung mengerti.



##########





"Baiklah sampai disini perkuliahan kita hari ini. Selamat siang"

Dosen itu keluar begitu saja tanpa menunggu balasan dari peserta didiknya.

Rein merapikan semua alat tulisnya dan memasukannya kedalam tas. Ini kelas terakhirnya hari ini. Ia berdiri dan beranjak dari kalasnya menelusuri lorong kampus hingga keparkiran.

Matanya menangkap objek menarik. Disana, tunangannya sudah menunggunya bersandar pada mobil Audi R8 biru metalic miliknya.

Senyum Rein terbit ia lalu berlari kecil kearah tunangannya dan langsung mengapit lengan kekar sang tunangan.

"Lama menunggu?" Tanya Rein tersenyum senang

Tetapi kebahagian itu hanya sesaat. Karena sedetik kemudian tangan Rein dilepas kasar.

Tanpa memedulikan senyum Rein yang memudar, pria itu berbalik dan masuk kekursi kemudi.

"Cepat masuk!"

Rein tersadar dari keterkejutannya, lalu cepet-cepat masuk kedalam mobil sebelum tunangannya marah lagi padanya.






############################






Rein sedang berada dibalkon kamarnya. Ia duduk dipembatas balkon. Menatap langit malam penuh bintang namun tanpa sang rembulan. Wajahnya tak ekspersi, sorot matanya kosong. Entah apa yang sedang ia fikirkan, atau ia tidak memikirkan apapun?.

Rein masih memakai gaun yang ia kenakan untuk acara makan malam bersama keluarganya dan keluarga tunangannya tadi. Ah dia ingat rasa sakit saat acara tersebut.

Flasback on

Jam menunjukan pukul 05:00 sore. Rein sedang bersantai ditaman belakang rumah sambil membaca novel.

Suara langkah kaki terdengar mendekat kearah Rein dan berhenti tepat depannya. Rein tetap membaca novelnya, tidak terganggu akan keberadaan orang tersebut.

"Rein"

"Ya" Rein menjawab tanpa mengalihkan matanya dari novel yang ia baca.

"Bersiaplah, malam ini kita akan mengadakan makan malam dengan keluarga Lorders, sekaligus membicarakan pertunangan kalian."

Rein mendongakan wajahnya. Menatap langsung Mata berwarna coklat terang persis seperti miliknya. Klaudamic arellic victori kakak yang ia hormati.

"Baiklah, aku akan segera bersiap" Rein tersenyum senang menatap kakaknya, lalu beranjak meninggalkan Klaud sambil berlari-lari kecil dengan riang.

Jam menunjukan pukul 07:00 pm. Rein dan Klud sedang memasuki restaurant mewah di sebuah hotel berbintang. Seorang pelayan menghampiri mereka.

"Mr. Victori?"

"Ya"

"Mari ikut saya"

Meraka berjalan menuju sebuah ruangan VVIP yang sudah dipesan. Pelayan tersebut membukakan pintu ruangan dan mempersilahkan mereka masuk. Disana, sudah ada keluarga Lorders menunggu mereka.

Rein duduk bedampingan dengan kakaknya dan berhadapan langsung dengan Rai. Rein memperhatikan pria dihadapannya yang justru sibuk dengan smartphone miliknya, tidak memperdulikan Rein sama sekali.

"Rai bisa kau berhenti memainkan ponsel mu?" Tegur Mrs. Lorders.

Rogan Len Lorders dan Evelyn Stone atau sekarang sudah berganti marga menjadi Evelyn Lorders adalah nama kedua orang tua Rai. Ayah Rai adalah salah satu konglomerat dinegaranya. Menjabat sebagai presiden direktur perusahaan properti terbesar diEropa. Sedangkan ibunya adalah mantan Model dunia.

Rai berhenti memainkan ponselnya dan memasukan kembali ponselnya kedalam kantong jas hitam Armani yang ia kenakan. Rai lalu menolehkan kepalanya kedepan dan bertatapan langsung dengan mata caramel milik Rein. Senyum manis terbit dibibir Rein ketika mata mereka berdua bertemu. Tapi sayangnya senyum itu hanya dibalas dengan tatapan tajam bak elang oleh Rai. Menyebabkan senyum itu luntur seketika.

"Sebelum memulai pembicaraan pertunangan antara Rai dan Rein, lebih baik kita pesan makanan dulu" merasa adanya Aura aneh antar Rai dan Rein akhirnya Mrs. Lorders membuka pembicaraan dengan ramah. Dan menghentikan ketidak nyaman keduanya.

Hidangan sudah disajikan oleh para pelayan. Berbagai makanan mewah tersaji di meja dan siap disantap. Keluarga Lorders dan Victori mulai menyantap makanan yang tersaji di atas meja tersebut. Beberapa saat berlalu dan hampir semua hidangan sudah disantap mereka. Kini memasuki inti dari maksud diadakannya makan malam antara dua keluarga terpandang ini.

"Baiklah langsung pada intinya saja. Saya ingin pertunangan Rai dan Rein di adakan minggu depan" ucap Mr. Lorders tegas. Membuat Rein terkejut mendengarnya tak terkecuali Rai, ia bahkan terdiam kaku.

"Ayah tidak kah ini terlalu cepat?" Rein menatap Rai datar yang dibalas Rai dengan tatapan tajamnya lagi.

"Tidak. Kita sudah terlalu lama mengulur waktu. Kali ini tidak ada alasan lagi untuk mengundurnya Rai" jawab ayah Rai tak terbantah.

"saya setuju, lebih cepat pertunangan ini dilaksanakan lebih baik Mr. Lorders" kali ini Klud lah yang menjawab.

Rai mengeraskan rahangnya, tangannya terkepal kuat hingga memutih. Kali ini ia tidak bisa lagi beralasan. Titah sang ayah sudah tidak bisa dibantah. Di tambah lagi dengan persetujuan Klud, kakak dari wanita yang akan ditunangkan dengannya ini. Ya wanita yang duduk didepannya. Wanita yang membuatnya tidak bisa bersama orang yang dicintainya.

Rein hanya diam memandang rai datar. Gadis itu merasa bahwa ia harus keluar dari sana. Rein mulai beranjak dari kursinya.

"Maaf aku ingin ketoilet dulu"

Tidak lama setelah Rein pergi, Rai ikut menyusul.







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

who i am?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang