Bang Yoora ingat betul apa yang dia lakukan sebelumnya.
Makan malam bersama para karyawan lainnya di sebuah restoran yang sudah disewa oleh si pak direktur.
Yoora ingat betul bagaimana matanya masih terbuka, dengan segelas minuman yang ada di tangannya. Mulutnya masih bisa merasakan rasa masam dan manis yang sempat masuk ke dalam tenggorokannya.
Teriakan-teriakan dan tawa para karyawan masih terngiang di telinganya.
Jadi seharusnya, begitu Yoora membuka matanya, dia masih ada di restoran itu. Atau paling tidak seseorang mengantarnya pulang ke apartemennya.
Tapi begitu Yoora membuka matanya, yang dia dapat justru hal lain.
Bersamaan dengan hidungnya yang mencium aroma vanilla, matanya menangkap sesuatu di depan.
Dada. Dada bidang dan juga...
Bagaimana Yoora mengatakannya? Roti sobek?
Dan di saat mata Yoora semakin terbuka lebar, dia mendapati wajah lain yang membuatnya nyaris berteriak.
''A—''
''Stt, jangan berteriak, Sayang.'' Tiba-tiba mulutnya dibungkam.
Laki-laki yang bertelanjang dada di depannya itu tersenyum sebelum melepas bungkamannya dari mulut Yoora. Kemudian, tangan itu bergerak mengelus pipi Yoora dan memainkan ujung-ujung rambutnya.
''Kau bisa membangunkan penghuni kamar sebelah, Sayang. Jadi, kecilkan suaramu.''
Mata Yoora masih membulat.
Dia tahu betul siapa laki-laki yang ada di depannya ini. Ya, Yoora tidak perlu bertanya soal identitas orang ini.
Yang ingin dia tanyakan adalah...
Kenapa direkturnya berbaring di sampingnya, di ranjang yang sama dan lagi...
Topless?
Apa sebenarnya yang baru terjadi?
***
Arata's Noteu:
Aku seret Taehyung lagi. I missed my lovely taeddy bear. 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Director Next Target [Paused]
FanfictionDari sisi mana pun dilihat, bagi Bang Yoora direkturnya tetaplah orang paling menyebalkan, ditambah fakta bahwa direkturnya itu adalah kakak kelasnya dulu. Yoora pikir selama ada jarak di antara dia dan Kim Taehyung, semua akan baik-baik saja. Tapi...