Page 02

7.4K 803 149
                                    

Hayoloh. Inget? 😂

---

Ada beberapa kegilaan yang terjadi pada Yoora, dan semuanya tidak bisa Yoora lupakan.

Pertama, saat dia ada di bangku SD. Hanya karena salah duduk di kolam, anak-anak lain meneriakinya mengompol. Oh, mungkin seharusnya di benar-benar menceburkan diri saat itu.

Kedua, saat SMA. Yoora tidak begitu ingat persisnya kapan, tapi tetap saja itu buruk. Ada satu surat yang dia tulis untuk kakak kelasnya—surat yang tidak pernah dia berikan. Tapi nyatanya, surat itu justru sampai di tangan si kakak kelas, entah bagaimana. Dengan keadaan Yoora yang tidak begitu peduli pada diri sendiri, dia jelas jadi bahan tertawaan. Lagi, ya. Karena itu dia meminta pindah ke tempat Nenek.

Memang bukan hanya dua, sih. Hidup itu punya kegilaan yang tidak bisa dihitung hanya dengan jari. Dan itu bukan berarti Yoora akan dengan senang hati menambah kegilaan baru dengan Taehyung masuk ke dalam daftar.

Sungguh, itu buruk.

Dan ini semakin bertambah buruk.

Percayalah, mulut manusia itu bentuknya banyak. Dan apa yang keluar dari mulut manusia bisa lebih beragam bentuknya. Fakta yang menyebalkan, meski Yoora sendiri juga manusia.

Biar dia luruskan hal ini. Dia bukan bercumbu, berpacaran, apalagi bercinta. Lalu kenapa kata-kata itu yang justru beredar di kantor?

“Astaga. Habislah aku.”

Selama ini Yoora mencoba untuk menjaga nama baiknya. Karena tiap pelanggaran punya dampak langsung pada gaji bulanan. Dan, astaga. Yoora tidak bisa mendapatkan gajinya terpotong lagi bulan ini. Banyak hal yang harus dia urus.

Sialnya satu surat panggilan sudah ada di meja kerjanya.

“Ayo pergi, Ra.”

Suara itu membuat Yoora tersentak. Kursinya sedikit terdorong ke belakang. Begitu melihat ke arah pintu, yang ada amarahnya justru yang memuncak.

Taehyung lagi. Ya, ampun. Kenapa selalu muncul tiba-tiba dan di saat yang tidak diinginkan, sih? Dia ini alien dengan alat transportasi, ya?

Oh, tidak. Yoora salah. Dia bahkan lebih ajaib dari itu, kan?

Seakan tidak peduli dengan reaksi Yoora barusan, Taehyung melangkah masuk, mendekati meja Yoora dan menjatuhkan dagunya pada kepala Yoora. “Ayo, Sayang.”

Spontan Yoora langsung mendorong Taehyung. Pria itu justru tertawa tatkala Yoora mengambil beberapa langkah mundur. “Pak Taehyung, ini kantor!”

“Ya, terus kenapa?”

Dia ini bodoh? “Jangan sembarangan menyentuhku!”

“Kalau begitu di luar kantor... boleh?”

Hah? Apa? Pengambil kesimpulan macam apa itu? Jangan heran kenapa Yoora meragukan gelar magister yang ada pada Taehyung. Cara berpikirnya ini payah mampus.

“Mau di mana pun, kapan pun, pokoknya tidak boleh!” teriak Yoora. Padahal dia marah. Sungguh, siapapun yang melihatnya pasti tahu dia marah. Namun Taehyung justru tertawa cekikikan. “Apanya yang lucu?”

“Kau,” jawab Taehyung dengan ringannya. Dia kemudian melangkah mendekat, membiarkannya tangannya menepuk kepala Yoora tatkala dia bicara, “Pokoknya nanti ikuti saja apa yang kubilang, oke? Ini sama-sama akan membuat kita aman.”

Tanpa sempat Yoora merespon, Taehyung sudah melangkah lebih dulu keluar dari kantor, membuat Yoora termenung. Untuk sesaat pikirannya kosong, tangannya kini memegang kepala, tempat yang sama di mana Taehyung menepuknya tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Director Next Target [Paused]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang