Poetry 6

100 5 0
                                    

▪️Poetry 6▪️

Aku telah berkata bahwa aku akan melupakanmu.

Aku berbohong.

Aku tak bisa melupakanmu.

Tapi aku tetap mencoba.

▪️▪️▪️

Hari ini takdir membawaku ke taman.

Duduk dalam diam.

Tanpa derai air mata.

Beberapa kali, kutatap awan.

Bentuknya masih sama.

Sama seperti waktu aku menatapnya saat berada di sebelahmu.

▪️▪️▪️

Seorang laki-laki datang padaku.

Tersenyum seolah dia mengenalku.

Kali ini dia bertingkah sama sepertimu.

Tingkah konyol itu, kembali membuatku tertawa.

Dia tersenyum padaku.

Senyumnya sama sepertimu.

Namun aku tidak menerima senyum itu lagi.

Aku pergi meninggalkan dia tanpa bertanya.

Siapa namanya.

▪️▪️▪️
Dia sukses membuat malamku penuh derai air mata.

Ia membuatku teringat pada hari pertama kita bertemu.

Aku tak mau bertemu dengannya.

Aku belum siap untuk membuka hati lagi.

Aku hanya ingin melupakanmu.

Lalu menikmati hari yang sempat terlewati tanpa senyum.

Namun, laki-laki itu kembali datang lagi.

Kali ini dia membawa sepucuk surat.

Katanya darimu.

Katanya untukku.

Surat itu kini berada di samping buku puisiku.

Berwarna coklat tua usang.

Dengan sedikit noda di surat tersebut.

Aku tak berani membukanya.

Tapi mungkin esok aku akan mencobanya.

Mencoba mengakhiri hidupku, jika surat itu membuatku menangis.

-Dari si pencari cinta-

Sajak Penunggu Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang