PROLOG

837 61 0
                                    

Suara ketukan sepatu menggema di lorong panjang itu.

Betapa rindunya Hermione pada tempat ini, Hogwarts, tempatnya dulu belajar, belajar mengenai arti pertemanan, petualangan dan patah hati.

Usia Hermione yang memasuki 23 tidak membuatnya nampak tua, malah wajahnya semakin berwibawa, ditambah dengan otak yang cemerlang dan penampilan yang, wow.

"Hermione!"

Hermione menoleh, menemukan sahabat perempuannya, Ginny, berjalan atau lebih tepatnya berlari ke arahnya. Wajah Ginny jauh lebih dewasa, Hermione bertanya - tanya, apa yang terjadi selama 3 tahun ini?

Apakah Ginny bersama Harry?

Bagaimana keadaan Luna dan Neville, yang terakhir Hermione lihat mereka bicara setelah perang melawan raja kegelapan?

Bagaimana kabar Ron di pekerjaan aurornya?

Dan, bagaimana kabar Draco?

Sebuah pelukan memutuskan sekelebat pertanyaan di kepala Hermione.

Hermione membalas pelukan itu dengan erat sekali. Rindu yang menumpuk pada sahabat merahnya itu sangatlah besar.

Setelah perang, Hermione menghilang dari dunia sihir, tidak dapat ditemukan oleh Harry dan Ron, namun entah bagaimana Ginny dapat menemukannya dan berjanji tidak membocorkan lokasi tinggalnya saat itu.

Hermione yang memutuskan untuk tinggal di dunia muggle dan bekerja sebagai penulis juga hanya berbicara dengan Ginny mengenai keadaan dunia sihir, dan kabar keluarga Weasley.

Namun untuk kehidupan pribadi Ginny, ia tidak tau. Menurut Hermione, tidak nyaman membicarakan kehidupan pribadi dengan perantara tinta dan kertas.

"Hermione, aku merindukanmu, sangat sangat merindukanmu"

Hermione tersenyum, mereka berdua menghadiri acara reuni angkatan Hermione. Walaupun Ginny bukanlah angkatan Hermione, namun Hermione memintanya datang menemaninya.

Itung - itung untuk teman bicara, walaupun ia tau bahwa kemungkinan besar ia akan bertemu dengan Harry dan Ron -yang akan mencecarnya dengan beribu pertanyaan- namun baginya itu cukup canggung.

"Ayo, kita harus bertemu Harry dan Ron, aku harus berbohong pada keluargaku, aku bilang aku ada pekerjaan mendadak dan harus datang"

Hermione tertawa kecil. Tangan kecil menyentuh pundak Hermione, Hermione sontak menoleh dan menemukan Luna disana.

"Hermione, kau datang?" Gaun biru laut panjang disertai oleh anting khas Luna memperlengkap penampilan Luna. Yang bahkan masih nampak unik.

"Sudah, mari kita memasuki great hall, kita sudah terlambat" Ginny menarik tangan Hermione dan Luna.

Hermione yang memakai gaun hitam formal nampak sulit berjalan, sedangkan Ginny romper panjang berwarna biru donker.

Pintu great hall yang terbuka secara kasar, membuat kegiatan apapun yang ada di dalam sana terhenti, dan pusat perhatian ada di pintu great hall.

Hermione menunduk walaupun tangannya masih ditarik oleh Ginny.

Bisik - bisik memenuhi aula itu. Hermione tau, kemunculannya kembali ke dalam dunia sihir setelah kurang lebih 3 tahun akan membuatnya menjadi bahan omongan.

Bahkan Rita Skeeter membuat koran sihir dengan samlul depan berjudul, "Hermione dan kehilangannya : Keinginan atau keharusan?". Yang berisi kemungkinan - kemungkinan bahwa ia pergi karena hamil di luar nikah maka ia harus keluar dari dunia sihir, bahwa dia diusir dari dunia sihir karena ada kesalahan yang tidak diketahui.

Hermione muak.

Dengan berita mengenai dirinya, omongan orang lain mengenai dirinya. Bahkan orang - orang itu tidak tahu mengenai kejadian sesungguhnya!

Tarikan tangan itu mulai berhenti, Hermione mendengar bisikan di telinganya. "Hermione yang kukenal akan berjalan dengan dagu mengangkat". Atas ucapan Ginny, Hermione mengangkat dagunya dan menemukan 2 orang sahabatnya, nampak tampan dengan jas melekat di tubuh mereka.

"Hermione? Kau.. Hermione?"

Hermione tersenyum dan membuka lebar kedua tangannya, memeluk kedua sahabatnya itu.

"Aku kembali, Harry, Ron"

Draco, aku kembali.

Best Mistake EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang