Naruto © Masashi Kishimoto
B O Y S
by.PuyamoyaDeidara adalah salah satu murid laki-laki di kelas dua. Satu tingkat di bawah Naruto. Dan pemuda pirang panjang itu menyintai seni seperti menyintai dirinya.
Di sekolah, Deidara merupakan ketua klub seni. Merangkap menjadi ketua seni kerajinan tanah liat.
Sementara rekannya Sasori. Pemuda berwajah kalem yang satu tingkat bersama Naruto di kelas tiga. Sasori ini juga anggota klub kesenian di sekolah. Wakil ketua lebih jelasnya.
Jika Deidara lebih senang bergumul dengan tanah liat, Sasori lebih asyik menggerakan tangannya untuk membuat boneka-boneka kayu dan mengajarkannya pada anggota klub. Termasuk pada Deidara.
Sudah sering bertemu karena satu klub kesenian. Satu sekolahan, yang kelasnya berjarak tidak lebih dari tiga kelas. Mereka juga satu kamar. Alias roomate.
Tidak seperti Kiba yang sulit memaafkan kelakuan ajaib teman sekamarnya, Shikamaru. Atau separah Naruto yang tidak mau menerima kehadiran Sasuke sebagai teman sekamar, Sasori dan Deidara terlihat dan terdengar sangat harmonis selama mereka di satu kamarkan.
Padahal warna rambut mereka berbeda. Saling tabrak malah. Tapi mereka akur. Akrab. Dan mau menerima rekannya tanpa perlu alasan apapun dari dewan sekolah.
Mungkin nasib.
Siapa bilang. Karena sebenarnya, dekat dari pandangan siswa atau siswi lainnya, Sasori dan Deidara memiliki ikatan yang tak bisa di lepaskan. Jelas ikatan batin jawabannya. Mereka itu soulmate. Belahan jiwa. Kekasih. Berpacaran.
Dan secara terang-terangan. Tanpa peduli gender mereka yang sama, tanpa peduli pendapat miring dari banyak pihak.
Seperti sekarang, mereka, Sasori dan Deidara terlihat serasi dengan gelang serupa yang di pakai oleh masing-masing.
Mereka juga tidak peduli saar ini banyak pasang mata yang memandang mereka, tidak sedikit, dengan tatapan merendahkan. Mungkin jijik. Mungkin iri. Opsi kedua selalu jadi pilihan pasangan ini.
Sasori dan Deidara selalu bilang bahwa mereka iri pada kebersamaan mereka selama ini.
Naruto salah satu yang tidak peduli pada hubungan sesama jenis atau apapun kegiatan orang lain di sekitarnya. Seperti sekarang walau dia menyaksikan langsung acara suap menyuap yang di lakukan pasang gay di depannya itu.
Kecuali jika ada seseorang yang berani atau nekat memasuki teritorialnya. Naruto pasti tidak suka.
Namun dari sini, entah apa yang mengilhaminya, sehingga ia dengan lapang dada sedikit mau menerima kehadiran teman satu kamar yang menurutnya sama sekali tidak bisa di ajak kerja sama.
"Naruto," seseorang membuyarkan lamunanya, pundak di sentuh pelan dari belakang.
Ia menoleh pada orang yang berdiri di belakang tempat duduknya. Neji, teman dari kelas lain, tersenyum padanya.
"Hai," Naruto menyapa seadanya. Lalu ia kembali fokus pada makan siangnya di atas meja kantin sambil sesekali di latari obrolan intim dari sejoli di depannya. "Kau sudah makan, Neji?"
KAMU SEDANG MEMBACA
B.O.Y.S (Love)
FanfictionKetika para pemuda tanggung disatukan pada sebuah asrama sekolah.