Salju itu ternyata dingin.Pemikiran bodoh Kim Taehyung yang menunggu di depan pintu ruang klub dance sejak jam 10, terpekur sendirian menatapi jalan setapak yang tertimbun salju putih. Sesekali merapatkan kerah mantel coklatnya, pemuda itu berharap ada seseorang yang dia tunggu datang. Karena dia masih ingat, perkataan orang itu kalau hari ini dia ada latihan dance jam 10 pagi.
Dua jam dia menunggu dan harapannya separuh menguap saat Park Jimin―mahasiswa seni suara tahun kedua yang datang.
"Loh? Taehyung? Sedang apa disini?"
"Jimin―Park Jimin. Nomor Jungkook. Cepat." Mengabaikan tatapan kebingungan Jimin, Taehyung terburu memegang erat kedua bahu Jimin.
"Hah?" Respon lambat Park Jimin dibalas decakan sebal oleh Taehyung.
"Nomor Jungkook. Aku butuh sekarang, cepat Park Jimin." Menjilati bibirnya frustasi, Taehyung menahan diri untuk tidak merampas ponsel Jimin sekarang juga.
"Oh? Nomor? Um―oke." Jimin linglung dengan keadaan, Memberikan nomor ponsel Jungkook ke sahabatnya―tunggu, mereka sahabat kan? Kenapa Taehyung tidak mempunyai nomor ponsel Jungkook?
"Terima kasih, Jimin!" Sedetik setelah mendapat nomor, Taehyung membungkuk sekali dan buru-buru berlari menjauh―
"Eh? Taehyung-a? Hei! Ada apa?"
―menghiraukan Jimin yang berteriak-teriak di belakangnya dengan raut wajah luar biasa bingung.
.
.
.
Kim Taehyung benar-benar panik.
Ujung kuku jempolnya dia gigiti, dengan ponsel tertempel di telinganya. Pemuda tampan itu berjalan mondar-mandir di depan mobilnya, meski lapangan parkir sudah penuh oleh salju setebal mata kaki.
"Ayo angkat, Angkat Jung. Ang―
"Halo?"
"Oh! Jungkook-a!" Taehyung tidak berusaha menyembunyikan senyum leganya saat suara Jungkook terdengar di seberang line. "Ini aku, Taehyung."
"Um―aku tahu."
Suara ragu Jungkook membuat beban perasaan Taehyung semakin berat. "Jungkook-a, dimana?"
"Uh―kenapa?"
"Bisa kita bertemu?" kata Taehyung berharap. Tidak ada sahutan, selain hembusan nafas teratur Jungkook dan Taehyung hapal betul, keterdiamannya tanda bahwa sahabatnya enggan memberitahu Taehyung. Well―Taehyung maklum.
"Kita harus membicarakannya. Soal kemarin maksudku―." Kata Taehyung lagi, berkali-kali menjilat bibirnya sendiri merasakan gugup luar biasa menderanya hingga jantungnya berdentum tak karuan. "Apa kau sedang di luar sekarang? Tadi aku ke apartemenmu tapi kau tidak ada." Tambah Taehyung.
Tidak ada jawaban dan Taehyung mulai menghitung dalam hati. Hingga detik ke-sepuluh dan Taehyung berusaha keras menahan tubuhnya sendiri yang ingin bergerak otomatis membenturkan kepalanya ke kap mobilnya.
"Aku di apartemen. Kau tahu kode kuncinya." Suara lirih Jungkook akhirnya terdengar dan Taehyung langsung gesit membuka pintu mobilnya.
"Oke. Baik. Tunggu aku, jangan kemana-mana!"
.
.
.Boy friend or Boyfriend
Taekook Fanfiction ― M Rated
© Celestaeal
March 24, 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Friend or Boyfriend
Short StoryPertemanan Taehyung dan Jungkook akrab sekali sehingga orang salah mengira keduanya bersaudara. Tapi malam itu semuanya berubah. Jadi―apa mereka sekarang? Teman? Pacar?