Si Bungsu

6 2 0
                                    

Kau hadir di tengah-tengah keluarga
Di pagi yang masih gelap gulita
Dengan gagah perkasa kau mengenal dunia
Semua orang menyambut mu penuh suka cita

Kau adik ku si bungsu putra termuda
Arif dan bijaksana berbalut wibawa
Lantang berbicara jujur berkata
Pantas untuk mu ibu dan ayah menjadi bangga

Tepat Diusia mu 3 hari
Gempa menggetarkan daratan bumi
Meluluhlantahkan permukaan bumi
Tanpa menangis sedih dan tanpa terjaga
Kau tetap Tertidur lelap menatap kelam dunia
Hanya Di pelukkan ibu lah tempat kau berlabuh

Ketika itu ibu sedang istirahatkan matanya
Dan kau pun sudah terlelap dengan manja
bumi bergoyang di terjang gempa
Serentak semua orang menjadi bingung tanpa aba-aba

Hiruk pikuk dunia tiba subuh
Ribuan orang hulu-halang mencari tenang
Kau masih saja dengan bijaksana
Tak ingin hengkang dari pelukan ibu
Karena kau balita gagah nan perkasa.

Begitu juga dengan sanak saudara mencari
Mencari kabar putra bungsu keluarga yang masih kecil belita ini
Tanpa peduli tetap saja mata mu terpejam di pelukan ibu

Sekali lagi, Di pelukkan ibu kau berlabuh
Tertidur lelap menatap kelam
Hiruk pikuk dunia menjelang subuh
Tinggal lah cerita pada malam

Kini, Menjelang waktu berlalu
Usia mu bertambah dan kau pun dewasa
Begitu banyak prestasi yang kau raih
Menuai rasa bangga keluarga terhadapmu

Mardian Syah Putra
Itu nama si bungsu yang kini tumbuh remaja

Hadi Suwanda
Cot Mesjid, Banda Aceh, 16 juni 2015

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Si BungsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang