1. Balapan

14 4 0
                                    


Seorang gadis tomboy dan ceria yang mempunyai nama kecil yaitu Zai membanting pintu kamarnya dengan keras. Dia berlari dengan cepat menuruni anak tangga menuju lantai bawah untuk menemui Bundanya.

Zai kemudian berhenti berlari dan berdiri di ambang pintu ketika melihat seorang ibu paruh baya sedang memasak makan malam.

"Bunda." Ucap Zai dengan lembut.

"Eh Zai, Bunda masak nasi goreng. Kamu makan dulu ya?" Seorang yang dipanggil Bunda yang bernama Mita itu mulai mematikan kompor.

Mita mulai menyiapkan nasi goreng tersebut dengan racikan khas ala dirinya. Mita pun menyimpan piring yang berisi nasi goreng di atas meja. Mita mulai berjalan menghampiri Zai yang sedang berdiri di ambang pintu.

"Sayang, makan malamnya udah bunda siapin. Kamu makan dulu gih." Mita mengelus puncak kepala Zai dengan lembut. Zai hanya bisa tersenyum hangat menerima perlakuan seperti itu.

"Tapi Zai mau pergi dulu Bun. Boleh gak?" Zai mulai memeluk Mita dengan hangat. Mita hanya terkekeh dengan anaknya yang manja itu.

"Tapi ini udah jam 8 malam Zai. Emang kamu mau kemana?" Tanya Mita sembari membalas pelukan Zai yang masih erat.

"Balapan Bun." Zai melepaskan pelukannya itu.

"Tapi Zai bakal pulang jam 12 malam kok Bun. Zai bakal jaga diri. Zai janji Bun." Lanjut Zai sembari ekspresi bak anak kecil yang sedang memohon ingin dibelikan balon. Mita hanya terkekeh melihat Zai yang memohon setiap hari seperti itu.

"Yaudah, Bunda izinin. Tapi cepet pulang dan nanti kamu harus makan ya." Mita tersenyum hangat. Zai memegang tangan kanan Mita, kemudian mencium punggung tangan Mita dan pamit.

"Bun, Zai pergi dulu. Assalammu'alaikum." Zai kembali berlari menuju keluar rumah. Mita mendengar suara pintu yang tertutup, Zai pasti sudah pergi.

Mita berjalan ke ruang tamu dan duduk di sofa dan menyalakan televisi. Seperti biasa, ketika Zai pergi Mita selalu menunggu Zai sampai pulang.

Mita melihat sebuah pigura foto yang terletak di atas meja. Diambilnya Pigura foto yang terlihat gadis cantik mirip seperti Zai sedang berpose ceria di pinggir pantai dengan Mita.

"Hani lihatlah, anakmu sudah besar dan cantik sepertimu."

*******


Zai sudah duduk di dalam mobil sport hitamnya itu. Seperti malam biasanya, Zai selalu ikut balapan untuk mendapatkan uang.

Seorang pria dengan kaos hitam mengetuk kaca jendela mobil Zai. Zai yang mendengar ketukan kaca jendela langsung menoleh ke arah kanan. Kaca jendela itu dibuka secara perlahan oleh Zai.

"Hai Zai, lo udah siap?" Tanya seorang pria bernama Rico yang merupakan teman dekat Zai dengan senyum tampan yang menghiasi wajahnya.

"Siap dong. Ngomong-ngomong kalo yang menang hari ini dapet apa?"

"Dapet uang lah. Tapi uang hari ini lebih besar Zai. Kalo lo gak menang dalam balapan kali ini, lo pasti nyesel." Rico sedikit berbisik.

Rico sebagai geng balapan yang selalu mengadakan balap selalu tau apa yang akan menjadi hadiahnya. Dan hadiahnya di siapkan oleh pihak yang menonton dan kadang yang mengajak balap.

"Lumayan besar kaya gimana? 50 juta? Atau lebih besar lagi?"

"Hadiahnya 1 milyar." Rico kembali berbisik.

Zai yang mengetahui itu membuka matanya dengan lebar. Zai menutup mulut tak percaya bahwa hadiahnya akan sebesar itu. Karena biasanya sekali balapan paling besar mendapat 100 juta. Itupun melawan seorang pembalap yang senior.

"Zai, lo harus menang. Lumayan uangnya banyak." Ucap Rico.

"Eh, tapi siapa yang ngasih hadiah sebesar itu?" Zai merasa aneh sekali. Mana ada pembalap yang memberikan taruhan uang sebesar itu?

"Ada, tuh lihat ke arah kiri lo. Lo harus lawan dia kalo lo mau menang. Karena dia yang ngasih taruhan uang sebanyak itu."

Zai melihat ke arah kirinya. Dibukanya kaca jendela mobil kiri secara perlahan. Zai bisa melihat mobil putih sport di arah sana. Zai pun kembali melihat ke arah kanan untuk bertanya lagi kepada Rico.

"Cewe atau Cowo?" Tanya Zai sembari mengerutkan dahi.

"Cowo."

"Namanya siapa?" Zai kembali melontarkan pertanyaan.

Suara peluit terdengar sangat nyaring. Itu bertanda bahwa para pembalap yang akan bersaing harus segera berkumpul di garis start.

"Jangan banyak tanya ah. Lawan aja, dan lo gak perlu tau namanya. Sukses Zai." Rico pergi meninggalkan Zai.

"Oke thanks."

Zai pun bersiap siap memastikan bahwa semuanya aman.

Peserta hari ini hanya ada 2 orang. Zai dan orang asing yang memakai mobil sport putih tadi. Zai terus memikirkan siapa orang tadi itu.

Balapan akan segera dimulai 10 menit lagi. Handpone Zai bergetar lama yang bertanda ada telepon masuk dari handpone itu. Zai pun mengangkat telepon itu setelah melihat kontak yang meneleponnya.

"..."

"Fotonya udah jelas?"

"..."

"Makasih ya. Fotonya serahin ke gue besok."

"..."

"Yaudah, mending sekarang lo pulang aja."

"..."

Zai langsung mematikan telepon dengan sepihak. Zai kembali memikirka siapa yang menjadi lawan balapnya hari ini?

Zai pun menggelengkan kepalanya agar otaknya kembali fokus untuk balapan hari ini. Bagaimanapun uang sebesar itu harus di menangkan oleh Zai.

Darr!

Suara tembakan pistol yang berarti balapan dimulai telah terdengar. Dalam sedetik, Zai langsung menancap gas dan menyetir dengan handal. Jangan ditanya lagi, Zai sudah sejak SMP belajar balap mobil seperti ini.

Jadi tidak perlu khawatir Zai akan menabrak atau kecelakaan dalam balapan ini. Bahkan dalam kecepatan paling tinggi Zai tidak pernah kecelakaan dan menabrak apapun. Ingat, TIDAK PERNAH!

"Yeah! Yuhuu!"

Zai berteriak puas ketika dia telah melewati garis finish sebagai pemenang pertama. Zai menginjak rem dengan cepat, dan mobil sport itu pun berhenti.

Zai keluar dari mobilnya lalu bersandar di samping mobil nya itu.

"Zai lo menang! Selamat ya bro." Rico menghampiri Zai dan langsung bersalaman ala mereka.

"Mana hadiahnya?"

"Eh bocah sabar dulu napa." Ucap Rico sembari memberikan map tebal. Yang pastinya itu berisikan uang sebesar 1 milyar.

"Wih gue mulai kaya kaya dikit nih. Mantap kan?" Zai tersenyum puas dan menerima map yang diberikan oleh Rico.

"Yaudah, gue pulang ya Ric, gue pasti ditunggui Bunda." Zai menepuk pundak Rico. Zai membuka pintu mobilnya dan menyimpan uang itu di samping nya.

Rico pergi entah kemana. Zai menutup pintu mobilnya dan menyalakan mesin mobil. Dalam sekejap, Zai menyetir mobilnya dalam kecepatan normal untuk pulang. Zai merasa puas untuk hadiah hari ini.

"Bos, Zai benar benar balapan mobil."

"..."

"Udah Bos. Fotonya terlihat jelas sekali Bos."

"..."

"Oke Bos."

_________________

Yey lanjut chapter
Vote ya vote.
Kasih semangat dong 😅 biar lanjut.
Aduh bacot bae_-
See you gyuss! 😘😄😝

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DESTINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang