Naruto menggebrak meja setelah mendengar ucapan kedua orang tuanya, bagaimana tidak, dia di paksa untuk menikah dengan seorang perempuan yang bahkan tidak dia kenal. Dan yang lebih buruknya lagi, Naruto itu memiliki kekasih yang tentu saja dia cintai.
PAIN
.
My Fault
_________________Kamu hancur, begitu juga dengannya.
"Kaa-san pikir ini jaman apa?! Perjodohan tidak berguna macam itu seharusnya sudah tidak ada!" Tangan Naruto terkepal kuat, lelucon macam ini sungguh tidak lucu baginya.
"Janji tetaplah janji! Kaa-san dan Tou-san mu sudah berjanji untuk menikahkan anak kami dengan anaknya, ini adalah sebuah janji Naruto!" Sang ibu mulai menggunakan nada tinggi, bagaimana tidak, baginya janji adalah hal yang harus di tepati.
"Tapi aku memiliki kekasih Kaa-san!" Sedangkan Minato hanya duduk sambil melihat keduanya yang terus berada argumen. Tapi kalau di tanya dia memihak mana, tentu saja memihak sang istri. Karena memang janji adalah hal yang harus di tepati.
"Terserah! Yang jelas kamu harus tetap menikah dengannya!" Emosi Naruto semakin membara, sayangnya yang ia hadapi adalah kedua orang tuanya, jika bukan mungkin kepalan tangannya sudah melayang dari tadi.
"Memangnya tidak ada cara agar perjanjian itu batal?!" Hal bodoh seperti perjodohan tidak mungkin Naruto setujui, baginya perjodohan hanya menyiksa orang yang mengalaminya karena tidak bisa bersama dengan orang yang mereka cintai.
"Bisa," mata Naruto terbuka lebar mendengarnya, apapun itu lebih baik Naruto melakukannya dari pada menerima perjodohan bodoh yang tidak jelas seperti ini.
"Jika kalian berdua tidak menyetujuinya." Naruto menghembuskan napasnya karena merasa lebih lega. Tentunya perempuan itu pasti akan menolak bukan?
"Yasudah, berarti ini batal kan? Tidak mungkin dia menyetujui perjodohan bodoh macam ini." Kushina hanya bisa menghembuskan napasnya pelan.
"Kamu salah, dia mau menerima perjodohan ini..."
Mata Naruto kembali terbuka lebar.
Brengsek!
Pernikahan bak malapetaka itu pun terjadi, dimana Naruto harus bersabding dengan perempuan yang sama sekali tidak ia cintai. Bagaimana mau di cintai, bahkan mereka baru bertemu satu bulan belakangan ini.
Terlebih lagi, karena perempuan itu menerima perjodohan mereka membuat hubungan Naruto bersama Sakura menjadi di ambang kehancuran.
Acara megah nan mewah itu pun berakhir, menyisakan Naruto dan Hinata yang kini berjalan bersama menuju kamar mereka, yang tentunya Naruto berjalan jauh di depan Hinata.
Naruto mengganti bajunya, dia bersumpah jika mereka sudah berada di rumah pribadi Naruto, tidak akan mau Naruto berada di kamar yang sama dengannya. Tidak akan pernah.
"Kau! Kau lihat saja, pernikahan ini tidak akan bertahan lama! Aku akan membuatmu menyesal karna telah menyetujui perjodohan sialan ini!" Naruto menghempaskan tubuhnya pada kasur besar, meninggalkan Hinata yang hanya berdiam diri dengan raut wajah yang entah menggambarkan apa.
Jika kau percaya, ini bukanlah keinginanku.
Mendengar lonceng rumah itu berbunyi, dengan cepat Hinata bersiap untuk membukakan pintu itu dengan senyuman manisnya. Makanan pun sudah tersedia di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAIN (NaruHina)
Fanfiction[END] Bahwa hidup, bukan hanya tentang kebahagiaan. Tapi juga tentang rasa sakit. ●●○○ THE CHARACTERS BELONG TO MASASHI KISHIMOTO NARUHINA RATE : T WARNING! TIDAK SESUAI EYD . TYPO . OOC