Budayakan Voment
Selamat membacaaa.....Seorang gadis melangkah ke dalam sekolah dengan santainya, padahal kegiatan belajar mengajar sudah di lakukan sepuluh menit yang lalu.
"ALYA KIRANA!" seru pak Ahmad, satpam sekolah SMA Gemilang, Yogyakarta.
Alya memang murid yang sedikit bandel, padahal dia perempuan. Sampai satpam sekolah pun hafal nama lengkapnya karena hampir setiap hari terlambat. Ingat, hampir.
Alya menghentikan langkahnya ketika namanya di panggil. Ia menoleh dan mendapati pak Ahmad yang sedang melototinya "Eh, ada bapak Ahmad yang ganteng." ucapnya dengan cengiran yang sangat lebar.
Pak Ahmad tersenyum sesaat saat di puji. Lalu wajahnya kembali mengganas "Tidak usah memuji saya pagi pagi begini."
"Loh, bapak tidak suka ya saya puji?"
"Suka iya, tidak iya."
"Wah, bapak labil!" celetuk Alya membuat pak Ahmad semakin melototinya. "Kenapa kamu selalu terlambat masuk?"
"Lah, kan saya sudah berkali kali memberi alasan. Saya bangun kesiangan."
"Kenapa selalu itu alasannya?"
"Ya, karena memang itu alasannya." Pak Ahmad diam. Sabar.
Menghadapi tingkah laku Alya harus sabar. Menanggapinya berbicara juga harus membutuhkan kesabaran. Sulit untuk berdebat dengan seorang Alya Kinara.
Alya tersenyum melihat pak Ahmad yang bungkam "Saya masuk ya pak."
"Yaudah, sana masuk!"
"Makasih pak Ahmad yang gantengnya ngalahin Chico jerico." ucap Alya lalu ia langsung melenggang masuk ke dalam sekolah.
Tak lama setelah Alya masuk.
TIN TIN!!!
Mobil Honda Jazz Masuk ke sekolah dengan kecepatan tinggi.
"Dazarga! Jangan bikin bapak jantungan setiap hari!"
Arga turun dari mobilnya yang sudah di parkiran. Dengan gaya sok cool nya, ia menggendong tas hanya di sebelah pundak.
Arga tersenyum kepada pak. ahmad. Senyumannya sangat manis, jika saja pak Ahmad itu perempuan maka ia akan langsung pingsan. "Maaf pak, selamat pagi," ucapnya
Pak Ahmad mengangguk "Siang!"
"Ini masih pagi pak, kok di jawab siang," protes Arga.
"Menurut saya, ini sudah siang nak Arga. Besok betangkatnya lebih siang dari ini ya!" ucap pak Ahmad di balas anggukan oleh Arga.
Sabar. Setiap pagi pak Ahmad harus bersabar menghadapi kedua murid sekolah ini. Yang pertama Alya Kirana, dan yang kedua Dazarga Padmawijaya.
Kedua murid itu selalu saja membuat pak Ahmad akan memiliki penyakit stroke.
"Yaudah sana, buruan masuk!" Arga mengangguk, menuruti ucapan pak Ahmad.
"ALYA KIRANA!" seruan itu membuat Arga menghentikan langkahnya, pasti saat ini pak Khamar sedang melakukan operasi bagi anak yang datang terlambat.
Arga ingin memutar langkahnya, tetapi tidak jadi karena namanya juga di serukan oleh guru itu
"DAZARGA PADMAWIJAYA, JANGAN KABUR KAMU!" Arga berdecak lalu berjalan mendekati pak Khamar.
Pak Khamar memelototi kedua muridnya itu "Ikut ke ruangan saya. SEKARANG!"
Arga dan Alya kompak berdecak. Mau tak mau mereka menuruti ucapan pak Khamar.
"Kenapa kalian selalu saja terlambat?" tanya pak Khamar to the poin, tanpa basa basi setelah mereka memasuki ruang BK.
Mereka diam. Apakah mereka harus memberikan alasan yang sama setiap hari? Yang memberi jawabab saja bosan, masa yang bertanya tidak bosan.
"Alya! Kamu kenapa selalu datang terlambat, dan masuk kedalam sekolah seenaknya?" tanya pak Khamar kepada Alya.
"Kan saya sudah sering menjawab pertanyaan bapak, masa bapak tidak ingat alasan saya terlambat. Saya bangun kesiangan pak. Kalau kenapa saya masuk kedalam sekolah seenaknya, kan saya bersekolah disini," ucap Alya dengan memainkan jam tangannya. Seperti tidak ada rasa takut kepada guru di depannya itu, padahal dia baru kelas sepuluh.
Pak Khamar menghela nafas. Selalu itu saja alasan yang dapat membuat berikan siswinya itu.
Pak Khamar beralih menatap Arga "Arga! Kenapa kamu juga selalu terlambat?"
"Saya ada urusan dulu setiap pagi pak." jawab Arga dengan nada malas.
"Apa urusan kamu?" tanya pak Khamar.
Arga berdecak "Terkadang bapak terlalu kepo."
Pak Khamar melotot mendengar ucapan Arga "Berani ya kamu!"
"Kata bapak saya, 'jadilah anak yang pemberani' makanya saya tidak takut."
Pak khamar menghela nafas,mamilih untuk mengalah "Arga, kamu itu sudah besar. Sudah kelas dua belas, dan kamu masih sering terlambat. Kamu mau tidak lulus?"
Arga menghela nafas "Saya juga kepengen lulus pak, tapi saya juga memiliki urusan tersendiri di luar, dan itu sangat penting bagi saya."
Pak Khamar mengangguk. Iya in aja. "Alya! Kamu kenapa selalu bangun kesiangan? kamu kan bisa memasang alarm."
Alya mendongak menatap pak Khamar. "Sudah pak, tapi penyakit kebluk saya tidak bisa hilang."
Pak Khamar menghela nafas "Yaudah. Kalian kembali ke kelas kalian. Besok jangan di ulang kemali, atau saya hukum!"
Mereka berdua mengangguk lalu melenggang keluar ruangan dan masuk ke kelas mereka masing masing.
••••••
Holaaa work baru saya wkwk.
Work ini lahir saat pikiran saya sedang terblokir untuk cerita 'AYS'Jadi karena saya bingung and than gabut, saya bkin aja crita ini. Mwehehehe
Jangn bosen dari saat baca di prolog :( yakali wkwkwk.
Jadi intinya cerita ini lahir karena kegabutan saya hm :"
Udh ah gaje bgt sih hehehe
MianheLove istri sah Jung Jaehyun
Jung Shaen😘
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIHED. [Hiatus]
Teen FictionAlya Kirana. Gadis berwajah manis namun pemberontak. Tidak suka di atur orang lain. Hanya keluarganya. Itupun tidak untuk semua hal. Ia tidak suka di larang. Selalu berbuat semaunya. Namun masih dalam batas wajar. Dia masih tau batasan. Sangat berl...