Rapot

55 4 0
                                    

suara langkah kaki terdengar di lorong terburu buru

Seseorang itu memakai jaket dan di padukan dengan jeans membawa tas selempang

Menyita perhatian orang orang yang ada di lorong itu

Tok tok tok

" Permisi maaf saya terlambat " intrupsi meira.

" oh iya, silahkan duduk " ucapan seorang guru yang tadi sedang menjelaskan.

Meira duduk di bangku kosong yang sebelahnya sudah di tempati ibu ibu.

" absen dulu bu " sapa ibu sebelah meira sambil memberikan absensinya.

" oh iya makasih "

Meira mengisi absennya lalu memerhatikan guru yang menjelaskan di depan kelas.

Setelah guru itu menjelaskan barulah pembagian rapot oleh wali kelas.

Pembagian rapot sesuai dengan urutan datang wali murid yang datang.

Satu persatu wali murid pun sudah pulang karena sudah mendapatkan rapot anak nya.

Tibalah saat nya meira mengambil rapot.

" ibu orang tua adrian ya " tanya guru itu.

Meira hanya tersenyum.

Akhirnya guru itu pun menjelaskan rapot dan perkembangan adrian selama sekolah.

" ibu beneran ibu nya adrian ? Awet muda banget bu " guru itu memuji.

" saya kakak nya bu " jawab meira sambil tersenyum.

" oh maaf saya kira ibu nya adrian, ibu nya kemana kok gak ambil rapot ? " tanya guru itu.

Meira hanya diam dan tersenyum tipis.

" sudah selesai bu, saya boleh permisi " meira tanpa menjawab pertanyaan guru itu.

" oh iya silahkan " jawab guru itu.

Ketika meira keluar kelas mencari adik nya yang entah di mana itu.

Seketika semua murid yang ada di lorong pun memperhatikan meira.

Meira yang di perhatikan malah santai dia sudah terbisa menjadi perhatian toh dia tidak perduli.

Akhirnya meira pun menghibungi adik nya dari pada di celingukan gak jelas.

Meira
lo di mana ?

Adrian
Di hatimu 😘

Meira
Sinting

Ini lah akhir nya jika meira chat dengan adik nya setengah sengklek itu.

Meira hanya cemberut melihat hp nya sambil berjalan.

Andrian callingg......

lo di mana ?

di sini

Di mana kampret
Meira celingukan kiri kanan

Balik badan

Seketika itu pun meira langsung balik badan lalu bertubrukan dengan dada bidang seseorang.

"Aduh " pekik meira mengusap kening nya.

yang di tabrak malah terkekeh.

" adrian lo itu ya " wajah meira menatap andrian tajam.

" keningnya gak apa apa kan " tanya adrian yang pura pura khawatir ia malah mengelus pipi meira.

Meira yang sedang marah langsung meninggal kan adrian.

Adrian teraenyum miring saat meira meninggalkan nya begitu saja tanpa bicara pasti meira ngambek padanya.

" masih cantik kok " adrian tersenyum menawan.

Meira yang mendengar itu langsung berbalik merihat ke arah adrian.

" udah tau " meira menatap nya sombong.

" brengsek emang untung sayang " andrian pun berlari mengejar meira.

Adrian berjalan sambil merangkul meira ke arah parkiran.

Sampai di parkiran andrian memberikan helm kepada meira untuk di pakainya.

Adrian malah sibuk melepas baju kemeja sekolah nya, lalu mengambil jaket jeans nya.

Jangan di tanya kenapa dia gak melepas celana sekolah nya toh dia sengaja berangkat sekolah dengan celana jeans karena hari ini hanya absen untuk pembagian rapot.

" kenapa di ganti bajunya ? " meira menatap nya bingung.

" karena .... adadehh " andrian mengerlingkan matanya.

Akhirnya mereka berdua pergi namun arah jalan motor andrian bukan ke rumah mereka tapi ke supermarket perbelanjaan.

Gak mungkin mereka belanja di mall supermarket yang biasa meira datangi itu harga nya lebih murah yah walau pun hanya sedikit hemat biar hidup lebih hemat.

" gue mau temenin lo belanja karena gue tau belanja itu berat kamu gak akan kuat biar gue temenin " ucap andrian.

" maaf ya gue meira bukan milea " jawab meira terkekeh.

" dan gue adrian bukan dilan, karena dilan itu punya milea, kalau gue mah punya.. " adrian menghentikan kalimat nya.

" punya siapa ? " tanya meira sambil berjalan.

" punya lu " adrian mencium kening meira.

Adrian langsung mengambil trolly lalu berjalan beriringan dengan meira.

Tanpa menganggap apa yang barusan terjadi.

Mereka berbelanja sesekali bercanda menyusuri rak rak yang ada di supermarket itu.

Lucu memang prinsip mereka sangat simple apapun yang terjadi mereka menjalani hidup dengan membuat diri mereka bahagia.

" makan yuk laper nih " rengek adrian sambil membawa kantong belanjaan.

" ok kita makan dulu " jawab meira tersenyum.

adrian dan meira makan di pinggir jalan gak mungkin kan mereka makan di restoran mahal mustahil.

The Life Of My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang