「01」

27 9 0
                                    

Aku berusaha menyadarkan diri, dari lamunanku.

Aku melirik jam yang melingkar di lengan kanan ku sesekali. Entah berapa lama lagi aku harus berdiri di halaman luas Seoul Word Cup Stadium ini.

Memang sih tidak banyak orang di sekitar sini karena ticketing sudah dimulai, jadi sebagian para penonton sebagai para penonton sudah berada di dalam dalam dan sebagian masih mengantri ticketing.

Aku berjalan sedikit untuk mencari tempat yang teduh.

Akhirnya ku putuskan untuk duduk di sekitar gerbang dua. Aku pun meronggoh handphoneku dari dalam tas kecil ku.

Lalu ku buka aplikasi Line dan membuat jendela chat Ara.

ChoiAra : Ya, kau dimana?

Do Hee : Aku sudah tiba dari tadi. Kau sudah tiba?

ChoiAra : Eoh, eodiya? (Kau dimana?)

Do Hee : Gerbang dua

ChoiAra : Aku di gerbang utama. Di samping antrian, kesinilah sekarang.

Do Hee : Ok~~

ChoiAra : Ppalli-_- (cepatlah)

Aku berjalan ke gerbang utama dan berusaha mencari Ara diantar semua orang-orang itu.

Kemudian aku dapat melihat Ara berlari ke arah ku. Ah, itu dia. Aku pun tersenyum.

Ara tiba di hadapan ku dan langsung menarikku ke dalam antrian.

"Ada apa dengan mu kemarin?" Tanya Ara begitu kami masuk ke dalam antrian.

"Eoh?" Aku menoleh ke arahnya dengan ekspresi bingung. Alisku hampir menyatu. Aku tidak mengerti apa yang gadis ini katakan.

Ara menjawab. "Kenapa kau tidak bisa menemani ku pergi kemarin?"

"Aa.. yang kemarin. Maaf ya soalnya aku sedang sibuk sekali," jawab ku enteng.

"Sibuk memikirkan pacar kecil mu itu ya =.=" Kini Ara menaik turunkan alisnya dengan cepat. Senyuman jailnya kini terpajang di wajahnya.

"Ani aku sibuk dengan tugas sekolah ku tahu!" Elak ku.

"Jinja?" Ara masih memasang wajahnya yang menjengkelkan itu. (Benarkah?)

Aku cemberut dan membalikkan badanku, "Ah, molla." Dalam hati, aku mengutuk diriku sendiri, karena memang nyatanya aku masih belum bisa untuk melupakan Geppeto. (Tidak tahu.)

Kemudian aku merasakan tangan Ara menepuk pundak ku, "Ya! Arraseo, arraseo," Ucapannya dengan nada merajuk. (Baiklah, aku mengerti.)

Aku pun menoleh ke arahnya dan tersenyum manis. Ara mendesak kesal karena tingkat ku.

"Kau benar-benar seperti anak kecil." Ara berkata dengan mata penuh kritik.

Aku hanya terkekeh.

Jangan salah sangka. Tingkah ku mungkin memang begini, tapi pikiran ku sedewasa teman sebaya ku.

Beberapa menit kemudian, kami akhirnya masuk di stadion.

Penonton yang sudah tiba tidak banyak, namun tidak bisa dikatakan sedikit juga. Mungkin karena acaranya akan di mulai 30 menit lagi.

Aku pun mendekat ke Arah dan dan memegang satu tangannya.

"Ara-ya, bisakah kau mengambil satu foto untukku?" Ucapku dengan penuh harapan. Mataku berkedip-kedip imut kepadanya. Aku tahu, aegyeo akan selalu berhasil bagi ku.

Ara menatap ku aneh, "Eoh, mwoya. di tempat ramai ini?" (Apa-apaan)

Aku mengangguk, "Eoh!" Seru ku dengan antusias.

Apa pun itu Ara akan mengangguk dan melakukan permintaan ku.

Lalu aku berpose dan Ara mengambil gambarku beberapa kali. Setelah itu, kami mencari tempat duduk.

Tanpa berpikir dua kali, aku meng-update foto tersebut di Instagram.

Beberapa menit sebelum K-Pop Festival dimulai aku dan Ara duduk di bagian para Exo-l berada.

Dan kami berdua sibuk membenarkan tentang EXO.

---

Tak terasa kemudian, lampu-lampu sorot telah menyala dan dua orang Mc maju ke depan untuk menyapa para penonton.

Semua orang tak terkecuali aku dan Ara berteriak gembira.

Penampilan pertama dibuka oleh sebuah boyband yang begitu asing dimata ku.

"Ara-ya!" Aku memanggil Ara dengan sedikit berteriak karena suasana yang sudah sangat ramai.

"Hem?"

"Itu boyband apa?" Tanyaku penasaran.

"Heol, itu seventeen kau tidak tahu?!"

Aku hanya diam sembari mengangukan kepala.

Ara mendekat kearah ku dan berbisik, "Makanya kau harus coba menjadi multifandom seperti ku."

Aku hanya bedecak menanggapi ucapan Ara. Kemudian aku kembali terfokus ke Depan panggung, dan ikut menikmati penampilan boyband yang bernama seventeen itu.

---

Akhirnya, EXO muncul juga. Mereka tampil di sekitar akhir acara. Meski begitu, kami tidak patah semangat dan tetap menyedihkan fanchag kami dengan heboh.

Mereka membawakan tiga lagu.

Sialnya selama tiga lagu itu di mainkan, tidak ada satupun lagu yang benar-benar bisa aku nikmati sepenuhnya. Kerena pikiran ku justru tertuju kepada bayang-bayang wajah Geppeto yang sepertinya baru saja ku lihat tadi.

"But where?"

>>▪<<

[a/n]:
Annyeong readers
Ini Dia cerita 「01」 nya, I hope you guys like it.

Jangan lupa tinggalkan Vote Dan comment kalian ^_^

Gumawo ♡








Pinocchio and Geppeto -SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang