Am I Wrong To You?

254 31 16
                                    

Hepi Riding guis😁❤
1
.
2
.
3

Kring kring
.
Suara alarm terdengar dipagi buta di dalam kamar yang bisa dibilang tidak besar juga tidak kecil bagi seorang anak konglomerat itu. Seorang namja manis terlihat mulai membuka matanya dan membiasakan diri agar matanya terbiasa dengan cahaya lampu di kamarnya. Ya, cahaya lampu, karena namja manis itu tidak bisa tidur dengan cahaya gelap karena trauma yang dialaminya saat kecil. Sehun, namja manis itu, membangunkan badan kurusnya dan merenggangkan badannya. Lalu ia mulai masuk ke kamar mandi untuk membasuh diri. Setelah itu ia mulai bersiap - siap untuk menjalani harinya. Ia memulai dari memperbaiki kamarnya agar terlihat lebih rapi, kemudian memakai baju seragam sekolahnya. Oh iya, saat ini usia Sehun sudah menginjak 16 tahun, usia dimana anak - anak sebayanya merasakan cinta monyet, sedang nakal - nakalnya, dan berontak. Yah, itu untuk anak sebayanya, Sehun, jangan harap, bisa - bisa dia disiksa oleh Daddynya jika tahu Sehun bersikap seperti itu. Haha, entah kapan Daddynya itu bisa menyayanginya dengan tulus. Jangankan menyayanginya, memberi bekal untuk sekedar jajan disekolah saja tidak pernah apalagi menyayanginya. Hah... Sudahlah jika dipikirkan lagi tidak akan selesai urusannya. Sehun segera menggelengkan kepalanya mengusir semua pikiran negatif tentang Daddynya. Mau bagaimanapun juga ia adalah Daddynya, orangtua satu - satunya yang ia miliki didunia ini, yang ia sangat sayangi dan ia, hmmmm, bagaimana mengatakannya, ia cintai. Ia segera berjalan kearah dapur untuk menyiapkan makanan yang akan disantap oleh Daddynya. Ngomong - ngomong sekarang masih pukul 5 pagi. Masih terlalu pagi untuk bangun dan memulai hari, tetapi untuk Sehun menyiapkan segala hal yang diperlukan Daddynya adalah salah satu bentuk kewajiban dan rasa sayang Sehun untuk ayahnya itu. Sehun sengaja agar para pelayan dirumahnya tidak membantunya untuk menyiapakan semuanya. Hari ini Sehun akan memasak masakan kesukaan daddynya, yaitu ayam goreng. Ya, daddynya sangat suka ayam. Tidak lupa dengan makanan sampingan lainnya. Sesudah itu, ia menatanya di meja makan yang dibantu oleh para pelayan.
.
Setelah itu, ia berjalan kearah kamar daddynya. Sebenarnya saat ini Sehun sangat gugup. Bagaimana tidak? Ia takut dicaci maki oleh daddynya karena mengganggu tidur tampannya. Sehun hanya ingin menyiapkan pakaian yang akan dipakai daddynya ke kantor nanti. Ya apa boleh buat, Sehun sudah memantapkan hati untuk menerima cacian itu. 'Aku sudah biasa' batin Sehun. Dengan keteguhan hati, ia mulai mengetok pintu kamar daddynya. Karena tidak ada jawaban, akhirnya ia memberanikan diri memasuki kamar daddynya yang sangat mewah itu.

 Karena tidak ada jawaban, akhirnya ia memberanikan diri memasuki kamar daddynya yang sangat mewah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(kurang lebih seperti diatas tapi lebih mewah lagi, you know? Jongin is so rich man🤣)
.
Sehun segera menyesali perbuatannya membuka pintu kamar itu. Yang ia lihat tidak sesuai dengan ekspektasinya. Ia ingin sekali menjerit. Ia melihat daddynya sedang bercinta dengan seorang wanita yang dia tidak tahu siapa. Wanita itu tengah berada di atas daddynya dan menggerakkan tubuhnya baik turun untuk menjemput kenikmatan duniawi. Dengan nanar ia menatap dua orang itu. Jongin menangkap anaknya sedang memandang kegiatan mereka segera menyeringai dan malah memperkeruh suasana hati Sehun dengan ikut menjadi liar. Mereka melakukan kegiatan itu didepan mata Sehun.
" Ahhh sayanghhh, ahhh lebih cepathh huhhh" ucap wanita itu. Jongin segera membalikkan posisi. Dia yang diatas. Lalu menggerakkan tubuhnya lebih cepat.
"Erghhhh" geram Jongin kala ia mengeluarkan sperma. Tentu saja tidak didalam, dia tidak mau benih berharganya masuk ke dalam rahim pelacur. Dia tidak sudi, di hatinya masih ada Soojungnya.
"hah.. Sayanghh kenapa tidak di dalam keluarnya?" tanya si pelacur itu.
"Aku tidak sudi spermaku berada di rahimmu,pelacur." sarkasnya. Tentu saja, pelacur ya pelacur, apapun kata kasar yang dikeluarkan pelanggannya pasti akan dianggap candaan.
"sayang jangan begitu. Mau bagaimanapun, pelacur ini yang melayani nafsumu itu" jawab pelacur itu sambil tersenyum membelai dagu Jongin yang segera ditepisnya dengan kasar.
"Tugasmu sudah selesai, sekarang pergilah dari rumahku, bitch"
"Okay sayang" balas si pelacur sambil berkedip manja. Ia mulai memakai pakaian seksinya, sedangkan Jongin? Jangan ditanya ia hanya diam dan duduk ala raja dengan selimut menyelimuti hanya sampai bagian bawah saja, bagian atas ia biarkan terbuka. Saat wanita itu akan beranjak dari kamar Jongin, ia melihat seorang bocah terdiam kaku, sambil menunduk dan memainkan jarinya. Ia tahu, bocah itu pasti sudah melihat kegiatan maksiatnya dengan pelanggan tampannya. Ia segera mendekati Sehun yang bergetar sambil memainkan jarinya saat didekati olehnya.
"oh hai, anak kecil. Sedang apa disini? Berniat ikut denganku?" godanya sambil mencolek dagu Sehun yang secara tidak langsung membuat Sehun semakin takut dan memandang wajah pelacur itu.
"oh hei, kau sangat menggemaskan. Duhh, aku ingin memilikimu sayangku" ucap pelacur itu. Ia mendekatkan wajahnya untuk mencium wajah Sehun. Sesaat seketika-
*Srak
Sebuah sepatu pantofel mahal berkilat melayang kearah Sehun dan pelacur itu yang membuat si pelacur tidak jadi mencium Sehun karena takut nyawanya terancam oleh Tuan Jongin. Siapa yang tidak tahu ia? Kalangan 'dunia bawah' tahun bahwa Jongin adalah salah satu mafia terkenal didunia yang berkedok CEO perusahaan terkenal. Bahkan Sehunpun tidak.
"Jangan.Berani.Kau.Sentuh.Dia." tekan Jongin.
"Oke oke sayang. Santai sedikit. Aku hanya menggodanya. By the way. Siapa anak manis ini?" Tanyanya takut - takut. Yang hanya dibalas tatapan tajam oleh Jongin. Ia sudah tidak berani berkata macam - macam pada Jongin. Segera ia pergi meninggalkan kamar mewah itu. Sebelum pergi ia berbalik lagi, menoleh dari luar pintu. Dan mengatakan,
"Ingat bayarannya yah sayang" sambil berkedip menggoda yang dibalas kernyitan jijik samar oleh Jongin. Lalu pelacur itu pergi sambil tertawa. Setelah kepergian pelacur itu suasana kamar menjadi lebih panas dari sebelumnya. Panas dalam artian mencekam seperti di neraka. Jongin tidak mengalihkan pandangannya sedetikpun daritadi kepada Sehun.
"Kenapa kau ada disini?" tanyanya dingin. Sehun menatap Jongin takut.
Dengan gugup ia menjawab,
"M..maaf, dad-Tuan! Saya h-hanya ingin me-menyiapkan k-keperluan kantor tu-tuan!" ujarnya agak keras yang segera disesalinya karena ia takut Jongin menganggap dirinya membentak Jongin.
"Oh begitu"
"Sudah berani membentakku heh, bocah?"
Deg
Batin Sehun menjerit takut. Apa yang akan daddynya lakukan sekarang. Terlihat daddynya memakai bawahan tanpa alasan dengan tanpa mengalihkan pandangannya ke Sehun sambil menyeringai lalu berjalan mendekati Sehun yang hanya bergetar takut, sambil terdiam ditempatnya. Setelah ia berhadapan dengan Sehun,
"Siapkanlah keperluanku" Ucap Jongin didekat telingan Sehun sambil menjilat telinganya. Sehun bergidik ngeri atas apa yang dilakukan Jongin.
'Apa yang dilakukan daddy padaku?' tentu saja itu hanya kata hatinya.
"kenapa kau gugup bocah? Haha" Jongin tertawa nyaring pada Sehun.
"Tidak apa - apa, t-tuan." Gugup Sehun.
"Ya sudah, sana persiapkan." perintah Jongin.
"Baik, tuan" Lirih Sehun.
Sehun segera masuk ke dalam walk in closet milik Jongin, lalu mulai mempersiapkan semuanya.
Sedangkan Jongin masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Crashhhh
Suara shower menyala membasahi tubuh Jongin, ia tersadar ada sesuatu yang ditinggalkan pelacur tadi. Ia mengernyit jijik melihat ada bekas lipstcik berwarna merah menyala di dada bidangnya yang terlihat sangat kampungan baginya. Segera ia bersihkan bekas menjijikan itu. Baginya yang tercantik hanyalah istrinya, Krystalnya, Soojungnya. Hah... Entah kenapa ia jadi merindukan almarhumah istrinya itu. Sebenarnya ia ragu, apakah ia membenci Sehun atau tidak. Karena mau bagaimanapun, ia adalah buah cintanya dengan Soojung. Dulu, saat Soojung memberi kabar bahwa ia sedang mengandung anak mereka, ia tidak bisa berkata apapun. Antara senang, bahagia, terharu, dan sedih bercampur jadi satu. Senang, bahagia, dan terharu karena sebentar lagi ia akan memiliki seorang anak yang dinanti - nantikannya, yang akan menjadi pelengkap kebahagiaan keluarga mereka. Sedih karena jarak saat itu sedang memisahkan mereka. Karena saat itu, Jongin sedang berada diluar negeri untuk urusan 'bisnis'nya. Yang tentu saja Soojung mengetahui kebenaran mengenai hal itu. Bagaimanapun Soojung adalah istrinya, cintanya, ia tidak mau ada hal apapun yang ia rahasiakan pada Soojung.
.
Flashback on
.
"Sayang, aku seorang mafia." Ucap Jongin pelan yang dapat didengar Soojung. Bagaimana komentar kalian?
Yah, sebagai seorang istri Soojung pasti awalnya kaget diberi tahu hal seperti itu oleh Jongin. Ia sempat marah dan tidak mengajak Jongin berbicara selama beberapa hari, tetapi ia tetap menjalani tugasnya sebagai seorang istri. Jongin yang tidak tahan dengan sikap diam istrinya meminta maaf dan memohon agar dimaafkan. Awalnya Soojung tidak mau memaafkan Jongin, karena selama mereka berpacaran, Jongin tidak sekalipun bercerita tentang bisnisnya itu. Ya bagaimanapun bisnis seperti itu kan memang tidak bisa diceritakan kepada setiap orang apalagi sembarang orang. Sampai - sampai Soojung waktu itu berniat pulang ke kampung halamannya di Amerika karena saking kecewanya dengan Jongin. Akhirnya Jongin yang pasrah mengancam akan bunuh diri di depan Soojung jika Soojung tetap bersikeras untuk kembali ke Amerika. Jongin segera mengambil pistol yang ada disakunya dan mengarahkannya kearah kepalanya. Soojung yang melihat itu segera menahan Jongin agar tidak melakukannya. Jongin tidak mendengar, ia malah mengatakan bahwa ia merahasiakan hal ini karena tidak mau Soojung meninggalkan jika tau ia adalah sorang mafia. Ia ingin menjadikan Soojung miliknya dulu, baru dia akan memberi tahu semua hal tentang kehidupan gelapnya. Tetapi harapan tidak sesuai rencana, Soojung marah besar pada Jongin. Padahal ia menerima Jongin apa adanya, maka dari itu Soojung marah. Masih dengan sikap keras kepalanya, Jongin masih menodongkan pistol kearah kepalanya. Soojung yang melihat itu mendekati Jongin dan memeluknya. Jongin kaget, padahal ia kira Soojung akan mengambil pistolnya dan menembaknya, tetapi ternyata tidak. Soojung malah memeluknya. Jongin segera menjatuhkan pistolnya dan memeluk erat Soojung.
"Iya hiks aku memaafkanmu hik" Ujarnya dengan isakan.
"Terima kasih sayangku, terima kasih banyak sudah menerimaku yang banyak kekurangan ini. Terima kasih hiks" balas Jongin dengan menahan tangisnya. The hell, ia adalah mafia, mana ada mafia yang menangis? Apa kata sekutunya nanti jika salah satu komplotannya menangis. Ia akan diejek seumur hidup. Itu adalah penghinaan seorang mafia.
"kenapa ditahan?" tanya Soojung menahan tawa.
"kenapa kau tertawa, sayang?" tanya Jongin sambil mengelap ingusnya.
"hahahah sayang kau ini lucu sekali sih. Kenapa ditahan tangisanmu? Menangis saja, aku ada disini u tikmu, selalu" Ucap Soojung sambil menatap Jongin yang mulai sesunggukan.
"huks iya huks sayang huwaaaaa" Bubar, hilang sudah image cool dan mengerikan Jongin dihadapan Soojung. Memang, Soojung itu selalu saja meruntuhkan sifat asli Jongin yang kaku, keras, mutlak, dan mengerikan. Semuanya lenyap jika Jongin berhadapan dengan Soojung. Seperti es yang meleleh karena panas. Itulah Jongin jika dihadapkan dengan Soojung. Bagaiman Jongin tidak semakin cinta setiap harinya dengan Soojung?
"Terima kasih karena selalu ada disisiku sayang, ak berjanji dan akan membuktikan bahwa aku akan membahagiakan dirimu, selamanya, sampai maut memisahkan kita, aku janji." ujar Jongin saat itu.
"Iya sayang, aku tahu kau akan membuatku bahagia. Aku sangat bahagia bersamamu, sekarang dan selamanya." Soojung tersenyum tulus setelah mengucapkan itu.
"Aku mencintaimu, Krystalku, Soojungku" ujar Jongin dengan tulus.
"Iya sayang. Aku juga sangat mencintaimu, Jonginieku, Kaiku, Beruangku." setelah itu mereka saling menatap dan, entah siapa yang memulai duluan, mereka berciuman dengan mesra dan menghabiskan waktu berdua sepanjang hari itu dengan suasana romantis tanpa ada yang berani mengganggu mereka.
.
Flashback end
.
Hah... Mengingat kenangan itu seakan membawa Jongin kembali pada kenyataan pahit bahwa cintanya sudah tiada, tidak akam pernah kembali kedunia ini lagi. Kenyataan itu membuatnya sedih, dan sakit. Ini semua membuatnya semakin benci pada Sehun. Ia tidak sudi menyebut bocah sialan itu anaknya. Ia tidak pantas meneruskan kekayaan keluarga Kim, ia hanya anak sial yang membuat belahan jiwanya tiada.
.
Buggg
.
Jongin memukul dinding kamar mandi dengam keras tidak ia pedulikan tangannya yang memar karena kelakuannya. Dengan mata merah menahan amarah dan kesedihan ia menggeram dengan sangat menyeramkan.
"Aku akan membuat perhitungan pada bocah sial itu." lalu tersenyum ah tidak, menyeringai membayangkan apa yang akan ia lakukan pada bocah sialan itu nanti.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
End
.
.
.
Ehhh salah (digebukin readers🤣🤭)
Haiiii readers setiaku? Emang ada yah ahahahah. Kira2 apa yang bakal dilakuim sama kai yah ke sehun? Huhu jadi deg2an nunggunya😏. Gimana dengan comeback ku? Apakah ini bisa dikatakan sebagai epic comeback? Tentu saja tidak hahah (apasih kek orang gila). Oke abaikan, kembali ke laptop. Apa kabar teman2? Setelah sekian lama gak update cerita, aku kembali lagi dengan ngelanjutin cerita Hurt dulu yah untuk yang Demon (kalo ada yang baca) ak lanjutinnya nanti aja kalo ada waktu luang soalnya ini aja aku buatnya mendadak guys tanpa pikir panjang apa yang aku pikirkan langsung aku tulis disini. NO EDIT, YES TYPO🤣
Kuharap kalian suka yah sama lanjutannya... Sebenernya banyak yang mau ak bilang ke kalian mungkin gak disini tapi di chapter lain mungkin yah nanto ak buat kek chapter bacotan dari aku deh 😘
Ok deh selamat membaca guys,ppai👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang