1. Meet In Garden

24 5 0
                                    


"Dekk bangun......." Sakti menggoyah tubuh adeknya dengan sangat kencang, tak jarang saat adiknya tak kunjung bangun dia memencet hidung sang adik.

Sakti adalah kakak kandung Gita dia adalah seorang tentara. Sakti memilih tinggal dirumah dari pada di asrama karena ia ingin menjaga mama dan adiknya. Setelah papanya meninggal Saktilah yang selalu menggantikan peran sang ayah bagi Gita, selama 14 tahun terakhir Saktilah yang menjadi tempat Gita berbagi tangisan,tawa, atau hanya sekedar curhat.

"Abaaang...gak bisa nafas bang!!" teriak Gita tak suka

Inilah kebiasaan Gita dikala minggu menyapa tidur setelah solat Subuh sampai mentari tak malu menampakkan wujudnya adalah hal yang lumrah baginya. Namun prinsip Gita bertentangan dengan prinsip Abangnya yang nota bene seorang Tentara. Setiap hari minggu Sakti akan dengan senang hati menyeret Gita untuk sekedar jogging bersama atau bersepeda. Seperti pagi ini dia membangunkan Gita secara paksa.

"Bangun Gita Narendra Fadilla, tukang tidur" teriak Sakti disampik adiknya yang masih berusaha mengumpulkan nyawa

"Iya.....bang Sakti...." balas Gita keras dengan mata yang sedikit terpejam

"Abang tunggu 5 menit buat siap-siap kita mau jogging, kalau kamu gak turun dari kamar dalam waktu 5 menit kartu ATM dan Wifi abang tarik" ancam Sakti pada Gita. Sakti tumbuh menjadi pribadi yang lembut namun keras, dan dia adalah tipe laki-laki yang selalu memegang kata-katanya.

Dengan segera Gita membuka matanya lebar-lebar ia tak mau kartu ATM dan Wifi di tarik, bisa apa anak jaman milenial tanpa itu. Gita bergegas menuju kamar mandi untuk sikat gigi dan mencuci muka setelah itu mengenakan kaos lengan se siku dengan trening panjang serta topi. Bukannya jorok karena tak mandi, masak iya mau jogging mandi dulu nanti mandi lagi abis keringetan kan boros.

"Lima...empat....tiga...dua..." hitung Sakti de dekat tangga

"Yuk" kata Gita tepat sebelum angka satu dibunyikan

"Lama banget sih" omel Sakti. Gita maunya melawan tapi takut dosa jadi pasrah aja.

Keduanya kini berada di dalam mobil untuk menuju taman yang letaknya lumayan jauh dari rumah mereka, Tak lupa Gita menggeret serta Pika bersamanya. Beda dengan Gita yang malas kalau di ajak jogging Pika malah tergila-gila kalau di ajak jogging katanya sekalian cuci mata pagi, alias liat cogan-cogan yang lagi bentuk otot.

'sehati kita Pik' author

"Bang Sakti gak ada rencana buat tinggal di asrama mileter?" tanya Gita tanpa melihat ke arah abangnya yang tengah fokus menyetir.

"Kenapa, kamu gak suka kalau abang di rumah?" Sakti bertanya balik kepada Gita

"Tau lo Ta...itung-itung sekalian gantiin mang Udin, sekuriti komplek yang lagi cuti!" Ceplos Pika asal kemudian ketawa. Sakti tiba-tiba saja mengehtikan kendaraannya yang membuat Pika kejedot jok depan. Kali ini Saktilah yang tertawa bahagia melihat orang yang mengejeknya mendapat balasan. Abaikanlah kejadian setelah ini yang pasti Pika sudah marah-marah.

Setelah turun dari mobil Sakti langsung melakukan pemanasan dan mulai berlari memutari taman, beda dengan Gita gadis itu memilih duduk di salah satu kursi dan memakan bubur kacang hijau yang dibawakan oleh mamanya. Jangan tanya di mana Pika, gadis yang satu itu sudah mulai berpose dengan hamparan bunga didepan layar pnselnya.

'enak bettt... mama kalau bikin bubur' batin Gita mencium aroma bubur di wadah tuperwearnya.

Baru saja membuka kotak makan tutup kotak tersebut jatuh dan menggelinding, saat akan mengambil ia tak sengaja menabrak seorang yang berada di depannya. Lebih parahnya Gita menumpahkan bubur kacang ijo hangat itu ke baju orang yang ia tabrak.

Bruk.....yang di tabrak sedikit meringis kesakitan karena bubur hangat.

"Bubur Gue...." Gita melihat dengan mata melotot buburnya yang tumpah ruah. Tanpa mementingkan orang yang di tabrak Gita mengomel-ngomel tak jelas seakan bukan dia yang salah.

"Lo kalau jalan itu jangan meleng dong. Lo gak liat bubur yang dimasak dengan cinta jadi gak kemakan, nyokap gue nih yang masak. Tumpah semua, mana cacing dalam perut minta dinafkahi lagi pokoknya kalau dosa ini dosa lo. Dasar cobil, cowok labil besok-besok gak usah jalan kaki kalau nambark orang. Mana gak minta maaf lagi, diem aja kayak patung" Omel Gita dengan mengambil kota makan yang terjatuh dan meninggalkan cowok itu begitu saja.

Sedangkan cowok yang di tabrak masih berkutat dengan bajunya yang terkena bubur kacang ijo, wajah laki-laki itu tampak datar dengan semua perkataan Gita ada sedikit tarika di sudut bibir cowok itu. Mungkin karena tingkah aneh Gita yang salah tapi dia juga yang ngomel-ngomel.

Dari ke jauhan Sakti melambaikan tangan pada Gita sebagai isyarat agar gadis itu berlari ke arahnya. Setelah langkah mereka sejajar Sakti menanyakan apakah cacing diperut sudah di nafkahi.

"Cacing Udah makan?" tanya Sakti

"Boro-boro makan, Cuma nyium baunya doang bang..bang!" jawab Gita sewot

"Kenapa emang. Dimakan Pika?"Gita menggeleng "Terus?" lanjut Sakti

"Jatoh...di tabrak orang mana gak mau minta maaf lagi yang nabrak, malah diem aja kayang patung" kata Gita sewot dengan memanyunkan bibirnya.

Sakti melihat wajah melas adiknya kini di hinggapi rasa tak tega, melihat sebuah warung bubur ayam Sakti mengajak Gita untuk mengisi perut sekalian menafkahi cacing-cacing di perut keduanya. Gita mencari tempat untuk makan yang nyaman sedangkan Sakti menghampiri penjual bubur untuk memesan. Saat Sakti kembali ia baru ingat kalau Pika tak bersama mereka.

"Lo dek....Pika kemana?" tanya Sakti

"Gwt bang paling lagi bikin snepWA yang ala-ala film india!" seru Gita acuh

Beberap menit kemudian pesanan mereka datang dengan wajah antusias Gita langsung mencampur bubur ayam dan melahabnya hangat-hangat. Tak ada bubur kacang hijau bubur ayampun jadi. Gita tak sadar jika kegiatan makannya tengah diamati oleh seorang cowok dari ke jauhan, melihat gita yang makan dengan lahab membuat cowok itu geleng-geleng kepala pasalnya jaman sekarang cewek akan berlomba-lomba untuk menjaga pola makannya. Lain halnya dengan Gita bagi gadis bersia 17 tahun itu apapun yang ada harus dimakan kalau tidak mereka akan menangis. Untunglah Gita anak yang susah gendut walau makannya banyak.

REGITA

Ulala........

apdet lagi sayyyy......selamat membacaya......

kutunggu coment dan vote itu wajib

30 Maret 2018

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REGITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang