“Master …, bolehkah aku pulang ke neraka hari ini?” tanyaku pada Raja Solomon.
Pria tua itu, hanya mengangguk-anggukan kepala. Tentu saja setuju, aku baru saja pulang dari misi yang dia berikan.
Seorang doorman--penjaga pintu neraka, mengijinkanku keluar-masuk tempat itu. Karena aku bangsawan iblis dengan pangkat duke of hell. Kalau iblis biasa harus bertarung dulu melawannya, karena tidak punya ijin keluar-masuk. Ada cara lain bagi mereka keluar nereka: dengan cara disegel oleh penyihir dan menuruti mereka sampai puas. Disegel itu bisa dua macam: dengan pentagram lalu dirapal mantra atau dengan perjanjian jaminan yang sepakat, misalnya saja, diambil jiwanya suatu saat oleh sang iblis. Hanya master Solomon yang mampu menyegelku, dan aku senang bisa bekerja untuknya.
Aku berjalan menuju kerajaan Bael, sebuah wilayah yang kutempati dari awal diciptakan dari kobaran api. Lantunan musik--teriakan para jiwa manusia yang berdosa mengiringi tiap langkahku. Runguku menangkap suara mereka yang meminta tolong, mereka tampak bingung saat ditanya siapa Tuhan mereka? Dan ingin kembali ke bumi untuk memperbaiki sifat mereka selama masih hidup. Pemandangan neraka tidak lebih dari warna merah--api. Mungkin bagi para manusia itu semua sangat panas--terasa dari ujung kaki hingga ke ubun-ubun kepala. Tapi bagi kami--para iblis, tidak terasa apapun.
Aku tidak bisa lama-lama di neraka, jadi setelah menyerap energi kehidupan secukupnya. Aku kembali ke Yerusalem. Setibanya di sana, kabar duka mengejutkanku. Tak pernah kubayangkan bahwa tadi, terakhir kalinya kami berbincang. Aku tak mengerti harus menunjukkan ekspresi seperti apa; kehilangan tentu kurasakan. Bahkan sampai saat ini aku tak tahu mengapa master meninggal.
Setelah pemakaman beliau, semua masih berkabung. Sosoknya yang sangat luar biasa mungkin tidak akan pernah tergantikan. Aku pulang ke kampung halaman--neraka. Tidak tahu apakah akan kembali lagi ke dunia manusia atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped
FantasyAku tak pernah menyangka akan terjebak di tempat asing yang ramai dengan anak cucu adam. Padahal sebelumnya aku sangat menikmati kehidupan di tempat di mana seharusnya berada.