Aku menutup buku yang dari tadi sudah dibaca. Entah sudah berapa lama aku berada di sini. Pemandangan di depanku masihlah sama: laut, sungai, danau, gunung dan lainnya--mengandung api. Semua tidak berubah semenjak dua ribu delapan ratus enam puluh tujuh tahun silam. Bahkan nyanyian lullaby para jiwa pendosa--layaknya sebuah pertunjukan musik masih terdengar. Selama itu juga, aku tidak pernah ke dunia manusia. Hidupku hanya membaca buku dan perang antar kerajaan. Jujur saja, aku kurang tertarik dengan hal lain. Tidak mungkin, aku lupa hari ini ada rapat! Pasti mereka sudah menunggu cukup lama. Aku harus bergegas ke dalam istana.
“Tuan Dantalion, silahkan masuk. Sang raja dan para petinggi lainnya sudah menunggu anda,” kata Flauros saat netranya menangkapku.
“Terima kasih,” kataku kepada Flauros. Kemudian, iblis berbentuk manusia yang memiliki ekor dan telinga seperti macan tutul, mengarahkan tangan ke pintu sehingga terbuka sendiri.
Aku berjalan memasuki istana. Tampak sepanjang jalan, para prajurit kerajaan menundukkan kepala padaku. Sejujurnya, aku tak peduli, mau mereka melakukan itu atau tidak. Tanpa membalas penghormatan dari mereka, aku terus berjalan menuju aula kerajaan. Aku membuka pintu, tampak di sana mereka telah berkumpul termasuk Sang raja, Bael. Aku membungkukkan badan ketika berhadapan dengannya. Raja yang serakah ini, tersenyum menyambut bawahannya.
Eligos hanya menggelengkan kepala, saat melihat rekannya yang selalu datang terlambat. Iblis berambut coklat itu mengerti, jika aku terlalu asyik membaca buku hingga lupa waktu. Dia menaikan alis--seolah-olah bertanya mengapa aku terlambat. Aku hanya menatapnya tajam. Kenapa bertanya soal itu, padahal dia sudah tahu penyebabku terlambat? Aku bisa lihat dia membuang muka dan tersenyum menahan tawa. Aku tak mengerti apa yang membuatnya begitu senang, mengejekku seperti itu?
“Karena semua sudah hadir, saya ingin memperluas daerah kekuasaan kita. Jadi mulai besok, kalian harus mengorbankan apapun untuk saya,” kata Bael, lalu tersenyum jahat. Sedangkan yang lain tampak serius. “Kau …, Dantalion, cari tahu segalanya tentang kerajaan Asmodeus. Jika belum dapat informasi yang akurat, jangan sekali-sekali kau tampakkan dirimu di hadapan saya.”
“Baiklah, Yang Mulia.” Kemudian, Aku menaruh tangan kanan di dada sambil menundukkan kepala sedikit.
“Jika kita sudah dapat informasi, kita serang mereka dengan strategi yang telah direncanakan sebelumnya. Semangat, keluarkan seluruh kemampuan kalian! Awas saja kita kalah,” ancamnya. Bael memang terkenal jahat, kejam dan licik.
“Siap laksanakan, Yang Mulia,” kata kami dengan serempak.
“Rapat hari ini selasai, kita tunggu informasi dari Dantalion.”
Selalu saja, aku mendapatkan tugas mencari informasi. Sejujurnya, aku ingin tugas yang lebih menantang. Tapi aku tidak bisa membantah, karena apa yang dikatakan sang raja adalah mutlak hukumnya.
****
Keesokan harinya, aku mendatangi kerajaan yang menjadi target kami. Aku membaca pikiran salah satu dari pengawal kerajaan Asmodeus dan memanipulasi ingatannya. Supaya melupakan kejadiaan pertemuan kami, serta menyuruhnya untuk pergi. Kemudian, aku mengubah wujud mirip pengawal tadi. Aku mendehem, lalu mengubah suara mirip dengan orang tadi, mengikuti gerak-geriknya serta sifat. Tenanglah, untuk pekerjaan ini aku sudah profesional, mengintip ingatan target, cukup memberi gambaran seperti apa orang itu.
Aku pernah dengar bahwa kelebihan kerajaan ini adalah kemampuan penyembuhan diri mereka yang lebih cepat dari iblis lain. Itulah aku di sini, memastikan apakah itu benar. Dan rupanya memang benar. Aku memasuki dapur kerajaan meraka tanpa ada yang mencurigai lalu kutaburkan ramuan untuk mengecoh kelebihan mereka.
Lalu keesokan harinya, kembali kekerajaan untuk melaporkan apa yang aku peroleh pada Bael.
“Flauros …, buka pintunya. Aku ingin bertemu dengan Yang Mulia,” kataku pada iblis penjaga pintu kerajaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped
FantasyAku tak pernah menyangka akan terjebak di tempat asing yang ramai dengan anak cucu adam. Padahal sebelumnya aku sangat menikmati kehidupan di tempat di mana seharusnya berada.