Cukup dengar dan rasakan. Jarak memang memisahkan. Walaupun kita bisa melihat dengan cara canggih saat ini sosmed. Tak ada satupun perempuan setelah ibuku yang buat aku begitu sayang padamu. Namamu masih terngiang di telinga ini. Wajahmu masih menyelimuti pikiran ini. Entah ini perasaanku saja atau bagaimana. Kucoba bersikap biasa saja, sampai saat ini kejadian itu masih saja ada dalam hidup ini. Akupun sadar mungkin tuhan telah punya rencana lain. Berulang kali aku berdoa dengan sendu, kupinta jika memang kau bukan yang terbaik biarkan rasa ini sehat seperti semua. Tapi beberapa saat doaku berubah seakan meminta kau kembali. Kau jadi pelabuhan terakhir. Kau yang baik, tetap jadi yang terbaik. Entah tak pernah kumencinta segila ini. Kadang kuteringat saat kita memikirkan masa yang akan datang, kita menikah. Kau sangat amat sayang sekali dengan putri kecil kita. Kita berada di rumah yang sederhana penuh kasih sayang. Kau selalu mengingat kanku tentang bagaimana menjaga semangat demi kita, demi buah hati kita. Andai semua itu terjadi mungkin amat bahagia kita saat ini walaupun tidak dipungkiri pasti ada cobaan yang berat di setiap tantangan yang hebat. Aku tak pernah takut soal itu, karna kupunya perempuan tangguh sepertimu. Kau masih teramat dalam masuk dalam hati ini. Kau amat kusayangi. Kau amat kukasihi. Entah bagaimana cara melupakan ini. Kuserahkan bersama doa yang kupanjatkan.