entah sudah berapa kali aku membuat bunda berkeluh kesah akan kelakuanku dirumah pamanku,
"kamu mau jadi apa?sekolah pindah sana pindah sini. biaya hidup sekarang ngga murah na!" .
batinku bertentangan dengan pendapat bunda
"bun, aku ngga bisa adaptasi sama lingkungan disana, disana terlalu keras. aku ga cocok dikota" akan tetapi bantahan itupun tertahan dipangkal tenggorokanku.
hari demi hari berlalu,dan bunda memutuskan aku untuk melanjutkan sekolah dikampungku . tibalah aku disalah satu sekolahan berbasis agama tingkat tsanawiyah.
hari itu pembagian kelas setelah diusaikannya kenaikan kelas 2009 , aku mulai beradaptasi dengan lingkungan sekitar, hmm mungkin salah satu bakat terpendamku adalah beradaptasi, baru saja aku menyapa beberapa murid yang ada dilapangan mereka langsung mengajakku berkenalan ala jaman bahela .
"eh murid baru ya?namanya siapa?pindahan dari mana?rumahnya dimana?kenapa pindah?" segerombolan pertanyaan yang sudah aku siapkan jawabannya diotak kiriku tersimpan manis dan sudah waktunya keluar.
"iya nih, nana zifahatun nissa,dari jakarta,dideket pasar atas,gapapa pengen suasana baru aja" kujawab sambil memamerkan senyum behelku yang berwarna-warni yang kala jaman itu sangat nge-trend. mereka mulai menampakan ketertarikan untuk mengajakku ikut bersama gengnya. sasa,alin dan nida. ya! merekalah nanti yang menjadi alasan kuatnya aku menerjang badai.
tak terasa sudah hampir seminggu aku bersekolah disana, aku masih malu-malu untuk beradaptasi atau sekedar menanyakan tugas kepada yang lainnya kecuali mereka ber-3.
tenggg.. tenggg.. suara lonceng manual antara pukulan besi dengan besi pun meramaikan gemuruh semangat pada siang hari yang terik itu. waktu istirahat! cepat-cepat aku bereskan catatanku yang sudah tertinggal jauh karena ikut terlena dengan drama korea yang nida ceritakan.
"na mau beli somay ga?" ajak alin padaku yang sudah siap siap mengantongkan uang 5000 disakunya.
"ngga ah males pengen dikelas aja lin kalian duluan aja" jawabku sambil melipatkan tangan dimeja dan menggeletakan kepalaku. setelah mereka pergi aku merasa sepi dan salah tingkah ketika aku menyadari hanya aku cewe yang berada dikelasku. buru-buru aku ambil handphone dan langsung mengecek bbm.
hmm ga ada yang ngechat batinku, kubuka timeline bbmku kulihan teman-temanku yang dijakarta menguplod foto bersama. hampa, ya hampa aku merasa sepi karna ditinggal teman-temanku membeli siomay. tiba tiba ada seseorang yang mengagetkanku dari belakang
"eh pin bb kamu berapa" dengan nada sok kotanya yang dibuat-buat.
"hah?" jawabku melongo tak percaya ada seekor cowo eh seorang cowo yang menanyakan pin bb-ku.
"budek banget sih,pin bbm atau kamu ga punya bbm ya?" ejeknya melecehkan kesosilitaan-ku dalam dunia maya.
"7D8414DF" jawabku enggan.
"pelan-pelan dong, apa tadi?7d84?" protesnya.
"14df" jawabku lagi lagi acuh tak acuh.
"oh iya makasih ya,senyum dong biar nanti chatannya berkah" lagi lagi nada sok kekotaannya membuatku ingin terbahak2.
//entahlah aku tak begitu mengingat jelas apa perasaan ku saat itu,tapi aku merasakan jelas tentang apa yang terjadi setelah itu\\
annyeong! aku tau sih part ini random dan gajelas abis tapi tolong nikmatilah bersama secangkir kopi pahit tanpa gula, biarlah ceritaku yang ini menjadi gulanya di cangkir kopi kalian hehe. ditunggu kelanjutannya! yang ga terbiasa menunggu ga usah dipaksaan, aku ngerti gimana rasanya nunggu tanpa kepastian:)))

YOU ARE READING
candu
Romancememaksa orang lain untuk menetap?jangan kawan, kita mudah tergantikan.