01. Ilusi yang Menipu

25 2 4
                                    

Alasan dari putus hubungan memang beragam, tak hanya satu. Tapi yang aku tahu LDR (long distance relationship atau hubungan jarak jauh) adalah salah satu faktor berakhirnya suatu hubungan. Termasuk hubunganku dengan Faris.

Setengah tahun yang lalu Faris begitu saja meminta putus denganku. Bukan apa apa. Dia hanya terlalu sibuk dengan tugas tugasnya yang mengharuskan dia pergi merantau ke luar kota, luar pulau, bahkan luar negara. Sebenarnya aku tak keberatan dengan dia yang sibuk seperti itu. Meskipun rindu, aku masih bisa menahannya karena nanti dia akan kembali kepadaku. Tapi karena pemilik nama Ghifaris Reyhan ini memang cowok yang baik banget. Jadi dia minta putus karena merasa gak enak ninggal aku terus.

Yah aku harus mau gimana lagi. Itu kemauan dia. Jadi ya aku turuti saja. Buat apa gitu menahan orang yang sudah ingin pergi dari kita? Nyia nyiain waktu banget.

Lupakan tentang Faris. Aku sekarang harus fokus mengemas barang barangku. Besok aku akan pergi ke Surabaya, menerima panggilan kerja.

Aku berasal dari keluarga yang biasa biasa saja. Dan aku juga tak mau membebani orang tuaku untuk membiayai kuliahku disaat mereka masih membiayai adikku yang masih SMA. Jadi aku memilih langsung kerja dan menunda kuliah. Pilihan yang sulit. Tapi tetap ku jalani.

Selama dua pekan aku harus bertahan hidup sendirian diantara orang asing. Ya aku harus menunggu dua pekan sebelum  bisa menempati kamar kosong di share house yang ditempati Anin, Tania dan Izza, teman temanku. Jadi selama dua pekan itu aku tinggal di guest house. Sebuah rumah yang ditinggali bersama dengan konsep sebuah hotel namun lebih murah. Guest house tidak bisa disewa lebih dari sebulan. Berbeda dengan share house yang jangka sewanya bisa bertahun tahun.

Setelah aku mengalahkan kebimbangan dan kelabilan pada dirik karena aku harus satu atap dengan orang yang tak ku kenal bahkan bisa jadi ada cowok juga disana. Aku akhirnya memutuskan tinggal di guest house itu. Berdoa saja semoga dua pekan ini aku mampu bertahan di tempat ini.
Ku angkat koperku saat kaki ku menaiki anak tangga yang ada di depan pintu masuk. Aku masuk begitu saja ke rumah itu. Ada satu cowok berdiri di balik meja informasi. Aku mengenalnya sebagai Kak Heru pemilik guest house ini. Jujur aku tak mengenalnya aku hanya melihat  fotonya saat aku mencari informasi tempat ini di internet. Aku gak percaya kak Heru masih semuda itu sudah bisa mengelola bisnis ini.

Setelah aku mengurus administrasi, Kak Heru mengantarku ke kamar yang akan aku tempati sambil menjelaskan beberapa peraturan yang bisa aku lakukan dan tidak bisa aku lakukan.

Aku mendapat kamar di lantai atas paling dekat dengan tangga. Kak Heru bilang padaku untuk tak cemas karena aku berada di area untuk cewek. Rumah ini memang bebas untuk siapa pun cewek atau cowok. Tapi tetap mereka mempunyai tempat untuk cewek dan tempat untuk cowok tersendiri. Membuat satu kecemasanku teratasi.

"Setelah kamu membongkar kopermu, kamu bisa turun untuk makan siang. Kami sudah menyiapkan makan siang tapi kamu juga boleh menggunakan dapur jika ingin. Take your time"

Aku mengangguk mengerti. Kak Heru meninggalkanku setelah memasukkan koperku yang sedari tadi ia urus.
Ku tutup pintu kamarku. Aku duduk diatas ranjang dan melepaskan jaket yang aku pakai sambil memperhatikan interior kamar yang minimalis dan cantik seperti kamar cewek selayaknya. Beda dengan kamarku di Gresik yang ya begitu lah.

Aku melihat koperku, aku mendekatinya dan mebuka koper itu memperlihatkan isinya yang ku bawa jauh jauh dari Gresik. Aku meletakkan pakaian ku di lemari dan meletakkan buku buku lebih tepatnya novel di atas meja. Notebook juga ku letakkan diatas meja. Aku memang bukan mahasiswa yang sibuk dengan tugas tugasnya. Tapi apa salahnya aku membawa notebook. Aku bisa menonton drama korea kesukaanku atau sekedar menulis random disana.

Tak lupa ku gantung tas berisi toiletries di dinding. Aku lupa bilang rumah ini hanya punya satu kamar mandi dan itu dipakai bergantian. Hanya itu kekurangannya tapi itu juga memperlihatkan bahwa kita benar benar tinggal di rumah sendiri.

StillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang