-Cinta pertama-
Seperti kalian, aku juga mempunyai kisah tentang cinta pertama. Dulu, kalo gak salah. Waktu itu usiaku baru memasuki 15 tahun. Masih imut dong,ya. Sekarang udah 27 tahun juga masih imut apalagi baru 15 tahun. Gak kebayangkan gimana imutnya. Pokoknya imut2 bin celemut. Ah, sudahlah. Kalo ngebahas ke-imutanku gak akan ada habisnya. Karena aku selalu imut. Duile, yang baca pada meradang kesal nih kayaknya. Sabar, ya. Aku emang begitu orangnya. Selalu percaya diri tingkat tower kampung, yang lampunya klip klip warna merah. Okey, sekarang kembali ke pembahasan awal. Tentang cinta pertama.
Sebenarnya, dia bukan cinta pertamaku sih. Tapi aku yang jadi cinta pertamanya. Jihaha, bukan gak mau ngaku. Tapi itulah kenyataannya. Umur unyu gitu aku mana paham tentang cinta. Jadi gak heran dong, sampai usia 27 tahun aku masih jomlo. Lho, kok, curhat masa sekarang, sih. Iya, kembali lagi ke tokoh utama. Dia. Sebut aja namanya Bilal-sengaja, nih, disamarkan. Biar dia gak GR pas baca. Takutnya, kalo dia baca dan merasa gede rasa entar mau balik lagi ke jaman ABG. Oh no, jangan sampai itu terjadi. Bisa-bisa aku jadi pelakor 😂.
Nah, si Bilal ini orangnya gak ganteng. Cuma dia manis banget. Apalagi kalo senyum, ampun, deh. Gigi gingsulnya itu lho. Kalo kata cewek-cewek wajah dia itu gak ngebosenin, makin dipandang makin aduhai, gitu. Belum lagi sikap coolnya. Bilal itu cuek, gak banyak bicara, anak band, rambut jabrik, matanya tajam, penampilan ala bad boy dan dia juga juara kelas. Sweet bangetkan dia. Itu sih kata cewek-cewek lain. Buat aku sih biasa aja. Mungkin karena aku cukup dekat dengan dia kali, ya. Jadi gak ngerasa bahwa dia itu keren. Atau karena waktu itu perasaan aku belum normal. Alias belum ngerti apa itu arti suka kelawan jenis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Aku Cinta Pertamamu
Teen Fictionini cerita merupakan pengalaman Aza sewaktu pertama kali ditembak cowok.