Short story

893 60 13
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : Cerita super pendek.

Baca yess!
Jangan lupa VoMent kalian!!

Mulmed : Song by Ailee (Goodbye Mylove)

Play!! biar berasa dihati 😭😭

🍒

🍒

🍒

Happy reading!!

🍒

🍒

🍒

Sudah belasan tahun. Kira-kira selama itulah Haruno Sakura menyukai laki-laki itu. Uchiha Sasuke. Teman sekolah dari masa kanak-kanak hingga sampai menengah atas. Waktu yang terlalu lama untuk memendam perasaan seorang diri.
Tidak ada yang tahu. Sekalipun sahabat ataupun keluarganya sendiri. Semua berjalan dengan tidak seirama dengan apa yang di impikannya.

Saat masih disekolah dasar, Sakura hanyalah gadis pendiam dan juga pemalu. Ia bahkan terlalu sering menikmati waktunya hanya untuk berdiam diri di lingkungan sekolahnya. Di waktu jam istirahat pun hanya ia habiskan di dalam kelasnya tanpa kemana-mana. Tanpa berinteraksi dengan teman sekelasnya.  Ia bahkan tidak pernah sekalipun mengikuti pelajaran olahraga hampir selama 6 tahun tersebut. Ah, pernah. Tapi mungkin bisa di hitung dengan hitungan jari.

Abaikan tentang mengenai eksistensinya selama itu. Kini yang dipermasalahkan adalah tentang perasaannya pada temannya sendiri.
Sakura dan Sasuke, tidak pernah sekalipun berdekatan, ataupun memiliki sebuah interaksi selayaknya ia dengan yang lainnya. Jika ia dengan yang lainnya bisa say hello atau sekedar pulang bersama dengan bergandengan tangan sampai satu darinya sampai dirumahnya. Tapi tidak dengan Sasuke. Tidak satupun mereka pernah terlihat saling bicara yang mana bisa dikatakan dalam pembicaraan panjang.

Sakura itu terlalu pemalu juga penakut. Bahkan mengajak temannya bicara saja ia merasa takut. Entah apa yang dipikirkannya. 

Bicara tentang rasa sukanya pada Sasuke. Ia baru menyadarinya saat ia masuk kelas 5  Sekolah Dasar. Tapi ia bukanlah seperti anak yang terang-terangan mendekati siapa yang disukainya dengan begitu saja. Yang ia lakukan adalah meperhatikannya. Melihatnya dari jauh. Dan tertawa sendiri saat melihat kejahilan yang Sasuke lakukan pada teman lelakinya. Ya seperti itulah!

Saat itu ada suatu moment sendiri. Moment dimana yang ada hanya Haruno Sakura dan Uchiha Sasuke. Saat itu, dipelajaran kesenian, guru mereka hendak akan menyuruh semua muridnya untuk menyanyikan Lagu Nasional secara satu-satu di depan kelas. Ajaibnya, Sasuke menuju ketempat duduk Sakura yang dimana saat itu Sakura hanya sendirian disana. Dan secara terang-terangan Sasuke meminta pada Sakura untuk mengajarinya bernyanyi lagu yang sudah ditunjuk oleh guru mereka. Senang, tentu saja. Sakura merasa senang juga malu karena harus duduk bersebelahan dengan Sasuke yang notabennya adalah anak lelaki yang disukainya.

Pada akhirnya ia dengan lembut dan sabar mengajari Sasuke hingga sampai Sasuke bisa menghafalnya dengan baik. Lalu saat Sakura maju kedepan, ia sudah berniat menunjukan kebisaannya pada Sasuke yang melihanya dari
tempat duduknya. Dari awal ia bernyanyi sampai menyelesaikan lagunya, mereka berdua, Sasuke dan Sakura bahkan tidak sekali pun mengalihkan tatapan Mereka satu sama lain. Ah rasanya pasti tidak bisa di jelaskan. Itu moment yang paling bersejarah di dalam hidupnya selama ini.

Lulus Sekolah Dasar, menengah pertama sampai menengah atas, ia harus bersedih karena tidak bisa satu sekolahan dengan Sasuke. Salahkan saja kebodohannya dalam pelajaran. Ia sebelumnya tidak pernah mengikuti bimbingan belajar diluar kelas selain di sekolahnya. Mencontek saja ia tak berani. Oh ya, di kelas 6, saat latihan UNAS ia sempat di marahi oleh gurunya karena tidak berani mencontek ketemannya. Soal ujiannya bahkan ia selesaikan lebih cepat dibanding yang lainnya. Saat itulah, Sasuke langsung menyodorkan lembar jawaban ujiannya untuk bisa di contek oleh Sakura yang duduk tepat didepan mejanya.

Sakura tentu saja ingin mencontek, tapi terlalu takut dengan penolakan temannya yang tidak ingin memberikan ia contekkan. Karena kebetulan, tempat duduknya saat itu saling berdekatan hanya dengan anak-anak yang memiliki jiwa kepelitan. Dan mengenai contekan yang diberikan Sasuke, rasanya ia ingin mencontek semua isinya dan menyalinnya ke lembar jawaban miliknya. Atau mengambil lembar jawaban Sasuke dan menaruknya di atas mejanya sendiri hingga ia bisa leluasa menyalin jawabannya. Tapi tentu saja itu hanya keinginan yang hanya ia pikir di kepalanya. Lagi pula, mana bisa coba ia mencontek jawaban dari lelaki yang disukainya itu. Rasa malu pasti sudah jadi nomor satu yang jadi halangannya.

Sekilas memori itu membuat Sakura tertawa sendiri. Itu hanya kenangan lama yang dimana sekarang Sasuke pasti sudah melupakannya. Itu sudah sangat lama. Sekarang usianya sudah 25 tahun. Semenjak lulus Sekolah Menengah Atas, ia sudah melupakan Sasuke. Rasa sukanya bahkan ikut melebur bersama dengan berpisahnya mereka semenjak Sekolah Dasar. Tapi semenjak awal usianya di usia 25 tahun, entah kenapa rasa sukanya semakin dalam. Ah itu sudah menjadi cinta. Bukan lagi rasa suka seperti jaman anak Sekolah Dasar seperti dulu.

Itu berawal dari mimpi, mimpi yang terlalu sering menghantui disetiap tidurnya. Aneh dan penuh banyak pertanyaan. Apa, bagamana dan kenapa bisa? Dalam setengah tahun ia sudah sangat sering bermimpi Sasuke, hingga rasanya yang dulu melebur, berubah menjadi utuh kembali. Sampai dimana ia ternyata mendengar kabar Sasuke akan bertunangan. Kabar itu ia dengar sendiri dari sahabatnya. Astaga, seperti apa perasaan Sakura saat Itu?

Lalu pada akhirnya, ia bercerita tentang semua mimpi-mimpinya maupun tentang perasaannya yang mencintai Sasuke pada sahabatnya yang bernama Ino. Ino hanya mengatakan 'sabar, Sakura. Mungkin Sasuke bukan jodohmu'

Miris, perasaannya yang terlanjur sudah makin berkembang ternyata hanya sampai disana saja.

Ia tidak menangis, tapi tentu saja ia bersedih. Rasanya sakit, bahkan sampai air matanya tidak bisa tumpah keluar.

Sakura masih terus bermimpi tentang Sasuke. Kenapa hanya pria itu yang dia mimpikan? Kenapa tidak Sai atau Naruto yang juga teman di Sekolah Dasarnya? Kenapa hanya Sasuke? Terdengar menyedihkan, harus memimpikan tunangan wanita lain. Bukan begitu!!

Dan tiba waktunya, Ino mendapat undangan pernikahan dari Sasuke, lalu menunjukannya pada Sakura.

Shock.

Apalagi?

Sakit! Menyesakkan! Sakura bahkan hampir lupa bagaimana caranya bernapas saat itu.

Pada saat itu akhirnya tumpah juga air matanya. Ia menangis sesenggukan seraya meremas pakaiannya tepat dibagian dadanya didepan Ino. Sedangkan Ino hanya mengelus punggungnya dimana Ino berusaha menenangkan suasana hati yang Sakura rasakan.

Tak adil.

Sangat tak adil.

Tuhan menuntunnya bertemu dengan Sasuke, didalam mimpi. Dalam kurun waktu yang dikatakan tidak sebentar.

Sakura menyalahkan Tuhan. Tuhan yang sudah tidak adil pada dirinya.

Rasanya sangat menyakitkan, karena hanya bisa mencintai dari jauh.

Tapi Tuhan juga tidak bisa terus disalahkan. Ini hanyalah tentang takdir yang kurang berpihak pada dirinya.

Lalu bagaimana selanjutnya tentang perasaannya. Apa ia harus membunuh cintanya secara perlahan, atau bertahan dan menunggu dudanya Sasuke. Hahh, sangat tidak masuk akal.

The End


-------------------------------

Cerita ini berdasarkan kisah nyata dari Author. Plak!! Apaan sih..?
Curhat..? Ya katakan saja seperti itu. Wkwk



MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang