#1

15 5 4
                                    

Ia tertidur nyenyak dengan posisi meringkuk seperti bayi terlihat menggemaskan, tapi lebih menggemaskan disaat ia terbangun dan berbicara semua hal yang ia lihat dan ketahui.

Aku sangat menyayanginya dari ia masih berbentuk gumpalan darah di dalam rahim ku dan bertumbuh dengan sehat di dalam kandungan sampai dia lahir di dunia ini. Ia satu-satunya harta yang berharga dalam kehidupan ku.

Semenjak kehadirannya dalam kehidupan ku Ia mewarnai hari-hariku yang tak mempunyai warna sepanjang aku bernafas di dunia ini.

Aku bersyukur tuhan menghadirikan malaikat kecil yang tampan, lucu dan menggemaskan. Siapa pun yang melihat tingkah nya akan langsung suka padanya.

Aku terus memperhatikannya yang masih tertidur nyenyak dengan posisi yang sama, meringkuk seperti bayi.

Ku usap pelan rambutnya yang berwarna hitam pekat yang mulai panjang hampir menutupi matanya. Usapan ku sepertinya mengganggu tidurnya karna ia mulai bergerak menggeliat sambil bergumam tak jelas khas orang tidur.

Aku tersenyum saat ia memulai membuka matanya perlahan, memperlihatkan bola matanya yang berwarna hitam. mengingatkan ku dengan seseorang yang telah ikut adil menghasilkan malaikat kecil yang sekarang berada di pelukan ku.

Ia sangat mirip dengan orang itu. Mulai dari mata hitamnya,alis tebalnya, hidung mancungnya,kecerdasannya dan sekitarnya sembilan puluh delapan persen wajah nya mirip dengan orang itu.

Hanya bibir dan sifat nurutnya yang sama dengan ku. Namun dari kemiripannya dengan orang itu,aku merasa bersyukur karna di saat aku merindukan orang itu aku hanya perlu melihat malaikat kecil ku saja. walaupun tak sepenuhnya rasa rindu itu terobati.

Entah kenapa rasa rindu pada orang itu muncul dalam kehidupan ku.

"Bunda.." panggilnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"ada apa Kak?" aku tersebar dari lamuan ku.

"Bunda tenapa?"  (Bunda kenapa?). tanyanya pelan sambil memegang wajah ku dengan tangan kecilnya.

"Bunda nggak pa'pa.. Kok Azka bangun, apa Bunda mengganggu tidur mu hmm?" aku mengelus tangan kecilnya yang masih di wajah ku.

"benel Bunda ndak apa? Ndak kok. Bunda ndak anggu Kakak tidul" (bener bunda tidak apa.? Nggak kok,bunda nggak ganggu kakak tidur).  jawabannya dengan cadel khas anak berumur empat tahun.

Aku tertawa pelan mendengar ucapannya yang cadel.

Azka mengerutkan kedua alis tebalnya.

"Bunda tenapa tetawa?" (Bunda kenapa ketawa?).

"habis kamu lucu. Haha" tawaku pun pacah.

"kakak kan ukan adut Bun.." ucapnya dengan memajukan bibirnya beberapa senti. Tanda mengambek. (Kakak kan bukan badut Bun..)

"uluh uluh.. Anak Bunda ngambek. Siapa bilang yang lucu hanya badut saja.." kata ku sambil mencubit kedua pipi cubby Azka dengan gemas.

Azka tak menjawab ia hanya diam sambil memajukan bibir merahnya. Aku yang melihatnya tersenyum dan langsung memeluknya..

"udah dong.. Jangan ngambek. Maafin Bunda ya, gimana sebagai permintaan maaf Bunda, Bunda mandiin Azka sekarang?"

"benel Bunda!!" (Bener bunda!!)

Aku hanya menganggukkan kepala sebagai respon.

"yehh!!" Azka bersorak gembira.

Aku pun memandikan Azka.

🐇🐇🐇

Selesai memandikan Azka. aku segera memasak sarapan untuk aku dan Azka.
Pagi ini aku hanya membuat nasi goreng dan telur dadar kesuksesan Azka,di saat aku sibuk membuat sarapan dan Azka yang sudah rapih memakai seragam sekolah PAUD duduk manis di kursi makan sambil mengayun-ayunkan kakinya yang menggantung saat ia duduk, karna kaki kecil belum sampai ke dasar lantai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Azka Rindu AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang