Naika PoV 1(1) |Classmate

94 17 16
                                    

Aku mengedarkan pandangan mengamati ruang kelas XII-A yang akan menjadi kelas baruku dari ambang pintu. Semua kursi penuh. Hanya tinggal sepasang bangku paling tengah yang masih kosong. Kulangkahkan kakiku menuju bangku itu lantas mendudukinya.

Ini hari pertamaku masuk sekolah setelah kenaikan kelas. Aku belum melihat daftar nama teman sekelasku dipapan pengumuman. Aku hanya melihat namaku karna terburu-buru tadi.

Kusenderkan punggungku disandaran kursi karna lelah. Kesempatanku untuk me-rilex-kan diri hilang seketika saat melihat Seungcheol memasuki kelas yang sama denganku. Ototku kembali tegang dan jantungku berdetak kencang ketika Seungcheol mengedarkan pandangan, menyapu ruang kelas dengan mata indahnya. Tatapannya berhenti pada bangku kosong disebelahku.

Omo, bagaimana ini? Apa Seungcheol sekelas denganku? Jangan-jangan dia juga akan duduk sebangku denganku?.

Aku menengok kekanan dan kiriku. Tidak ada bangku yang tersisa selain bangku disebelahku. Dan benar saja, beberapa detik kemudian Seungcheol menuju kearahku dan duduk disebelahku sambil memasang ekspresi datar. Aku yang gugup mencoba berdiri dari kursiku. Seungcheol kemudian menatapku dingin dari tempat duduknya. Sudah kuduga, dia pasti tak suka jika ada aku disampingnya.

"Kenapa berdiri?!".

Pertanyaannya sederhana. Tapi kenapa bunyi jantungku seperti genderang perang sekarang.
"A-aku bisa pindah jika kau tak nyaman sebangku denganku".
Aku tak berani menatapnya ketika menjawab pertanyaan Seungcheol.

"Tak masalah. Duduk saja".
Aku sedikit tertegun mendengar ucapan Seungcheol. Maksudnya dia bersedia sebangku denganku? Ah ya Tuhan, aku bahagia sekali.

"Ehem, tapi bukan berarti aku senang sebangku denganmu. Anggap saja ini keberuntunganmu yang menjadi kesialanku".
Seungcheol berkata tanpa menatapku. Aku menghela nafas kasar dan duduk kembali dengan kesal.

Telingaku kemudian mendengar sebuah tawa tertahan dari arah deretan bangku sebelah kiriku. Aku menengok kasar dan mendapati sosok yang paling kubenci duduk dibelakang bangku sebelahku.

Wen Junhui.

Dia sedang mengejekku dengan senyum iblisnya. Sialan, kenapa aku bisa sekelas dengan orang menyebalkan seperti dirinya. Rasanya aku tak melihatnya saat memasuki kelas ini tadi. Kenapa aku baru sadar jika aku juga satu kelas dengannya.

Hari-hari bahagiaku bisa rusak kalau begini caranya. Dia itu menyebalkan. Dia benar-benar masalah bagiku dan aku sangat membencinya. Apalagi aku ingat betul saat dia menjatuhkan harga diriku setelah ditolak Seungcheol kemarin. Dia menertawaiku dari balik tiang dan aku menghampirinya dengan wajah kesalku. Melihat kedatanganku dia berhenti tertawa dan hanya melirikku sekilas saat itu.

" Ya! Apa kau sedang meledekku?".

"Apa? Kau bicara padaku?".
Dia menatapku dengan wajah menyebalkannya.

" apa pernyataan cintaku barusan adalah lelucon bagimu?".
Aku berteriak padanya. Kesal rasanya. Aku bahkan ingin menangis saat itu.

"Tentu saja lucu. Barusan kau ditolak dan lebih lucunya lagi kau itu, wanita".
"Nggak punya malu, lucu 'kan?".

Plakk!!!

Seketika tamparanku mendarat dipipinya. Kemarin aku benar-benar menampar Junhui sambil menangis didepannya. Dia tak pernah tau bahwasanya menyatakan cinta dan ditolak itu lebih baik daripada memendam perasaan yang begitu lama tanpa pernah tau apakah perasaan itu akan terbalas atau tidak nantinya. Aku benar-benar membenci Junhui yang meremehkanku.

Dan hari ini, kenapa aku harus sekelas dengannya?. Lihat dia sekarang, Junhui tersenyum iblis menatapku dengan ekspresi badass-nya.

Selanjutnya, hal apa lagi yang akan dia lakukan untuk menginjak-injak harga diriku?.


Tbc______________


Annyeong^^

Ada yang nunggu FF ini??

Gw akan rutin update kalau FF ini banyak dukungan berupa Vote dan komen.

Kalau yang dukung dikit gw akan update kalo lagi senggang doang 😄😄😄😄

O M G !  |Seventeen Jun-Scoups|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang