Cerita Jari

7 0 0
                                    

CERITA DARI JARI UNTUK DI REVISI

cuba menenangkan hati
dikala segala sesuatunya itu tak seperti dulu
perubahan dan perbedaan memperkuat alasan mengapa ini terjadi
ketimpangan zaman yang di alami seketika berubah menjadi luka dan pilu

menyadari bahwa, berdasarkan catatan sipil yang melekat usiaku hanya seusia jagung yang sudah berkarat
kapan saja dan dimana saja bisa rapuh dan lenyap
begitulah sekiranya, apa yang di rasa
seusia jagung saja merasakan ketimpangan zaman yang begitu drastis berubah

ketika jari ku bercerita, segala hasrat untuk melihat dunia begitu jelas terlihat bermakna
semenjak zaman manusia ada sampai dengan nantinya tiada
semua berkesan dengan segala cerita yang telah direstui sang kuasa
namun, tidak di usia yang seuasia jagung ini, begitu nyata melihat kehancuran yang nyata

jari ku bertanya, mata siapa yang telah melihatnya?
maka, dengan sepontan saja mata kaki menjawabnya, "mata yang muda yang lupa dengan sejarah bangsanya, mereka yang muda sudah terlalu tua untuk layar bewarna, termasuk mata dari pada yang bercerita".

"hahahahahhaha, engkau mata kaki tak tau diri," ungkap dari jari menari
terlihat mata kaki senyum menanggapi ungkapan dari jari yang menari, "engkau tak akan mengerti, aku tak terlepas dari satu unsur yang kau maksud, aku bagian mu dan kamu bagian dari ku".

dengan nada yang sudah tak beraturan mata kaki berkata lagi, "kau mengira, dirimu sudah mengerti mengapa dan kenapa engkau berkata, selayaknya engkau dapat berkata maka buktikan dengan segala cara yang kau bisa".

"hey,, mata kaki, aku bercerita hanya sesuai dengan fakta, tak usah kau mencoba menggerutu dengan asalan yang mu yang tak jelas asal dan mudaratnya," ujar jari menari yang terlihat marah sekali.

angin pun terasa berhenti, semua wujud unsur yang satu ini mulai kebingungan, apa yang telah terjadi hari ini?," mereka bertanya.

langsung saja, si jari menari melontarkan kata-kata manjadi goresan sidik jari yang ada padanya, "kalian diam saja dan lihat saja, bahwa sekarang ini mata kaki sudah mulai tidak dapat mencernai arti".

"sekarang ini, jika kau cermati lagi, semua sudah tidak seperti dahulu lagi, kini si budi sudah enggan untuk mengeja lagi
dan si ibu budi yang tak berhak mengasuh si budi lagi".

"si budi yang dulu selalu ada di masa kecil kita suka mengeja dan setalahnya itu ia juga suka membaca, dulu ibu budi suka mengajari si budi dengan suka rela, dengan berbagai cara, sampai si budi bisa baru ia bisa tertawa, jika sekarang si ibu budi akan menjadi tersangka ketika ia hanya menghardik saja," terang si jari.

ada lagi, kini jika ada ibu budi yang sedang mengabdi malah di telantarkan bagai sapi, mereka yang tidak pernah mengabdi malah dengan gampang memperoleh harga diri karena jasa seorang pribadi yang dekat dengan kerabat diri.

belum lagi, sekarang ini, ada anak dari seorang sejarah negara, menciptakan sebuah boneka untuk mengatur sebuah negara. bahkan ada juga yang anak dari orang yang sama, menciptakan sebuah nada dengan alasan bahwa ia lah yang benar-benar cinta kepada negara.

kembali kepada si budi, si budi hanya terbiasa dengan mendengar tanpa pernah membaca, mencari tau dan mencoba mencari segala kebenaran yang ada, ia hanya terlena dengan sebuah media layar kaca.

entah itu bewarna ataupun apa itu namanya.

juga si yang muda, mereka hanya belajar untuk mencari sebuah kerja, dengan niat ingin membahagiakan diri di usia muda, lantas bagaimana dengana mereka yang hanya bisa memikirkan sebuah barisan dan tak ingin segala ketimpangan terjadi menjadi  mati dan miskin, atau yang mereka yang bekerja untuk negara kemudian mati sia-sia hanya ulah dari seorang pejabat ternama?.

apa yang terfikir sekarang hanya sebuah pesan dari sang kuasa, bahwa kita, bahwa bangsa kita, membutuhkan orang yang memang ingin berkuasa untuk memerdekakan ummatnya, untuk menyatakan diri sebagai pecinta negara bukan malah sebaliknya, hanya saja. jari bercerita untuk sebuah cerita, jika memang ada yang perlu di diskusikan lagi, mari kemari dan cepat menari bersama kami...

mencari sebuah mimpi di atas mimpi. atau yang kau baca ini hanya sebuah tulisan yang dilihat bahkan engkau tak akan sampai kemari.

satu hal, jangan mati karena kau dibutuhkan bangsa ini,,,, berbenahlah, muda harus berbahaya, bukan muda ternama namun hanya mengutakan diri sahaja.

ini jari yang berkata.

sebagi penutup, semua wujud yang satu coba mencari perkara dengan mencari fakta dan kebenaran dari jari berkata, jika ada yang terluka, hanya sidik jari yang dapat memahaminya.

Cerita Jari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang