[ PROLOG ]

109 4 0
                                    


"Hmm,, maaf ka? Boleh saya minta tanda tangan kakak? Mmm.. Untuk tugas MOSPD." Ucapku gugup sekali sambil memberikan secarik kertas yang penuh tanda tangan kakak kelas, karena tinggal kakak kelas yang ini saja yang belum ku mintai tanda tangan. Jujur saya, setiap anak perempuan yang meminta tanda tangan dengannya, sesudahnya selalu mengucapkan "Gila ya tuh kakel mukanya emang ganteng sih, tapi sayang banget dingin sikapnya" atau bahkan "Kaku amat ama cewe tuh kakel, untung lumayan mukanya."

"Nih, nama antum siapa?" Ucap kakak kelas itu sambil mengembalikan kertas yang sudah ditanda tangani dan nada bicaranya itu loh, dingin sekali, memang benar anak-anak yang tadi kakak kelas ini dingin sekali bahkan berada didekatnya pun terasa dingin.

"Nama saya Aneska kak, bukan antum." Jawabku dengan polosnya, toh, memang benar kan namaku bukan antum, dan seenaknya kakak kelas itu memanggilku antum.

"Pffftt, hahahahaha ga bisa nahan ketawa anjir gue." Kakak kelas yang disamping kak aneh itu tertawa yang bahkan aku tidak tahu dia menertawai apa dan siapa.

Dasar kakak kelas aneh bin kaku! Muka ganteng darimana nya!? Heran sama anak perempuan jaman sekarang ga bisa bedain yang namanya muka ganteng sama aneh apa ya, temennya juga sama lagi dasar idiot! Batinku.

Dengan gugup, aku pun menuju ke tempat pengumpulan kertas dengan wajah yang mungkin sudah tidak bagus untuk dipandang, karena aku emosi dengan kakak kelas tadi dan seketika wajahku jadi cemberut tak karuan.

Mengungkapkan atau Diam?Where stories live. Discover now