Siang itu begitu panas dan terik, pasukan pun dibubarkan sementara untuk istirahat dan makan siang. "Baik anak-anak, setelah ini pasukan akan dibubarkan dan kalian bisa beristirahat. Kakak tunggu satu jam lagi untuk baris sempurna kembali." Kata Kakak Pembina tersebut. "Siap, laksanakan!" seru pasukan, "Tanpa penghormatan umum, balik kanan bubar jalan!" Kakak Pembina membubarkan pasukan tersebut. Zia yang sedang merasa tidak fit pada hari itu, bergegas mengambil minum dan bekal makanan yang dia bawa, kemudian duduk di Taman Sekolah yang terdapat pepohonan rindang. "Hey! Nih buat lo lengkap beserta obat maag nya!" Harley berkata sambil menjulurkan tangannya dari belakang Zia dan membawa makanan ringan yang cukup banyak untuk Zia. "Ah gilak lo ya! Gue kaget tau gak!" Teriak Zia karena merasa kaget. "Plak!" Suara pukulan yang cukup keras. "Aduh, sakit juga pukulan lo padahal lagi sakit. Tenaga kuli proyek emang gitu yak!" harley meledeknya, "Kok tau sih gue sakit? Padahal gue gak bilang lo deh, semalam pun chat lo lagi males banget gue bales Ley." Tanya Zia heran, "Udah sih makan dulu bekal lo, masa cuma dibuka doang." Seru Harley dengan suara marah. "Ah pasti lo chat Nyokap gue kan? Terus nyokap gue bilang ke lo deh." Kata Zia sambil menyuap bekal makanan ke mulutnya. "Enggak, gue tidur ko pas lo gak bales chat gue lagi. Lagi juga ya, dari awal gue lihat lo di sekolah lo pucat Zi, latihan tadi juga lo pegangin perut terus. Enggak usah buat orang khawatir bisa gak sih? Kalo sakit ya bilang!" mendengar ocehan Harley yang hampir ia katakan saat Zia merasa tidak fit, Zia pun menyuapi bekalnya ke mulut Harley. "Ah bawel deh lo! Gue tuh enggak apa-apa, lagi juga jan gue udah biasa sakit maag!"

Zia dan Harley memang sudah bersahabat sejak mereka bertemu pertama kali ketika masih di sekolah dasar. Mereka berjanji untuk tetap bersahabat baik dan saling menjaga satu sama lain. Kedua orang tua mereka pun sudah kenal sangat baik layaknya seperti keluarga sendiri. Zia dan Harley juga sampai memutuskan untuk meneruskan pendidikan di sekolah yang sama, hingga di SMA sekarang pun mereka mengikuti Ekstrakulikuler yang sama yaitu Paskibra. "Ley! Gue ngantuk banget deh. Tapi latihan masih lama kelarnya." Harley pun langsung mengeluarkan headset di kantongnya dan mengajak Zia untuk mendengarkan lagu kesukaan mereka bersama. "Nih, kita dengerin lagu favorite aja biar mood lo jadi baik lagi." Mereka pun mendengarkan lagu kesukaan bersama dan bersandar di bawah pohon rindang yang terdapat di Taman Sekolah. Karena lelah dan cuaca yang sangat terik, mereka pun jadi tertidur di bawah pepohonan rindang. "Priitt! Priitt! Waktu istirahat sudah habis, kembali ke barisan masing-masing. Kakak hitung mundur 5... 4... 3..." Seru Kakak Pembina tersebut, anak-anak pun bergegas untuk kembali ke barisan masing-masing dengan tertib. Melihat barisan yang kurang lengkap, Kakak Pembina pun bertanya "Loh! Ini kok kurang dua orang? Kemana danton pasukan dan satu anggota pasukan lagi? Ada yang melihat?" "Siap lapor, tadi saya melihat Zia dan Harley beristirahat di Taman Sekolah, Kak!" Seru Rudy, "Coba kamu ihat mereka dan panggil mereka kesini segera!" Perintah dari Kakak Pembina, "Siap Kak! Laksanakan!" Rudy pun berlari dan mencari Zia dan Harley ke Taman Sekolah. "Ya ampun, kebiasaan banget sih mereka tuh! Kalau telat karena ketiduran ya karena keasikan main game! Wooooyyy, bangguuunnnn!" Teriak Rudy membangunkan, Zia pun sontak kaget mendengarnya dan dia pun terbangun dengan wajah kesal, "Apa sih Rud? Bisa gak sih gak usah buat orang kaget?" tanya Zia dengan nada marah,

"Gimana gue enggak teriak coba, kalian gue bangunin dengan lembut enggak ada yang respon, latihan udah mulai tau!" kata Rudy, Zia pun kaget dan melihat jam di handphonenya "Hah? Serius lo? Oh iya telat 15 menit lagi aduh! Ley! Harleeeyyy banguuunnnn!" Mengetahui bahwa dia telat, Zia pun teriak memabangunkan Harley yang masih tertidur pulas, Harley pun terbangun dan mereka segera berlari menuju lapangan. "Rudy, masuk ke barisan ya!" Seru Kakak Pembina memberi perintah, "Siap, laksanakan!" Rudy pun kembali ke barisan. "Kak, saya dan Zia gimana?" Tanya Harley,"Kalian berdiri di depan tiang bendera ya dan hormat sampai latihan selesai!" Seru Kakak Pembina, "Tapi Kak, kita tadi benar-benar enggak sengaja ketiduran. Pleassseee, izinkan kita masuk barisan, Kak." Kata Harley memohon. "Jangan Kak, hukum saja mereka. Habisnya, mereka pacaran mulu sih sampai ketiduran gitu deh." Ucap Liza meledek Harley dan Zia, "Hahahaha, ciyyyeee pajak jadian kaleee! Ciyyeee, ciyyeee.." Seru teman satu pasukan meledek Zia dan Harley."Priit! Priitt! Sudah-sudah, maaf ya kai ini kakak enggak bisa kasih izin kalian masuk barisan. Sekarang kalian harus jalani hukuman dari Kakak, biar jadi pelajaran agar tidak telat terus ya! Dan ingat, tolong bedakan situasi. Kakak yakin kalian bisa profesional." Kata kakak Pembina tersebut sambil tersenyum, mendengar Kakak Pembina berbicara seperti itu Zia dan Harley merasa kesal dan berkata secara bersamaan "Kita gak pacaran, Kak!" Ucap mereka kompak, "Loh, kakak enggak bilang kalian pacaran. Kakak Cuma tegaskan agar kalian bisa membedakan situasi." Seru Kakak Pembina sambil tersenyum. Harley dan Zia pun berjalan menuju tiang bendera untuk menjalani hukuman, mereka pun jadi merasa canggung karena ledekan anak-anak dan Kakak Pembina tentang hubungan mereka tersebut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 05, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dua Belas Tahun Untuk Dua JamWhere stories live. Discover now