Jam di tangan nya sudah menunjukan pukul 8 lewat, dengan secepat mungkin ia melajukan motor sport nya dijalan agar segera sampai disekolah. Terlambat. kesekian kalinya lagi ia masuk terlambat, ia sangat malas jika harus berurusan dengan guru bk dan membuat surat sp lagi. dengan sigap ia mengeluarkan benda pipih tersebut dari saku, sibuk mengetikan sesuatu lalu mengarahkan nya ke telinga.
"Woi lo dimana, udah ada guru kaga?"
ujarnya ketika panggilan dijawab."Belom ada nih, lo dimana? bolos lagi? buruan sini deh, gue didepan kelas lagi ngeliati anak2 baru siapa tau bisa jadi gebetan hehe." ia mengernyit sebentar mendengar lawan telfonnya berbicara, lalu ia memutuskan sambungan telfon.
ia memutuskan berlari ke belakang sekolah lalu memanjat dinding pembatas dan dengan sigap ia berhasil melewatinya untuk bisa masuk sekolah tanpa hukuman.
kemudian ia melirik seorang perempuan dengan paras manis yang lugu sedang memperhatikannya dengan heran. sempat tertegun sebentar lalu ia memilih untuk pergi secepatnya dan tidak memperdulikan tatapan orang itu.Dia, Davino Putra T
Apapun itu yang terjadi Davino tidak akan pernah peduli, kecuali itu menyangkut dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah
Teen Fictionjadilah rumah untuk ku agar aku bisa pulang tanpa ragu tempat ku kembali bukan hanya untuk singgah. sesuatu yang merindukan dan menawarkan kenyamanan, kadang meneduhkan hati. bisakah kau menjadi rumah untuk ku?