Di perjalanan pulang aku dan kevin sempat mengobrol banyak tentang dirinya dan aku waktu kecil dulu.
^^^
Dulu kevin adalah anak laki-laki yang mau berteman denganku. Karena semua teman-temanku menjauhiku karena mereka tahunya aku hanya anak pungut.Nama asliku salsabila ratuportuna. Kemudian saat aku di adopsi oleh keluarga Purnama, namaku berganti jadi Reina putri purnama. Aku terpaut 7 tahun dengan kak Rei.
Saat aku di ejek sama teman sekolahku, kevin selalu ada untuk menolongku. Dan dia akan melaporkan kejadian itu pada kak Reika atau Ayah.
Tapi ketika pertengahan kami duduk di kelas 4, kevin pergi.
Dia pergi ke suatu tempat yang tidak aku ketahui.
Hingga aku menginjak SMP aku tidah tau dia kemana. Tapi aku sempat di kasih tau oleh Kak Rei kalau Keluarga Kevin harus pindah ke Amerika karena ayah kevin yang di pindah tugaskan.Saat itu kehidupanku berubah. Aku seperti orang yang memiliki kekuatan supranatural. Ketika di sekolah aku mendadak tidak terlihat. Teman-teman ku tidak ada yang mau bicara denganku. Meski mereka seperti itu, aku akan tetap menganggap mereka teman.
^^^
Tanpa sadar, mobil yang aku dan kevin tumpangi sudah berhenti di depan rumah sederhana ber cat kuning pucat.
"Terimakasih tumpangannya. Maaf aku tadi lupa sama kamu vin" ucapku merasa sedikit tidak enak karena pertemuan pertama kami tadi setelah 6 tahun tidak bertemu.
"Sama-sama. Santai saja kali.
Oh iya, aku mau sekolah SMA di sini saja deh. Aku gak mau ikut lagi ke Amrik"
Katanya yang membuat aku terkejut. Dia bilang dia mau sekolah disini."Seriusan?.
Kamu mau masuk SMA mana?" Tanyaku dengan nada yang sangat bahagia."Seriuslah. Tapi kalau soal itu aku gak tau.
Ucapnya . Dia terlihat sedih karena tidak tahu sekolah mana yang akan Ia masuki nanti. Aku sih berharap dia masuk sekolah yang sama denganku. SMA Angkasa. Tapi aku gak berhak ngatur dia."Kamu ada rekomendasi sekolah gitu buat aku?" Belum sempat aku menanggapi ucapannya dia sudah balik bertanya lagi.
"Yang aku tau hanya sekolah yang aku tempati. SMA Angkasa" jawabku.
"Wah bagus dong. Aku bisa satu sekolah lagi sama kamu. Terus kita bisa terus-terusan bareng. Aku mau bilang ahk nanti sama Ayah" katanya antusias. Aku hanya memandangnya sambil tersenyum kearahnya.
"Yasudah sana pulang sudah malam" usirku.
"Baik. Aku pulang yah. Mimpi indah"
Katanya seraya memasuki mobilnya.
Aku hanya memandanginya sampai mobil benar-benar sudah hilang di hadapanku.Aku menasuki rumahku dengan senyum yang masih menghiasi wajahku. Saat kakiku melangkah memasuki ruang tengan. Senyumku merekah semakin lebar saat melihat kebersamaan keluargaku. Ada ayah Ibu dan Kak Rei yang sedang fokus menonton salah satu acara di televisi.
Aku mendekati mereka kemudian duduk di samping Ibu.
"Assalamualaikum" ucapku pelan.
Ibu menengok kearahku sebentar kenudian kembali fokus pada televisi.
Tahu tidak tayangan apa yang sedang mereka tonton?. Upin Ipin.
Iya mereka sedang nonton Upin Ipin . Manusia kembar berkepala botak itu.Aku mendengua kesal kemudian berjalan menuju kamarku.
Aku berbaring di kasurku yang empuk ini untuk menghilangkan penatku. Aku melirik keatah jam beker di atas nakas. Masih pukul 08.30, pikirku. Aku memejamkan mataku, aku mengingat kembali kejadian dimana awal aku bertemu dengan kevin kemudian berpisah dengannya dan akhirnya sekarang bertemu lagi sama Dia.
Tanpa sadar senyum merekah di bibirku melupakan keluh kesahku tentang si Dia yang bahkan tidak tahu bahwa aku ini hidup.
.
.
.
.
.
.
.
.Jam beker di atas nakasku berdering tepat pukul 05.00. Pertanda aku harus cepat-cepat bangun dari tidurku untuk melaksanakan kewajibanku sebagai seorang muslim dan melaksanakan rutinitasku sebagai seorang pelajar.
Setelah selesai solat dan mandi. Sekarang aku sedang mengenakan seragam sekolahku yang di pakai hari Rabu dan Kamis. Kebetulan juga sekarang hari Kamis.
Aku berdiri di depan cermin untuk sekedar memoleskan liftint di bibirku tanpa alat makeup lainnya termasuk bedak.
Setelah semuanya selesai aku turun ke bawah untuk sarapan dengan yang lainnya.
Dari jauh aku melihat kak Rei yang sudah siap berangkat. Kemudian Kak Rei melirik ke arahku.
"Mau berangkat sama kakak atau Ayah?" Tanya kak Rei. Aku bimbang karena biasanya aku akan berangkat dengan kak Rei atau nggak angkot. Tapi dari pada bayar ongkos aku lebih baik ikut dengan Kak Rei saja."Sama kakak aja deh" jawabku
.
.
.
.
.
.
.Motot melaju dengan kecepatan sedang. Aku duduk di belakang dengan tanganku memeluk pinggang kak Rei, bukan apa-apa yah aku hanya takut jatuh.
Motor berhenti tepat di depan gerbang SMA Angkasa. Aku turun dari motor lalu menyerahkan helm yang tadi ku pakai kepada Kak Rei. Dia tersenyum ke arahku lalu tak lama Ia mencium puncuk kepalaku lama. Aku merasakan kasih sayang seorang kakak saat kak Rei seperti ini.
Beberapa detik berlalu dia menjauhkan diri dariku kemudian menaiki motornya."Kakak berangkat yah. Kalau ada yang jahat sama kamu bilang sama kakak yah" kata kak Rei penuh perhatian.
Aku menganggukan kepalaku kemudian aku melambai kearahnya setelah itu aku memasuki area sekolah dan kak Rei malajukan kembali motornya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sekarang ini aku sedang duduk di kursi dekat jendela. Aku duduk sendiri, sedangkan Nadin, Dia duduk dengan teman SMP nya yang kebetulan saty kelas dengan Nya.
Aku memandang keluar jendela, aku melihat beberapa siswa yang sedang bermain basket dan disana aku bisa melihat Dia yang juga ikut bermain bersama temannya.
Saat pandangan mataku dan mataNya bertemu, aku segera mengalihkan pandangan dariNya. Aku merasa jantungkh terpacu dengan cepat. Saat aku kembali melirik kearah lapang, dia sudah tidak ada. Aku menghembuskan nafas lega.
Bel masuk sudah berbunya sekitar 15 menit lalu dan guru yang bertufas mengajar di kelasku hari ini masih belum datang. Aku hanya sibuk membaca novel yang kemarin aku beli dengan Kak Rei sedangkan yang lainnya sedang asik bermain. Ada beberapa yang bergosip, bermakeup, ada juga yang sedang main hp.
Bu Mila masuk kedalam kelas membuat siswa sisiwi di dalam kelasku sibuk berjalan ke arah tempat duduk masing-masing.
"Selamat pagi" sapa bu mila.
"Pagi buuuuu" jawab kami serempak."Hari ini kita kedatangan murid baru. Dia pindahan dari amerika" kata Bu Mila melanjutkan.
Seketika itu aku teringat pada perkataan Kevin semalam. Apa dia benar-benar masuk sekolah yang sama denganku.Si anak baru memasuki kelas. Seketika kelad menjadi berisik saat pria tinggi bertubuh atletis memasuki kelasku. Dugaanku benar tentang kevin.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
pengagum dalam diam
RandomAku tidak akan bisa mendapatkannya karena kenyataan nya aku hanya gadis bodo yang mwngaguminy tanpa bisa mengungkapkan perasaan asliku padanya. Ketakutan yang membuat nyaliku menciut. Ketakutan berkata jujur jika dia menolakku. Ketakutan akan satu h...