His Sugar Baby

3.3K 141 23
                                    


"Aku menyukai tas itu." Hyukjae duduk di sofa bundar berwarna merah toko tersebut, bersebelahan dengan kekasihnya. Ia kemudian mengerucutkan bibirnya kesal sembari mengambil sebuah pouch klasik berwarna hitam yang disodorkan oleh salah satu pegawai toko, "But I like this one, too."

"Hmm. Ambil saja keduanya."

Donghae tersenyum ketika laki – laki feminim di sebelahnya bersandar kepada lengan kekarnya yang bertengger di sandaran sofa. "Can I?" ia mendongak ke arah wajah tampan direktur utama salah satu perusahaan real estate Korea tersebut, kedua maniknya bersinar sedikit lebih terang dibandingkan biasanya dan ia tersenyum kecil.

Pertanyaan tersebut lebih ke arah godaan dibandingkan dengan pencarian kepastian.

"Sure, Babe."

Hyukjae baru akan mengecup bibir tipis kesayangannya sebelum Donghae memutuskan untuk mengambil ponselnya di kantong belakang jeans miliknya, terlihat asik dengan benda tersebut—secara tidak sengaja menghindari kecupan Hyukjae. Dan ketidakacuhan Donghae membuat remaja di sampingnya kembali mengerucutkan bibir merahnya kesal.

Ia memberi isyarat kepada Amber, pegawai toko merk kesayangannya untuk mengambil dua buah benda yang ia inginkan. Dan terbiasa dengan keinginan pelanggan utamanya, Amber hanya tersenyum kemudian membungkus tas Gucci dengan corak terbaru dan pouch yang serupa di ruang belakang.

"Donghae." Hyukjae menggelayut manja di dada bidang kekasihnya, meminta perhatian bak seekor kucing yang rindu akan sentuhan majikannya. "Donghae, aku ingin sepasang sepatu baru—yang mirip dengan milik Leeteuk Hyung."

"Hmm?" perhatian Donghae masih belum tertuju kepadanya saat Hyukjae memainkan telunjuknya di lengan kanan sang kekasih sebelum mengecup leher kekarnya—tidak mempedulikan tatapan para pegawai toko yang memang telah terbiasa dengan kebiasaannya untuk bermanja – manja dimanapun ia bersama Donghae.

Aneh karena Hyukjae tidak terlalu menyukai warna gelap sebagai koleksi pakaian dan sepatunya, sedangkan Leeteuk, salah satu kolega Donghae yang mengetahui hubungan mereka adalah pecinta barang – barang berwarna hitam klasik.

"Hae..."

Kali ini pengusaha tersebut mengunci ponselnya, dan memasukkan benda tersebut ke kantong belakang celananya sebelum memeluk pinggang ramping Hyukjae—menikmati kecupan – kecupan kecil laki – laki yang lebih muda 15 tahun darinya. "Ne, ne... Louis Vuitton, kan? Kita akan kesana setelah ini."

Hyukjae tidak bermaksud serius dengan permintaannya barusan, ia hanya menginginkan perhatian Donghae. Namun harusnya laki – laki itu tahu lebih baik bahwa Donghae akan selalu menuruti permintaannya—entah itu sadar ataupun tidak. Agaknya kepergian Donghae ke New York selama satu minggu penuh kemarin membuat Hyukjae ingin sang kekasih selalu berada di sampingnya, memperhatikannya.

"Aku tidak menginginkannya lagi."

Donghae mengernyit. "Wae?"

"Warnanya terlalu hitam." Sungguh alasan yang aneh sekali.

"Baiklah." Donghae yang masih sedikit bingung dengan perubahan sang kekasih hanya dapat terdiam, menandatangani kertas bill yang disodorkan Amber diatas papan kulit berwarna cokelat sebelum mengambil belanjaan kekasihnya dan keluar dari toko dengan Hyukjae yang masih menggelantung manja di lengannya.

"Don't you miss me?"

Hyukjae menengadah sekali lagi, matanya berbinar ketika Donghae mengangguk ke arahnya.

Laki – laki kekar tersebut sedang mengenakan kaus polo sederhana berwarna biru dongker dengan celana putih yang jatuh dengan begitu sempurna di atas lututnya, dan Donghae melengkapi outfitnya dengan sebuah cap merah yang sempat mereka beli bersama di salah satu pusat perbelanjaan Milan hanya untuk memastikan agar orang – orang di sekitar mereka tidak akan terlalu mengenali identitas pengusaha kaya tersebut.

His Sugar BabyWhere stories live. Discover now