Prologue

256 33 55
                                    

“I try to exhale you in pain. Like smoke in the rain, white smoke in the rain. I say that I can forget you, but up until now i know i can't let you go.”

~ Spring Day

•••••••


Suara sol pantofel yang beradu dengan lantai berdebu terus terdengar saat ia menaiki tangga.

Tak lama, langkahnya terhenti tepat di depan pintu bercat putih kusam dengan palang yang bertuliskan 'Rooftop'.

Tangannya kemudian terulur, memegangi kenop pintu di depannya erat tanpa ada niatan untuk membuka. Pikirannya berkecamuk. Bayang-bayang itu kembali datang memenuhi isi kepalanya layaknya kaset rusak yang terus terputar.

Sejujurnya, ia paham dan sadar bahwa ia bisa mundur sekarang. Melupakan semuanya, bahkan menganggapnya sebagai bunga tidur yang tak pernah nyata.

Namun, ia tak bisa. Ia tak bisa menyangkal bahwa dirinya telah terlibat.

Napasnya menderu. Sudah lebih dari lima menit ia habiskan untuk berdiri mematung di sana. Sejenak, ia meraup napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan pelan.

Gwenchana. Kau pasti bisa.” ujarnya menyemangati diri sendiri. Merasa pergolakan di hatinya mereda, perlahan ia memutar kenop pintu itu.

Ceklek!

Suara khas pintu terbuka terdengar menggema memecah keheningan di seluruh penjuru gedung. Kedua kakinya yang hendak melangkah tiba-tiba tertahan di tempat. Ia mengernyit heran, seingatnya pintu itu selalu terkunci. Lalu kenapa sekarang terbuka?

Pencuri kah? Pikirnya.

Kepalanya sedikit mencuat keluar saat pintu itu terbuka sepenuhnya. Sesekali ia menoleh ke kiri, ke kanan serta belakang ambang pintu—takut-takut ada hantu atau orang lain bersama dirinya.

Merasa tidak ada siapapun, ia lalu mengalihkan pandangannya dan mulai berjalan.

“Aku pulang!”

Dua kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya saat ia melewati pintu itu. Senyumnya mengembang, diikuti rasa takjub melihat tak ada perubahan berarti di sana.

Ya. Menurutnya tata letak meja dan juga perabotan lainnya masih sama. Tak pernah membosankan dan tetap terlihat nyaman, meskipun semua itu tertutup dengan kotor, lapuk dan juga lumut.

Setelah puas memandang sekitar, ia pun segera mendaratkan bokongnya pada satu-satunya sofa yang terletak di pinggiran pembatas atap.

Ada perasaan bahagia terbesit di hatinya mengingat betapa rindunya ia dengan masa lalu. Sore ini suasananya cukup sepi. Untuk ukuran seseorang yang menyukai ketenangan, suasana seperti ini mungkin sangat jarang ia dapatkan. Matanya kemudian terpejam, menikmati hembusan angin musim semi sembari mengenang semua kejadian pahit dan manis yang pernah terjadi di sini.

Di tempat favorit mereka.

Saat ia kembali membuka mata, cairan bening yang sedari tadi ia tahan akhirnya mengalir bebas mengikuti lekuk wajahnya. Menyadari pipinya basah, sesegera mungkin ia usap ujung matanya kasar. Lalu ia sedikit menepuk-nepuk dadanya dan menarik napas.

Pikirannya seketika kembali tertuju pada sosok itu. Sosok yang membangkitkan kenangan mereka. 

“Ini sangat... menyesakkan,” lirihnya.

Jika dipikir, segalanya berlalu dengan cepat. Ia sendiri bahkan tak sadar sejak kapan sesuatu itu mulai muncul. Lantas, ia mendongakkan kepalanya, menantang langit yang tak kalah mendung dengan hatinya.

“Kau bersedih juga?” tanyanya sendu.

“Jika iya...,” Ia menjeda ucapannya. Matanya menerawang jauh seakan nyawanya tidak berada di sana.

“... menangislah bersamaku.”

Seolah langit menjawab permintaannya, setetes air perlahan jatuh. Rintik demi rintik menyapa dan tak terasa rintik itu berubah deras menjadi; hujan.

Detik itu juga, senyuman itu sirna. Tak lama kemudian tangisnya pecah, bersamaan dengan derasnya deru hujan dan petir yang menyambar.

“Kurasa hukuman ini memang pantas untukku.”

“Aku harap semua itu tidak pernah terjadi.”

“Maafkan aku...”

*

*

*

Yuhuuu! Alice kembali lagi setelah sekian lama menghilang (?)

Kali ini Alice kembali dengan cerita FANFIC 💙🔥(huhu ada yang nungguin, gak?)

Dari dulunya dulu, Alice udah gatel banget pengen ngetik cerita ini. Cuma gak pernah kesampean. Dan akhirnya baru sekarang bisa terwujud 😂

Untuk cerita Alice sebelumnya: “Stay with me” masih berlanjut kok. Tapi mian, ada beberapa chapter yang di unpub karena masih dalam proses pengeditan 😫

Semoga aja ceritanya gak aneh ya...
Btw, jangan lupa votmentnya, ditunggu loh~

Start: 26 November 2018.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pain(t) | BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang